gagal menampilkan data

Article

World Diabetes Day 2022: Bahaya Kecanduan Makanan Manis pada Perempuan

Written by Angela Ranitta

Belakangan ini, makanan atau minuman manis memang lagi ngetren di kalangan masyarakat Indonesia. Semakin banyak franchise food & beverage (F&B) yang menawarkan cita rasa manis yang berjamuran. Apalagi banyak banget pebisnis F&B yang mempopulerkan tren memberikann topping makanan atau minuman sampai tumpah-tumpah.

Nggak bisa dipungkiri, makanan dan minuman manis memang sangat menggiurkan. Namun, hati-hati, girls, ada bahaya yang mengintai di balik manisnya bubble tea favoritmu.

Setiap tahun, tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit diabetes. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2021, terdapat sekitar 537 juta orang dewasa penderita diabetes di seluruh dunia. Artinya, 1 dari 10 orang mengidap penyakit diabetes. Data yang sama menunjukkan Indonesia sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak kelima di dunia, yaitu 19,47 juta alias 10,6% dari keseluruhan populasi. 

Penyakit diabetes memang nggak boleh disepelekan. Sebab, diabetes termasuk salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi, baik di Indonesia maupun dunia. Sepanjang tahun 2021, 6,7 juta orang meninggal dunia akibat diabetes. 

Namun, tahukah kamu bahwa penyakit diabetes lebih berisiko ketika diidap oleh perempuan? Menurut Center for Disease Control and Prevention, perempuan empat kali lebih berisiko mengalami penyakit jantung sebagai komplikasi dari penyakit diabetes. Serangan jantung yang dialami oleh perempuan pengidap diabetes bisa lebih parah dan mematikan dibanding yang terjadi pada laki-laki.

Mengapa Diabetes pada Perempuan Lebih Parah?

Diabetes adalah penyakit berbahaya bagi siapa saja. Namun, ada sejumlah alasan yang menyebabkan penyakit diabetes menjadi lebih sulit dikendalikan pada perempuan. 

Perubahan Hormon

Perempuan mengalami menstruasi, ovulasi, hamil, melahirkan, nifas dan menyusui, serta menopause. Hal ini menyebabkan fluktuasi hormon pada perempuan lebih dinamis daripada laki-laki. Akibatnya, tubuh perempuan menjadi lebih sulit mempertahankan kadar glukosa atau gula darah dengan baik. 

Fluktuasi hormon akibat kehamilan dapat menyebabkan perempuan mengalami diabetes gestasional. Biasanya diabetes ini terjadi saat usia kandungan memasuki trimester kedua atau minggu ke-24 hingga 28. 

Umumnya, diabetes gestasional nggak memunculkan gejala yang berarti, sehingga kerap nggak disadari oleh penderitanya. Namun, diabetes gestasional yang nggak ditangani dapat menimbulkan komplikasi pada ibu serta bayi yang dikandung. 

Konsumsi Pil KB

Pil KB adalah salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh perempuan. Namun, beberapa jenis pil KB diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah, sekaligus menurunkan respons insulin. Akibatnya, perempuan yang mengonsumsi pil KB lebih rentan mengalami diabetes.

Baca juga: Be Healthy, Not Thin!

Gejala Diabetes pada Perempuan

Secara umum, gejala penyakit diabetes pada perempuan maupun laki-laki serupa. Misalnya, sering buang air kecil, mudah kehausan atau kelaparan, penurunan berat badan secara drastis, serta luka yang sulit kering atau sembuh. Namun, ada beberapa gejala diabetes yang hanya terjadi pada perempuan, antara lain:

Infeksi Jamur pada Vagina atau Mulut

Diabetes pada perempuan bisa ditandai dengan infeksi jamur candida pada vagina. Kadar gula darah yang nggak terkontrol bisa bikin jamur candida tumbuh subur di area vagina. Infeksi jamur ini ditandai dengan gatal, nyeri, atau keputihan pada vagina. Selain itu, infeksi jamur candida juga bisa menimbulkan rasa perih atau nggak nyaman ketika berhubungan seksual.

