7 Alasan Kenapa Kamu Wajib Nonton “Suka Duka Berduka”
Hai, girls! Sudahkah kamu menonton serial “Suka Duka Berduka”? Serial web garapan sutradara Nia Dinata dan Andri Cung ini tayang perdana di platform Vidio pada tanggal 7 Juli-11 Agustus 2022. Berjumlah 8 episode, serial ini dibintangi oleh sejumlah aktor kondang Tanah Air, di antaranya Jajang C. Noer, Tora Sudiro, Luna Maya, Oka Antara, dan Atiqah Hasiholan.
“Suka Duka Berduka” mengisahkan hiruk-pikuk perebutan warisan selepas kepergian Rauf Affan, seorang pengusaha sukses. Namun, serial ini juga dibumbui oleh konflik-konflik lain seputar perkawinan, hubungan orang tua dengan anak, karir, dan masih banyak lagi. Uniknya, alur cerita “Suka Duka Berduka” dibawakan melalui sudut pandang Naumi (diperankan oleh Jihane Almira Chedid) yang merupakan cucu menantu Rauf Affan, sekaligus istri dari Syaiful Tanubraja alias Ipung (diperankan oleh Krisjiana Baharuddin). Naumi yang usia perkawinannya belum genap satu tahun seolah mengajak penonton untuk bersama-sama menguak kekacauan serta rahasia dalam keluarga Affan yang selama ini disembunyikan.
Meski dibawakan dengan genre drama komedi yang ringan, tetapi serial web “Suka Duka Berduka” juga mengantarkan begitu banyak pesan penting yang relatable dengan kehidupan kita sehari-hari. Apa saja itu? Yuk, simak tulisan di bawah ini!
Perseteruan antara Orang Tua Tiri dan Anak Kandung
“Suka Duka Berduka” dibuka dengan terungkapnya ketidakakuran antara dua anak perempuan Rauf Affan, Mitha dan Ella dengan istri mudanya, Lilis. Dikisahkan bahwa istri pertama Rauf yang merupakan ibu dari Mitha, Ella, dan Rasyid telah meninggal dunia saat mereka bertiga masih sangat belia. Di masa senjanya, Rauf menikah lagi dengan perempuan yang berprofesi sebagai caddy golf, Lilis yang usianya jauh lebih muda daripada ketiga anaknya.
Sejak awal, Mitha dan Ella selalu menaruh curiga pada Lilis. Mereka beranggapan bahwa perempuan itu hanya menikahi Rauf demi uang. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa kedua putri Rauf Affan tersebut terus mendesak agar pembacaan surat wasiat dan pembagian harta warisan dapat segera dilaksanakan. Mitha dan Ella juga berkali-kali “mengusir” Lilis dengan terang-terangan mengatakan bahwa sebentar lagi mereka akan menjual rumah yang dihuni olehnya bersama Rauf Affan tersebut.
Konflik antara orang tua tiri dengan anak kandung memang sering terjadi di dunia nyata. Selain perkara uang, perseteruan ini tidak jarang didasari oleh perbedaan perlakuan atau perhatian dari si orang tua kandung.
“Orang Luar” Ikut Campur Urusan Keluarga
Konflik rebutan warisan peninggalan Rauf Affan tidak hanya terjadi di antara istri muda, anak dan menantu, serta cucunya saja, tetapi juga melibatkan “orang luar” yang tidak memiliki hubungan darah dengannya sama sekali.
Sebut saja Tama, manajer dari Vano, cucu Rauf sekaligus putra semata wayang Mitha yang berprofesi sebagai atlet Tim Nasional Sepak Bola Indonesia. Tama yang ternyata juga menjalin hubungan dengan Mitha rupanya turut mengharapkan warisan dari Rauf Affan, karena ia berencana akan membeli villa bersama Mitha di Bali, serta mengirim Vano untuk latihan sepak bola di Italia.
Selain Tama, ada pula Ketua Parpol Nasional Tengah, Anwar dan donatur parpol, Lina Wijaya. Keduanya dekat dengan Paul Tanubraja, suami Ella yang digadang-gadang sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta oleh Parpol Nasional Tengah. Anwar dan Lina juga sangat menantikan jatah warisan Ella dan Paul yang hendak digunakan untuk kepentingan parpol dan kampanye pencalonan Paul.
“Anak Polah, Bapak Kepradah”
Orang Jawa mengenal sebuah pepatah lama, yaitu “anak polah, bapak kepradah”. Dalam Bahasa Indonesia, pepatah tersebut dapat diartikan sebagai “apa pun tingkah laku seorang anak, orang tua pulalah yang harus menanggung risikonya”. Hal inilah yang terjadi pada Ella dan Paul.
Diceritakan bahwa putra bungsu mereka, Ipung menyebarkan video ketika keduanya bersenda gurau bersama Anwar, Lina, dan Rasyid dalam acara tahlilan Rauf Affan. Mereka yang pada saat itu berada di bawah pengaruh ganja karena tak sengaja memakan brownies ganja buatan Naumi membicarakan rumor Menteri Lukito yang memakai wig untuk menutupi kebotakannya.
Alhasil, video tersebut pun viral di internet, dan sebagai konsekuensinya, Paul diminta untuk keluar dari parpol sekaligus batal mengajukan diri sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Lebih parah lagi, Paul yang sudah telanjur berinvestasi sana-sini untuk keperluan pencalonannya dengan harapan akan balik modal setelah terpilih malah jadi terlilit utang.
