This Pandemic is Not a Productivity Contest
“Wajarkah jika saya merasa tidak produktif di masa pandemi ini?“
Di saat semua orang lagi #dirumahaja, saya melihat perbedaan tipe cara orang menghabiskan waktu. Beberapa orang menghabiskan waktu dengan berusaha seproduktif mungkin, beberapa memanfaatkan waktu untuk brainstorming ide-ide baru untuk menghadapi kondisi setelah pandemi ini berakhir. Tapi, ada juga yang memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk basically do nothing. Menariknya, nggak sedikit pula yang merasa bersalah karena merasa sudah buang-buang waktu dengan tidak melakukan apa-apa. Well, is it actually okay untuk tidak selalu menjadi produktif selama pandemi berlangsung?
Sulit Menjadi Produktif Saat Mengalami Krisis
Banyak yang berpikir dengan kita #dirumahaja, akan ada lebih banyak waktu luang yang dimiliki, yang mendorong kita jadi lebih produktif. Sadly, that’s not always the case! Hal pertama yang harus kita sadari adalah kondisi kita saat ini – we’re in the middle of a pandemic. Setiap orang punya respons yang berbeda dalam memproses kondisi yang sulit. So, it’s normal to be anxious. Itu sebabnya, nggak ada ‘cara yang benar’ untuk menghabiskan waktu selama pandemi ini. Yang terpenting adalah you make the best out of your time by doing what you want!
Kalau kamu lagi nggak bisa produktif saat ini, cobalah lakukan apapun yang bisa bikin kamu lebih relax. Main game, nonton TV seri favorit kamu, atau istirahat seharian juga diperbolehkan, kok. Mungkin aja setelah kamu enjoy your leisure time kamu malah jadi semangat untuk lebih produktif lagi. Who knows? Jadi, lepaskan segala perasaan bersalahmu karena you are allowed to not be productive sometimes!
Menjadi Produktif Merupakan Salah Satu Coping Mechanism
Kalau tadi kita membahas tentang menjadi tidak produktif, ada saatnya kamu malah ingin menjadi produktif, and that’s okay too! Balik lagi, semua orang punya cara sendiri untuk bertahan di masa krisis. Kamu bisa coba dekorasi ulang rumah, cobain hobi-hobi baru, berkebun, pokoknya apapun yang membuat kamu tetap sibuk. Disaat beberapa orang nggak bisa produktif di masa krisis, ada juga beberapa orang yang malah ingin produktif sebagai bentuk coping mechanism.
Tapi ingat, jangan sampai produktif berlebihan. Yang terpenting adalah kamu selalu mindful dengan apa yang kamu rasakan saat ini. Menyadari momen di mana kamu sedang sedih, atau merasa overwhelmed dari waktu ke waktu, akan membuatmu berfungsi jauh lebih baik di kemudian hari. Jadi, misal di satu hari kamu merasa super produktif, jangan kaget kalau keesokan harinya kamu tiba-tiba nggak mood ngapa-ngapain. That’s not a problem! Kamu nggak harus 100% aktif setiap saat kok, kamu juga perlu waktu untuk beristirahat.
Nggak Melakukan Apa-Apa Juga Nggak Masalah Kok!
Jangan mengabaikan kalau ada hari-hari di mana kamu nggak ingin melakukan apa-apa. Setiap orang punya kondisi yang berbeda dan nggak semua orang bisa punya waktu kosong untuk nggak melakukan apapun. Tapi, jika kamu punya kesempatan itu, go for it! Self care jadi salah satu hal terpenting yang perlu dilakukan di saat seperti ini. Dirimu perlu memastikan ketika kondisi udah settle down, kamu sudah dalam kondisi yang fit dan siap untuk bekerja lebih produktif lagi. Menikmati hari kosong untuk hari-hari yang lebih produktif di masa depan, there’s nothing to lose!
Productivity and Creativity Are Not Aligned
Percayalah, saya tipe orang yang cenderung untuk memaksakan diri untuk produktif setiap hari, sampai satu hari saya mengalami yang namanya slump. Slump adalah perasaan di mana saya nggak ingin melakukan apa-apa. Walaupun begitu, saya tetap paksakan diri melakukan berbagai aktivitas supaya saya terhindar dari perasaan bersalah. Tebak gimana hasilnya? Yes. Hasilnya malah saya nggak mendapatkan keduanya. Walaupun saya sudah berusaha menjadi produktif, namun hasil pekerjaan saya jauh dari ekspektasi, di lain sisi saya juga tidak bisa beristirahat dengan tenang karena terlalu memaksakan diri.
Sampai satu hari saya belajar bahwa produktivitas dan kreativitas itu sesuatu yang nggak bisa diukur secara bersamaan. Kalau kamu seorang buruh yang bekerja di sebuah pabrik, mungkin produktivitasmu bisa diukur berdasarkan seberapa banyak unit barang yang berhasil kamu kerjakan. Tapi, saya bekerja di sebuah industri kreatif. Ternyata, inspirasi dan kreativitas datang pada saat saya beristirahat cukup dan melakukan hal-hal yang saya senangi. Tidak disangka, kreativitas yang muncul di momen saya lagi ‘beristirahat’ malah jadi ide-ide yang lebih baik daripada waktu-waktu biasanya. So, don’t underestimate the power of rest!
Kunci dari staying healthy and happy selama pandemi ini adalah: BALANCE. Ingat kalau masa karantina bukanlah sebuah productivity contest. Badanmu punya sinyal-sinyal yang perlu kamu dengar. Penting untuk kamu menjaga kesehatan pada saat-saat seperti ini. Stressing out won’t help you. To sum it all up, di masa pandemi dan krisis seperti ini, please do whatever makes you happy!