gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Daftar Buku Favorit RM BTS dan Member Lainnya

Written by collaborator

Salah satu boy band asal Korea yang sangat digemari saat ini, BTS, mempunyai cara tersendiri untuk menyalurkan ide dan pikiran mereka ke dalam lagu-lagu yang mereka buat. Membaca buku adalah salah satunya. Leader BTS, Kim Namjoon, atau yang lebih dikenal sebagai RM, dikenal sebagai sosok leader yang sangat bijak dan cerdas. RM juga sangat hobi membaca buku loh! Dan bukan hanya RM, member BTS lainnya juga suka membaca buku. Hal ini yang kemudian sering BTS jadikan sumber inspirasi untuk lirik dan teori dalam lagu-lagu mereka. Bahkan Army, sebutan untuk penggemar BTS, juga langsung memburu buku-buku yang dibaca oleh member BTS sampai membuat penjualan buku-buku tersebut meningkat di seluruh dunia! So, aku akan membahas satu-satu buku yang dibaca oleh member BTS!

I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

Buku karya Baek Se Hee ini merupakan salah satu buku Bestseller di Korea Selatan, dan juga merupakan kisah yang dialami oleh penulis. Buku ini berisi tentang pernyataan, perasaan, dan juga percakapan antara penulis dengan seorang Psikiater tentang pengalaman penulis yang mengalami distimia. Distimia atau Persistent Depressive Disorder (PSD) adalah salah satu jenis gangguan depresi yang bersifat kronis dan terjadi dalam jangka panjang (persisten). Di buku ini pembaca bisa belajar untuk evaluasi diri dari pengalaman penulis dan bahwa ketidaksempurnaan itu wajar agar kita bisa menerima dan memulai mencintai diri kita sendiri.

“Tidak apa-apa jika tidak bersemangat. Mungkin saja hari ini aku tidak bisa melakukan pekerjaanku dengan baik. Itu semua pengalaman. Tidak apa-apa.”

Oh iya, buku ini juga akan ada kelanjutannya loh! Yuk kita tunggu “I Want to Die but I Want to Eat Tteokbbeoki part 2”.

Kim Ji-Yeong, Lahir tahun 1982

RM adalah salah satu dari beberapa artis di Korea Selatan yang membaca buku ini. Di Korea Selatan, isu tentang feminisme masih sering terjadi dan diperbincangkan. Hal ini membuat buku karya Cho Nam Joo ini, yang juga sudah difilmkan, menjadi kontroversi karena permasalahan feminisme masih dianggap tabu dan masih menjadi topik yang sensitif di Korea Selatan. Mulai dari isu diskriminasi gender, hak perempuan, patriarki, pelecehan seksual, dan kesehatan mental diangkat di dalam buku ini. Salah satunya adalah tekanan untuk para pekerja perempuan di perusahaan, khususnya untuk perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak seperti Kim Ji-Yeong. Sehingga mengakibatkan dia mengalami depresi yang muncul setahun pasca melahirkan dan terkadang kehilangan kesadaran jiwa. Dia bisa tiba-tiba menjadi orang lain yang sudah meninggal atau pun yang masih hidup. Dalam buku ini Kim Ji-Yeong adalah perempuan dengan karakter yang pintar, jujur dan pekerja keras, yang seharusnya bisa diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Kim Ji-Yeong juga dianggap mewakili kisah dari perempuan-perempuan di Korea Selatan yang mengalami nasib serupa. 

The Power of Language

Buku karya Shin Do Hyun dan Yoon Na Ru ini menjadi semakin famous khususnya di kalangan Army karena Kim Taehyung atau lebih dikenal dengan V dari BTS yang membaca dan memegang buku ini ketika sedang ada di Bandara Internasional Gimpo, Korea Selatan. Berkat V, banyak penggemar yang penasaran dan membeli buku ini sehingga menjadikan buku ini bestseller dalam waktu singkat. Dalam kata pengantar edisi Bahasa Indonesia, penulis mengucapkan rasa terima kasihnya kepada V dan penggemar BTS yaitu Army, yang turut ambil bagian sebagai faktor terbitnya buku ini di Indonesia pada April 2020 lalu. The Power of Language mengajarkan delapan tahap untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Terdiri dari Pengembangan Diri, Sudut Pandang, Kecerdasan, Cara Berbicara Baru, Menyimak, Pertanyaan, Gaya berbicara, dan Kebebasan. Penulis juga menyertakan contoh nyata dari orang-oang bijak yang menunjukkan kekuatan berbahasa.

“Seseorang yang tidak mengetahui nilai dari dirinya sendiri tidak akan bisa mengetahui nilai dari orang lain. Itulah sebabnya, kita harus belajar bahasa, mulai dengan belajar memahami dan mencintai diri kita sendiri.”

The Little Prince

The Little Prince adalah buku karya Antoine De Saint-Exupery dan termasuk buku yang bisa dikatakan tidak lekang oleh waktu karena buku ini pertama diterbitkan pada tahun 1943 dan masih digemari sampai saat ini. Berawal dari seorang pilot yang terdampar di sebuah gurun karena pesawatnya jatuh dan harus melakukan pendaratan darurat, kemudian dia bertemu dengan si Pangeran Cilik. Dari situlah pilot menceritakan kembali tentang perjalanan si Pangeran Cilik yang berkeliling ke banyak planet.    Meskipun buku ini ditujukan untuk anak-anak, banyak juga orang dewasa yang menggemari buku ini karena ada pelajaran moral yang bisa diambil dari perjalanan si Pangeran Cilik ke 6 planet yang masing-masing berisi orang dewasa yang irasional dan berpikiran sempit, serta menunjukkan betapa sulit dimengertinya orang dewasa. Buku ini pernah dibaca oleh member BTS. Bahkan Suga dan JungKook sempat membacakan sedikit penggalan cerita dari buku The Little Prince ini dalam siaran live mereka pada 6 Juni 2020 lalu.

Jung’s Map of the Soul: An Introduction by Murray Stein

Dalam buku ini, Murray Stein atau yang lebih dikenal sebagai Dr. Stein, mengangkat teori psikologi dari seorang ahli psikologi terkenal yaitu Carl Gustav Jung tentang archetypes atau pola dasar yang ada di dalam diri manusia yang disebut Self, seperti Persona, Ego, Shadow, Anima-Animus. Buku karya Murray Stein ini adalah salah satu buku yang mempunyai peran besar dalam album BTS, Map of the Soul: Persona dan Map of the Soul: 7. Sama seperti buku lainnya, buku ini juga langsung diburu para penggemar BTS ketika mereka tau RM membaca buku ini sebagai referensi dalam pembuatan lagu-lagu di album tersebut, yang mengakibakan penjualannya meningkat drastis. Dr. Stein bahkan membuat buku baru berjudul “Map of the Soul: Persona, Our Many Faces” pada 2019, yang didedikasikan untuk BTS dan ucapan terima kasih untuk Army dalam menyebarkan Jungian psychology ke generasi muda saat ini.