Selain vagina, area lain yang rawan terkena infeksi jamur akibat diabetes adalah mulut. Infeksi jamur candida pada mulut disebut juga sebagai kandidiasis oral. Kemunculannya ditandai dengan bercak putih pada lidah, gusi, langit-langit mulut, hingga bagian belakang mulut (kerongkongan). Kandidiasis oral biasanya juga menyebabkan bau mulut pada penderitanya. 

Infeksi Saluran Kencing

Selain infeksi jamur, diabetes pada perempuan juga bisa ditandai dengan infeksi saluran kencing (ISK). Kadar gula darah yang nggak terkendali membuat tubuhmu kesulitan melawan bakteri jahat. Akibatnya, bakteri penyebab ISK bisa berkembangbiak di saluran kencingmu. Tanda-tanda ISK, antara lain nyeri saat buang air kecil, anyang-anyangan, serta air kencing berwarna keruh dan berbau menyengat. Selain itu, ISK juga dapat menyebabkan keluarnya darah bersamaan dengan air kencing saat buang air kecil. 

Perubahan Siklus Menstruasi

Perubahan siklus menstruasi dapat menjadi gejala dari berbagai macam kondisi, salah satunya diabetes. Misalnya, mengalami periode menstruasi yang lebih lama atau kram perut yang sangat parah. Selain itu, penderita diabetes juga dapat mengalami siklus menstruasi yang nggak teratur atau selalu berubah-ubah setiap bulannya.

Baca juga: Menjaga Kebersihan Menstruasi Saat Pandemi

Disfungsi Seksual 

Diabetes juga dapat menimbulkan disfungsi seksual pada perempuan. Misalnya, vagina menjadi lebih mudah kering. Akibatnya, mereka mengalami nyeri ketika berhubungan seksual karena vagina nggak dapat menghasilkan lubrikan alami dengan semestinya. Penderita juga dapat mengalami penurunan gairah seksual serta kesulitan mengalami orgasme. 

Mencegah Diabetes pada Perempuan

Kamu pasti familiar dengan pepatah lama yang mengatakan,”Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Begitu halnya dengan diabetes. Sebab, diabetes bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan. Sekalinya kamu didiagnosis mengalami diabetes, kamu akan hidup dengan penyakit tersebut selamanya. Upaya penanganan diabetes pun nggak mudah dan seringkali membutuhkan biaya. 

Berikut adalah sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah diabetes pada perempuan:

Memerhatikan Pola Makan

Diabetes disebabkan oleh asupan gula yang nggak dikontrol. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk memerhatikan pola makan agar terhindar dari diabetes. Pastikan kamu mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Perhatikan asupan gula yang kamu konsumsi setiap harinya. Kamu juga bisa menggantikan gula tebu dengan opsi pemanis lainnya yang lebih sehat, seperti stevia atau madu.

Ingat, bahwa asupan gula nggak cuma berasal dari gula yang kamu campurkan ke makanan atau minuman yang kamu buat. Kamu perlu memerhatikan pula kandungan gula yang ada dalam makanan atau minuman yang telah diproses. Misalnya, mie instan, bubble tea, kopi sachet, keripik, dan sebagainya. Ingat, ya, nggak terasa manis di lidah belum tentu nggak mengandung gula!

Banyak Minum Air Putih

Minuman yang rasa-rasa memang lebih menggoda daripada air mineral. Apalagi belakangan ini minuman manis semakin berjamuran dan digandrungi masyarakat. Mulai dari bubble tea, matcha latte, hingga kopi-kopian dengan beragam topping yang rasanya manis. 

Bukan berarti kamu sama sekali nggak boleh minum itu semua, kok. Namun, ada baiknya kamu nggak terlalu sering mengonsumsi minuman manis. Selain itu, imbangilah dengan konsumsi air putih yang cukup, minimal dua liter sehari. 

Berolahraga secara Teratur

Olahraga dapat membantu melancarkan metabolisme dalam tubuh. Nggak cuma efektif mencegah diabetes, olahraga secara teratur dapat membuat kamu terhindar dari berbagai penyakit lainnya. 

Salah satu alasan orang malas berolahraga adalah karena mereka langsung melakukan olahraga yang berat. Misalnya, baru mulai olahraga kamu langsung lari keliling kompleks. Besoknya badanmu nyeri semua dan kamu jadi kapok berolahraga. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk mengukur kemampuan fisikmu ketika berolahraga. Mulailah secara perlahan dan sederhana. Misalnya, jalan santai keliling pekarangan, atau naik-turun tangga di dalam rumah.

Olahraga juga nggak harus mahal, kok. Kamu nggak harus ke gym atau membeli peralatan olahraga. Kamu bisa berolahraga sendiri di rumah dengan barang-barang yang ada di sekitarmu. Pengen angkat beban tapi nggak punya uang untuk beli dumbbells? Kamu bisa pakai karung beras atau tumpukan buku-buku kuliahmu di rumah. 

Baca juga: Menemukan Diri Sendiri dalam Olahraga

Perbanyak Aktivitas Fisik

Selain rutin berolahraga, sebaiknya kamu juga memperbanyak aktivitas fisik. Minim aktivitas fisik meningkatkan risiko terkena obesitas, serta bikin metabolisme tubuh jadi kurang baik. Akibatnya, risiko terkena berbagai penyakit pun semakin tinggi. 

Misalnya, kamu bisa menggunakan transportasi umum untuk bepergian, alih-alih kendaraan pribadi atau transportasi online. Kamu bakal sering-sering bergerak apabila menggunakan transportasi umum. Kamu harus berjalan dari atau menuju halte maupun stasiun. Selama berada di dalam transportasi umum, mungkin kamu harus banyak berdiri karena bangku-bangku yang tersedia sudah penuh. 

Baca juga: Solo Traveling: The Art of Walking At Your Own Pace

Berhenti Merokok

Tahukah kamu bahwa seorang perokok aktif memiliki risiko diabetes 44% lebih tinggi? Risiko tersebut bahkan meningkat menjadi 61% jika kamu merokok lebih dari 20 batang per hari. Maka dari itu, berhentilah merokok untuk menghindari risiko terkena diabetes. 

Kamu nggak perlu langsung berhenti total jika hal tersebut dirasa terlalu sulit. Kamu bisa mulai dari mengurangi konsumsi rokok harian. Misalnya, jika setiap hari kamu merokok sebanyak 5 batang, kurangilah menjadi 4 batang. Jika kamu berhasil melakukannya selama seminggu, kurangi lagi menjadi 3 batang, dan seterusnya. 

Memeriksakan Kesehatan Secara Rutin

Kamu juga bisa mencegah diabetes dengan memeriksakan kesehatanmu secara rutin. Cek kadar gula darah setiap sebelum dan sesudah menstruasi. Apabila kamu sedang mengandung, rajin-rajinlah cek kadar gula darah agar terhindar dari risiko diabetes gestasional. Dengan begitu, kamu selalu tahu kadar gula darahmu, sehingga bisa mengontrolnya dengan lebih baik. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan tips-tips mencegah diabetes yang efektif.

Baca juga: Breast Cancer Awareness Month: Cegah Tingginya Angka Kanker Payudara dengan SADARI

Hidup sehat memang butuh kerja keras, girls. Bahkan terkadang kamu harus mengorbankan banyak hal karenanya. Kamu harus sering makan sayur meski nggak doyan, puasa beli minuman manis favoritmu, dan sebagainya. Namun, semua itu nggak akan sia-sia, kok. Suatu hari nanti, kamu akan bersyukur telah mempertahankan gaya hidup sehat, karena hidupmu menjadi lebih berkualitas. Selamat Hari Diabetes Sedunia, girls! Stay healthy and positive!

Kalau kamu pengen ngobrol lebih banyak seputar kesehatan dan lifestyle, yuk gabung dengan Girls Beyond Circle! Klik di sini untuk bergabung, ya!

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond