Menu
Stories

The Power of Women Empowerment

“Perempuan itu gakbisa jadi pemimpin, hatinya lemah, gak bisa tegas”

“Perempuan gak usah kerja, nanti siapa yang ngurus suami dan anak?”

”Jadi perempuan gakusah terlalu ambisius nanti ujung-ujungnya juga ke dapur”

”Pendidikan gak usah tinggi-tinggi nanti susah cari suami”

Saya pernah banget mendapatkan kata-kata ini dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. 

Dari lontaran-lontaran tersebut saya jadi bertanya-tanya peran wanita di dunia itu apa, sih? Apakah hadirnya perempuan hanya dimaknai sebatas pelengkap laki-laki? Kenapa perempuan seakan tidak boleh memilih apa yang ia inginkan lakukan dalam hidupnya? Hal-hal tersebut menggangu saya, membuat saya jadi merasa tidak nyaman, dan tidak percaya diri. Bahkan, sempat membuat saya mengurungkan niat dalam mewujudkan mimpi-mimpi saya. Saya takut kalau-kalau nanti gak ada yang mau sama saya kalau saya bilang saya pengen S2. Saya juga takut untuk punya ambisi kerja di NGO Internasional atau mungkin jadi salah satu leader dalam perusahaan yang mana itu akan mengakibatkan urusan rumah tangga saya berantakan. Saya takut di-judge oleh lingkungan, kelak saya tidak akan bisa jadi ibu atau istri yang baik jikalau saya memilih untuk menjadi wanita karir. 

Sampai pada akhirnya, saya diingatkan oleh komunitas-komunitas perempuan di Indonesia yang fokus terhadap women empowerment. Komunitas-komunitas ini membantu menyadarkan saya bahwa perempuan itu berhak, loh, untuk memiliki kesempatan yang sama seperti halnya laki-laki. Dari komunitas ini saya belajar bahwa wanita berhak untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Saya juga belajar bahwa mengurus rumah tangga atau anak itu bukan hanya persoalan perempuan, laki-laki pun harus memiliki peran. Saya juga belajar bahwa membuat keputusan dalam rumah tangga tidak hanya persoalan laki-laki, melainkan perempuan pun harus diikutsertakan. Saya pun tertegun ketika melihat ternyata banyak sekali figur female leader di Indonesia maupun dunia yang membuktikan bahwasanya perempuan bisa, loh, sukses berkarir sekaligus menjalankan tanggung jawabnya sebagai ibu ataupun istri. Saya belajar bagaimana seorang wanita karir dapat menentukkan prioritas supaya bisa balance kehidupan karir dan urusan rumah tangganya. 

Fenomena “women empowering women, girls support girls” yang dilakukan oleh komunitas serta public figure ini tidak hanya mengedukasi saya makna dari menjadi seorang perempuan, terutama bagaimana menjadi perempuan yang berdaya. Saya pun sadar betapa kuatnya pengaruh perempuan ketika saling menyemangati dan memberikan support satu sama lain. Semacam ada energi positif yang mengalir dalam diri saya untuk bergerak dan melakukan hal yang sama seperti perempuan yang telah berani dan percaya diri mewujudkan impiannya. 

Semangat saya semakin menjadi-jadi ketika saya membaca bukunya Melinda Gates, The Moment of Lift. Di dalam buku ini, Melinda banyak menceritakan ketidaksetaraan yang dihadapi perempuan dari berbagai negara yang ia kunjungi. Melinda menemukan bahwa salah satu faktor kemiskinan di negara tersebut terjadi karena perempuan tidak mendapatkan hak-hak dasar seperti pendidikan, akses kesehatan, akses bekerja, upah yang layak dan tidak dibebaskan dalam menentukan hidupnya. Sehingga Melinda memiliki keyakinan bahwa pemberdayaan perempuan dan anak perempuan adalah kunci untuk mengentaskan kemiskinan. Fakta bahwa perempuan adalah setengah populasi dunia juga semakin menguatkan klaimnya Melinda bahwa kedudukan perempuan memberikan impact yang sangat besar terhadap society. 

Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, juga sempat menyampaikan bahwasanya pemberdayaan perempuan sangat berpengaruh terhadap pembangunan suatu negara. Menurutnya, harus lebih banyak perempuan yang lebih menyadari bahwa kapasitas dirinya itu tidak terbatas dan ia dapat diberikan kesempatan yang lebih banyak dalam mendapatkan pekerjaan, membuat kebijakan public, ataupun membangun bisnis. 

Melihat betapa besarnya peran perempuan dalam mewujudkan dunia yang lebih baik, saya rasa, sudah sepatutnya saya pun ikut memberikan dukungan penuh terhadap women empowerment dengan bersuara dan memberikan aksi nyata. Menurut saya, mewujudkan women empowerment adalah salah satu bentuk kekuatan dimana perempuan bisa menjadi dirinya sendiri dan bertanggung jawab terhadap impiannya. 

Meskipun keyataannya hal ini tidak akan mudah karena tantangan yang akan dihadapi perempuan akan selalu ada, tapi jangan sampai hal itu membuat kita berhenti dan mengakhiri mimpi kita tersebut. Justru, kita harus bangkit dan bersatu dalam berjuang, saling menguatkan satu sama lain!

No Comments

    Leave a Reply