Pentingnya Validasi Orang Tua terhadap Anak
Ipung menyebarkan video orang tuanya bukan tanpa alasan. Sebelumnya, ia bertengkar dengan Paul karena tak sengaja menghilangkan uang santunan untuk anak yatim yang diundang dalam acara tahlilan Rauf Affan.
Tak hanya itu, Ipung juga merasa bahwa dirinya tak pernah dibanggakan oleh Paul seperti kakaknya, Indri yang tengah menjalani pendidikan S3 di London, Inggris. Paul menganggap profesi Ipung sebagai fotografer freelance tersebut tidak memiliki prospek yang jelas, terlebih karena penghasilannya memang tak menentu. Paul juga sering membandingkan Ipung dengan Naumi yang dianggap lebih cekatan, bijaksana, serta pandai mencari uang.
Dalam kehidupan nyata pun, tak jarang kita temui orang-orang yang melakukan perbuatan tidak bertanggung jawab, bahkan menjurus ke arah kriminal, hanya demi mendapatkan perhatian dari orang tua mereka. Karenanya, penting bagi orang tua untuk selalu memberi perhatian pada anak, serta mengapresiasi kemampuan dan prestasi mereka.
Perubahan Dimulai dari Diri Sendiri
Karakter Ipung memang sering menjadi sumber masalah dalam serial “Suka Duka Berduka”. Ia digambarkan sebagai laki-laki sekaligus anak yang manja, sembrono, dan tidak serius. Ditambah lagi dirinya merupakan pecandu marijuana, sehingga sering bertingkah di bawah pengaruh psikotropika. Ipung juga nggak ada kapoknya meski sudah berkali-kali menimbulkan masalah dan ditegur oleh orang-orang di sekitarnya.
Sementara itu, istrinya, Naumi hampir selalu menjadi “penyelamat” bagi Ipung. Karakternya digambarkan sebagai sosok yang kalem, rasional, dan peduli pada orang-orang di sekitarnya. Namun ternyata kesabaran Naumi ada batasnya. Setelah Ipung melanggar janjinya untuk tidak lagi mengisap ganja selama tahlilan kakeknya berlangsung, serta mengacaukan cupcake pesanan Tante Yayuk yang telah dibuat oleh Naumi, perempuan itu memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya di Bekasi.
Meskipun merasa kehilangan sang istri, tetapi hal ini justru menjadi awal kesadaran Ipung. Ia mulai rajin bersih-bersih, serius menekuni pekerjaannya, serta berhenti mengonsumsi marijuana. Dalam acara 40 hari meninggalnya Rauf Affan, Ipunglah yang membuat desain buku yasin, serta membuka kegiatan tahlilan dengan pidato.
Hal ini membuktikan bahwa perubahan memang harus dimulai dari diri sendiri. Tidak ada gunanya kita memaksa orang lain untuk berubah apabila mereka tidak memiliki tekad, atau bahkan tidak sadar bahwa ada yang perlu diperbaiki dari dirinya.
Keluarga Tidak Melulu Soal Hubungan Darah
Sepanjang serial “Suka Duka Berduka”, Mitha dan Ella selalu bersikap sinis dan curiga terhadap Lilis, istri muda Rauf Affan. Mereka bahkan tidak terima ketika tahu bahwa rumah dan mobil yang ditinggalkan oleh Rauf sebagai harta warisan harus dibagi pula dengan Lilis.
Di luar dugaan, Lilis yang selama ini dicurigai akan menjadi ibu tiri sekaligus istri muda yang jahat justru berbuat sebaliknya. Lilis selalu sigap setiap kali terjadi masalah yang berkaitan dengan tahlilan Rauf Affan. Bahkan Lilis memberikan jatah warisannya kepada Vano, Indri, serta Ipung-Naumi yang sudah ia anggap seperti cucu sendiri.
Lilis jugalah yang membujuk Naumi yang saat itu sedang di rumah ibunya untuk kembali pada saat peringatan 40 hari meninggalnya Rauf Affan. Ia juga menunjukkan simpatinya ketika Vano mengalami cedera kaki.
“Family is Where You are Loved the Most, but Act the Worst”
Konflik rebutan warisan keluarga Affan mencapai puncaknya pada saat pembacaan surat wasiat oleh Peter, pengacara pribadi Rauf Affan. Mitha yang ingin pindah ke Bali, Ella dan Paul yang terlilit utang, serta Rasyid yang hendak memulai karir sebagai jurnalis travel independen memiliki kepentingan pribadinya masing-masing.
Namun, pembacaan surat wasiat tersebut jugalah yang akhirnya menjadi titik kesadaran mereka bahwa bagaimana pun, keluarga dan persaudaraan jauh lebih berharga daripada uang. Mitha, Ella, dan Rasyid yang selama ini tidak begitu akur akhirnya berdamai dan menjadi lebih terbuka satu sama lain.
“Family is where you are loved the most, but act the worst.” Begitulah Rauf Affan membuka surat wasiat yang ia tulis dan titipkan pada Peter. Keluarga adalah tempat yang akan selalu menerima dan mencintai kita, tak peduli seberapa banyak kesalahan yang kita perbuat atau kekurangan yang kita miliki.
Itu dia 7 alasan mengapa serial “Suka Duka Berduka” relatable banget dan wajib kamu tonton. Kira-kira pesan apa lagi yang bisa kamu dapatkan dari serial ini?