gagal menampilkan data

Article

Katalina H: Lika-liku Menghidupi Keluarga Sebagai Anak Sulung, Dikejar Utang, dan Menyelesaikan Kuliah

Written by Zefanya Pardede

Bagi banyak orang, ditinggal anggota keluarga adalah cobaan berat, apalagi bila orang tersebut adalah ayah yang selama ini mencari nafkah untuk keluarga.

Ketika Katalina H. ditinggal oleh sosok ayahnya, tanggung jawab untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan keluarga jatuh ke tangannya sebagai anak sulung. Seketika, keuangan keluarganya menjadi parah. Saudara-saudaranya susah sekolah dan adik bungsunya yang masih bayi kekurangan keperluan popok serta susu.

Meskipun gadis ini sudah mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu dan freelance sembari menyelesaikan kuliah, usaha-usahanya masih belum cukup untuk menghidupi seluruh keluarga. Katalina mengambil langkah untuk merintis usahanya sendiri, OYOMA Pudding, sebagai bentuk usaha terakhir.

Katalina menceritakan proses perintisan OYOMA Pudding dan segala tantangannya, mulai dari adik-adiknya yang nyaris tidak sekolah hingga hampir dikejar utang.

Ditinggal Ayah, Keluarga Susah Hidup

Potret Katalina H.

Sekitar empat tahun yang lalu, Katalina menerima kabar duka tentang kepergian ayahnya. Kala itu, Katalina baru saja akan mengambil ujian di kampus.

“Aku ingat sekali waktu itu. Baru banget mau ujian mata kuliah, eh, dapat kabar bapak sudah nggak ada,” ceritanya.

Ayah Katalina merupakan seorang buruh tambang yang bekerja jauh dari rumah. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang berbahaya. Di tengah bekerja, ayah Katalina tertimpa bebatuan dan tidak bisa diselamatkan meski sudah dibawa ke rumah sakit.

Katalina yang sedang berkuliah di luar kota tidak bisa pulang ke kampung halaman untuk menemui keluarganya.

“Aku mau banget bisa langsung pulang ke kampung, tapi nggak ada uang. Aku saja kuliah harus pakai beasiswa,” ucap Katalina.

Kondisi keuangan keluarga Katalina menurun dengan drastis. Sebagai penopang utama keluarga, ayah Katalina adalah satu-satunya orang yang selama ini mencari nafkah untuk keluarga. Adik-adik Katalina masih terlalu muda untuk bekerja dan harus sekolah, sementara ibunya harus menjaga adik Katalina yang masih bayi.

“Keuangan kami parah banget. Orang-orang rumah susah makan, bahkan beli susu buat adikku yang masih bayi susah. Aku sampai stres memikirkan mereka di sela-sela kuliah,” katanya.

Sebagai anak pertama, Katalina merasa bertanggung jawab atas anggota-anggota keluarganya. Katalina mulai mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu di waktu yang sama.

“Aku jadi barista, sekaligus kasir toko. Aku juga mengambil project-project freelance.”

Namun, penghasilan tersebut masih tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya.

Merintis OYOMA Pudding Sambil Dikejar Utang

Salah satu prototype OYOMA Pudding.

Katalina berniat untuk mengambil lebih banyak pekerjaan demi keluarganya, tetapi sadar bahwa ia harus mogok kuliah kalau ia terus-menerus bekerja.

“Aku paham bahwa keuangan keluargaku sangat penting, tapi aku juga paham bahwa diploma kelulusan juga satu-satunya hal yang bisa support keluargaku karena aku bisa dapat kerja yang bagus nanti dengan itu,” kata Katalina.

Akhirnya, Katalina memberanikan diri untuk memulai usaha kecil-kecilan. Ia memiliki ide untuk merintis usaha makanan sendiri. Resep puding yang dibuat ibunya sejak kecil digunakan untuk ini.

Satu yang hal yang menjadi masalah adalah mencari modal. Sebagai mahasiswi, Katalina tidak memiliki uang yang cukup untuk dijadikan modal. Semua tabungannya adalah untuk keperluan keluarga di rumah.

Katalina terpaksa mengambil langkah yang penuh risiko.

“Karena nggak punya uang, aku nekad ambil pinjaman. Aku dibantu oleh temanku yang kenal orang, dan waktu itu aku sudah dikasih tahu ini akan berbahaya kalau ujung-ujungnya nggak sanggup bayar,” katanya. “Aku desperate, jadi aku setuju aja.”

