Belakangan ini, drama Korea “The Glory” tengah menjadi topik perbincangan hangat. Selain karena alurnya, akting Song Hyekyo sebagai tokoh utamanya menuai pujian. Sebab, bisa dibilang karakter Song Hyekyo di “The Glory” sangat berbeda dengan karakter-karakter yang biasa ia perankan. Selama ini, pencinta drakor mengenal Song Hyekyo sebagai spesialis karakter melankolis dan romantis. Namun, kamu nggak akan menemukan itu di drama “The Glory”.
Bahkan popularitas “The Glory” menjadi awal dari terkuaknya kasus bullying yang pernah dilakukan oleh salah seorang aktor asal Thailand, Pawat Chittsawangdee alias Ohm. Lebih dari satu minggu setelah “The Glory” dirilis, seorang pengguna Twitter mengungkapkan bullying yang pernah dilakukan oleh aktor muda kelahiran 22 Maret 2000 tersebut. Ia mengatakan bahwa Ohm terus-menerus melakukan bullying sejak SD hingga SMA. Ironisnya, korban bullying Ohm adalah seorang penyandang autis.
Baca juga: Hari Penyandang Disabilitas Internasional: Rekomendasi Film yang Angkat Tema Disabilitas

Sinopsis “The Glory”

“The Glory” mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Moon Donggeun. Saat masih SMA, ia menjadi korban bullying sekelompok geng di sekolahnya hingga memutuskan untuk drop out. Meski begitu, Donggeun bertekad akan membalas dendamnya suatu hari nanti. Nggak cuma kepada pelaku, tetapi juga para bystander yang asyik menonton dirinya di-bully alih-alih memberi pertolongan.
Belasan tahun berlalu, Moon Donggeun dan teman-temannya kini beranjak dewasa. Beberapa dari mereka telah menikah dan memiliki anak. Suatu hari, anak dari sang ketua geng bully, Park Yeonjin menduduki bangku sekolah dasar. Donggeun pun melamar ke SD tersebut dan menjadi wali kelas anak Park Yeonjin. Di sinilah rencana balas dendam Donggeun dimulai.
Drama “The Glory” dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama telah dirilis pada tanggal 30 Desember 2022 lalu dan berjumlah 8 episode. Sementara bagian kedua akan dirilis pada bulan Maret yang akan datang. Saat ini, “The Glory” bisa kamu tonton di platform Netflix.
Nah, sambil menunggu bagian kedua “The Glory” dirilis, ada banyak series bertema bullying yang bisa kamu tonton. Selain alurnya nggak kalah menarik, mereka juga mengangkat pesan yang penting mengenai isu bullying yang masih marak terjadi. Yuk, simak rekomendasi drama tentang bullying di bawah ini!
Baca juga: 5 Perempuan dari Drama Korea Ini Nggak Kalah Hebat dari Queen Hwa-ryeong
Kenapa Gue? (2022)

Danu adalah seorang mahasiswa yang sering mengalami bullying di kampus. Tak tahan dengan perlakuan teman-temannya, Danu pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia meregang nyawa di depan dosen dan teman-temannya saat perkuliahan online tengah berlangsung.
Beberapa hari setelah pemakaman Danu, muncul sosok misterius yang meneror dan menyerang orang-orang yang dianggap bertanggung jawab atas kematiannya. Mereka adalah sekelompok teman yang menyebut diri sebagai “The Circle”. Kini, mereka dihadapkan dengan pilihan dilematis, mengakui kesalahan atau membayarnya di tangan sosok misterius yang mengancam nyawa mereka.
Biasanya, series bertema bullying mengangkat latar sekolahan serta lingkup pertemanan remaja. Namun, “Kenapa Gue?” justru menjadikan lingkup perkuliahan sebagai latarnya. Meski bullying di sekolah adalah isu yang serius, tetapi isu bullying di kampus juga butuh perhatian yang tak kalah tinggi. Series “Kenapa Gue?” menampilkan adegan bunuh diri dan kekerasan yang cukup gamblang. Karenanya, diharapkan kamu bisa menonton series ini dengan lebih mindful, ya.
Baca juga: 5 Film Indonesia yang Bahas Kesehatan Mental
F4 Thailand (2021)

Kamu mungkin sudah nggak asing lagi dengan “F4 Thailand”. Drama tersebut merupakan adaptasi dari komik “Hana Yori Dango” versi Negeri Gajah Putih. Sama seperti komik asli dan adaptasi-adaptasi lainnya, “F4 Thailand” mengisahkan lika-liku hubungan si kaya dan si miskin yang penuh drama. Uniknya, “F4 Thailand” juga mengangkat isu bullying di lingkungan sekolah.
SMA Kocher adalah sekolah paling bergengsi di Thailand. Di sanalah anak-anak kelas atas Thailand menuntut ilmu. Namun, SMA Kocher menyimpan rahasia gelap yang tak diketahui oleh publik, yaitu isu bullying yang sudah mengakar di kalangan muridnya. Bullying di SMA Kocher diinisiasi oleh sebuah geng bernama F4 yang diketuai oleh Thyme dan beranggotakan Ren, Kavin, serta MJ.

Sejak kecil, Thyme dibesarkan oleh ibunya yang sangat keras. Ia pun tumbuh menjadi anak yang suka bersikap seenaknya dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau. Di sekolah, ia punya kebiasaan memberi kartu merah terhadap siapa pun yang nggak disukainya. Ketika seseorang telah menerima kartu merah, sudah bisa dipastikan mereka nggak akan selamat. Sebab, ia nggak hanya akan di-bully oleh F4, tetapi juga seantero SMA Kocher. Akibatnya, setiap orang yang pernah menerima kartu merah dari Thyme berujung dropout dari sekolah.
Namun, hal tersebut tak berlaku pada Gorya. Ia merupakan gadis dari keluarga kurang mampu yang mendapat beasiswa untuk bersekolah di SMA Kocher. Gorya nggak sengaja bersinggungan dengan Thyme karena membela temannya yang terlebih dulu menerima kartu merah. Berbeda dengan korban bullying Thyme lainnya, Gorya selalu berani melawannya. Hal ini bikin Thyme kaget sekaligus kesal. Ia pun berusaha mencari tahu apa yang bisa bikin Gorya menyerah dan tunduk padanya. Namun, lama-lama keduanya malah saling menyukai.
Baca juga: “I Can Fix Him”: Sindrom Pahlawan ala “F4 Thailand” yang Bikin Kamu Terjebak Toxic Relationship
Sex Education (2019-sekarang)

“Sex Education” mengangkat tema besar seputar isu kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Series ini mengambil latar Britania Raya, tepatnya sebuah sekolah fiktif bernama SMA Moordale. Tokoh utamanya adalah Otis Milburn, seorang remaja culun yang dibesarkan oleh ibu tunggal yang berprofesi sebagai terapis seksual.
Awalnya, Otis menganggap profesi sang ibu sangatlah memalukan, sehingga ia menutup diri dari pergaulan. Namun, Otis menyadari anggapan bahwa seks adalah hal yang tabu membuat para remaja seperti dirinya kerap melakukan perilaku seksual yang kurang bertanggung jawab. Bersama temannya, Maeve Wiley, ia memutuskan untuk membuka jasa konsultasi kesehatan seksual dan reproduksi rahasia bagi murid-murid SMA Moordale.

“Sex Education” nggak melulu bicara soal seks, tetapi juga mengangkat isu bullying di dalamnya. Contohnya, Eric Effiong yang di-bully karena coming out sebagai homoseksual. Atau Lily Iglehart yang sering jadi bulan-bulanan karena dianggap punya obsesi aneh terhadap alien.
Selain itu, “Sex Education” juga berbicara mengenai isu-isu lain, seperti kekerasan seksual, identitas dan ekspresi gender, kesetaraan gender, perbedaan budaya, kesenjangan sosial, perceraian, dan masih banyak lagi. Saat ini, “Sex Education” telah berlangsung selama 3 musim. Musim keempat diperkirakan akan tayang pada pertengahan tahun 2023 mendatang.
Baca juga: Mengenal Sextortion, Ketika Korupsi dan Kekerasan Seksual Bersatu
13 Reasons Why (2017-2020)

Series ini mengambil latar tempat sebuah kota fiktif bernama Evergreen di California. Seorang murid SMA Liberty, Clay Jensen menemukan satu set kaset di teras rumahnya. Kaset-kaset tersebut direkam oleh Hannah Baker, murid SMA Liberty yang bunuh diri dua minggu sebelumnya. Dalam satu set kaset itu, Hannah mengungkapnya 13 alasan mengapa ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dari sana, Clay mengungkap bahwa kematian Hannah berkaitan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
“13 Reasons Why” berlangsung selama 4 musim hingga tahun 2020. Musim kedua hingga keempat menceritakan tentang berbagai masalah yang terjadi di SMA Liberty setelah kematian Hannah. Mulai dari bullying, kekerasan seksual, penyalahgunaan NAPZA, gangguan kejiwaan, hingga bunuh diri.
Series ini memberikan gambaran yang cukup gamblang mengenai topik-topik diatas, sehingga dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman dan memicu respons trauma. Jadi, hati-hati jika ingin menonton “13 Reasons Why”, ya.
Baca juga: Hindari Self Diagnosis, Segera ke Psikolog atau Psikiater Kalau Kamu Alami 10 Gejala Ini
Anne with an E (2017-2019)

Pada tahun 1986, sepasang kakak beradik bernama Matthew dan Marilla Cuthbert menghabiskan masa tuanya di sebuah peternakan di Green Gables yang berlokasi di kota fiktif Avonlea, Kanada. Keduanya tak pernah menikah dan memutuskan untuk mengadopsi anak laki-laki untuk membantu mereka mengurus peternakan.
Dalam perjalanan menjemput sang anak, Matthew bertemu dengan seorang gadis berusia 13 tahun, Anne Shirley. Di usia yang sangat belia, Anne yang yatim-piatu menjadi pekerja rumah tangga untuk sejumlah keluarga, sebelum akhirnya tinggal di sebuah panti asuhan. Meski begitu, Anne memiliki kepribadian yang periang, imajinatif, dan cerewet. Matthew pun berubah pikiran dan memutuskan untuk membawa pulang Anne.
Dalam series “Anne with an E”, dikisahkan bahwa Anne Shirley tak disukai oleh orang-orang di sekitarnya karena dianggap aneh dan menyebalkan. Akibatnya, ia sering menjadi korban bullying, baik saat masih tinggal di panti asuhan maupun di sekolah. Namun, Anne adalah gadis yang cerdas dan berkemauan kuat. Ia selalu berusaha untuk mematahkan label-label negatif yang dilekatkan pada dirinya. “Anne with an E” nggak cuma mengangkat isu bullying, tetapi juga kesetaraan gender, rasisme, agama, homoseksualitas, serta kebebasan berpendapat.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Luka Inner Child, Penyebab, dan Cara Menyembuhkannya
My ID is Gangnam Beauty (2018)

Setelah mengalami bullying akibat penampilannya, Kang Mirae memutuskan untuk melakukan operasi plastik besar-besaran. Ia pun seolah terlahir kembali dengan paras cantik yang membuatnya selalu menjadi pusat perhatian. Meski begitu, bullying yang dialaminya selama bertahun-tahun membuat Mirae memiliki kepribadian yang pemalu dan rendah diri.
Di tahun pertamanya sebagai mahasiswa, operasi plastik yang telah dijalani Mirae justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia mengalami tekanan sosial karena kini menyandang status sebagai “cewek cantik”. Selain itu, orang-orang yang tahu bahwa ia melakukan operasi plastik mulai mengoloknya dengan julukan “si cantik Gangnam” dan “monster plastik”.

Di kampus, Mirae bertemu kembali dengan teman masa kecilnya, Do Kyungseok. Di saat yang sama, ia berkenalan dengan asisten dosen, Yeon Wooyoung. Baik Kyungseok maupun Wooyoung sama-sama populer di kampus karena paras tampan mereka. Namun, keduanya memiliki kepribadian yang sangat kontras. Wooyoung dikenal ramah dan sopan, sedangkan Kyungseok selalu bersikap jutek ke semua orang.
Drama “My ID is Gangnam Beauty” tak hanya bercerita soal cinta segitiga antara Mirae dengan Kyungseok dan Wooyoung. Ia juga mengkritisi isu bullying serta body-shaming yang masih sering terjadi, terutama di kalangan anak muda Korea Selatan. Drama ini juga mengisahkan bagaimana Mirae berusaha membangun kepercayaan dirinya lagi setelah bertahun-tahun jadi korban bullying. Selain itu, “My ID is Gangnam Beauty” juga menyampaikan pesan mendalam tentang self-love dan body image.
Baca juga: Lagu-lagu tentang Self Love yang Bisa Membangun Kepercayaan Dirimu Lagi
My Dear Loser: Edge of 17 (2017)

Oh adalah cowok culun yang sering di-bully di sekolahnya, terutama oleh Copper dan gengnya. Berbeda dengan Oh, Copper adalah siswa populer yang diidolakan oleh seantero sekolahan. Meskipun melakukan bullying, tetapi ia selalu selamat karena pamannya menjabat sebagai kepala sekolah.
Satu-satunya motivasi Oh untuk bersekolah adalah gadis bernama Peach. Nggak hanya cantik, Peach adalah satu-satunya murid yang memperlakukan Oh dengan baik. Hal ini bikin Oh naksir berat dengan Peach. Sayangnya, Peach sudah punya pacar yang tak lain adalah Copper.
“Edge of 17” adalah segmentasi pertama dari rangkaian series Thailand yang bertajuk “My Dear Loser”. Dua series lainnya, yaitu “Monster Romance” dan “Happy Ever After”. Series “Edge of 17” adalah satu-satunya yang tokoh utamanya adalah remaja, serta mengangkat isu bullying di sekolah. Series ini bukan cuma soal percintaan si culun dan si cantik, tetapi juga bagaimana Oh bangkit melawan bullying dan menemukan bakat terpendamnya.
Baca juga: Rekomendasi Buku yang Bahas Trauma Masa Kecil
Itulah rekomendasi series tentang bullying yang wajib kamu tonton. Melalui series-series di atas, kamu bisa belajar mengenai realita bullying dan bagaimana dampaknya terhadap korban. Baik “The Glory” maupun kelima series yang telah disebutkan, semoga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya mengambil tindakan serius terhadap isu bullying. Stay safe and be kind, girls!
Apakah kamu butuh tempat aman untuk bicara tentang bullying dan mental health? Atau kamu pengen sharing rekomendasi tontonan dan bacaan menarik? Girls Beyond Circle adalah tempat yang tepat untukmu! Girls Beyond Circle merupakan wadah yang safe and fun buat cewek-cewek keren sepertimu yang pengen level up bareng. Yuk, klik di sini untuk bergabung!
No Comments