Usaha tersebut diberi nama OYOMA Pudding. Di masa-masa awal, Katalina selalu gagal mendapat keuntungan dan susah balik modal. Ia sudah berkali-kali keliling menawarkan produknya, menumpang jualan dengan danus kampus, hingga berjualan di pinggir jalan. Semua usahanya tidak membuahkan hasil. Ini membuatnya lelah dan ketakutan karena harus membayar utang.

Gimana mau bayar utang kalau nggak ada keuntungan, ya. Aku takut banget kalau nanti dikejar-kejar,” bicara Katalina.

Katalina bercerita bahwa ia sering tidak bisa tidur memikirkan utang tersebut. Ditambah dengan pikiran-pikiran mengenai adik-adiknya yang hampir putus sekolah dan tugas-tugas kuliah, Katalina sempat beberapa kali pingsan dan keringat dingin.

“Aku jadi sering drop dan sering kena serangan panik. Hidup day-to-day susah banget.”

Ini berlangsung selama beberapa bulan hingga pada suatu hari, ia menemukan celah kesempatan untuk sukses.

Kesempatan untuk Bekerja Sama dengan Kafe

OYOMA Pudding.

Sambil merintis OYOMA Pudding, Katalina tidak berhenti dari pekerjaan lainnya. Ia masih menjadi barista, kasir, dan freelancer. Suatu saat, manajer kafe tempat ia bekerja mengatakan bahwa mereka membutuhkan menu dessert baru untuk dijual ke pelanggan.

Tanpa berpikir panjang, Katalina menawarkan OYOMA Pudding untuk dijadikan salah satu menu kafe.

“Aku langsung kasih tester ke bos aku. Syukurlah beliau suka dan langsung menerima OYOMA Pudding di tempat,” kata Katalina.

Dalam kerja sama ini, Katalina menerima 30% keuntungan yang diterima pihak kafe, sesuai perjanjian. Segala modal untuk pembelian bahan akan ditanggung kafe dan tenaga kerjanya pun juga disediakan oleh kafe.

Katalina hanya tinggal memberikan resep pudingnya ke pemilik kafe.

“Aku masih bisa jualan secara independen karena hak milik pudingnya ada di aku, tapi aku juga kasih resepnya ke kafe untuk digunakan,” katanya.

Perlahan-lahan, pudingnya semakin sukses. Setiap bulan, pendapatannya meningkat dan ia mampu mengirim lebih banyak uang untuk keluarganya.

“Yang tadinya susah banget mau dapat uang Rp100.000, sekarang bisa kekumpul juta-jutaan. Pernah bahkan dua digit penghasilannya dalam sebulan,” cerita Katalina. “Terharu, akhirnya bisa kasih ke keluarga hal-hal yang sebelumnya nggak bisa aku kasih.”

Dengan kesuksesan ini, ia mampu membayar biaya sekolah adik-adik Katalina, termasuk salah satu adiknya yang baru saja memasuki tahun pertama kuliah.

“Dulu aku pusing banget, takut dede aku nggak bisa kuliah karena dia sudah di tahun akhir SMA. Ternyata aku masih diberi kesempatan untuk membantu,” tuturnya.

Ingin Mendirikan Kafe Sendiri

Katalina H. di kampung halamannya.

Katalina menyimpan banyak mimpi besar bagi usahanya. Ia mengaku bahwa mendirikan kafe miliknya sendiri merupakan sebuah impian yang selama ini ia visualisasikan.

“Suatu hari, aku ada rencana untuk membuka kafe sendiri. Pengen bisa sampai bercabang-cabang, seperti gerai-gerai coffee shop yang banyak franchise-nya,” ungkap Katalina. “Aku mau bikin OYOMA Pudding lebih dari sekadar menu yang numpang di kafe orang lain.”

Katalina mengaku bahwa dirinya sudah menyiapkan berbagai rencana awal.

“Aku sudah bikin rencana lokasi, ukuran tempat, menu-menu yang bakal ada, sampai seragam,” katanya sambil tertawa.

Ia mengatakan bahwa semua rencana sudah disiapkan, hanya menunggu modal yang cukup dan waktu yang tepat untuk melakukanya.

“Tinggal menunggu waktu dan kesempatan, sih. Sekarang aku sedang berusaha untuk menghasilkan yang lebih baik setiap hari.”

Katalina H. bukan satu-satunya perempuan yang sedang berjuang. Baca juga cerita perempuan hebat lainnya yang penuh inspirasi!

Mau ngobrol dengan cewek-cewek keren? Bergabung ke Girls Beyond Circle sekarang!

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond