5 Buku yang Pernah Direkomendasikan oleh Jisoo “BLACKPINK”
Hai, Blinks! Sudah nonton MV “Shut Down” belum, nih? Setelah melalui penantian panjang, akhirnya BLACKPINK comeback juga dengan album kedua, “BORN PINK” dan title track, “Shut Down”. Sebelumnya, grup besutan YG Entertainment ini telah merilis lagu dan MV “Pink Venom” pada tanggal 19 Agustus 2022 lalu sebagai pre-release single.
Sebagai seorang Blink sejati, kamu pasti tahu, dong kalau salah satu personel BLACKPINK, Ji-soo adalah pencinta buku. Ia beberapa kali tertangkap kamera tengah menenteng buku bacaannya di depan publik, serta merekomendasikan buku untuk dibaca para penggemar.
Nah, berikut adalah beberapa buku yang pernah dibaca dan direkomendasikan oleh Jisoo. Yuk, simak!
“Pride and Prejudice” (1813), Jane Austen
Kamu mungkin sudah tahu atau bahkan sudah pernah membaca buku yang satu ini. Salah satu literatur klasik karya penulis Inggris, Jane Austen ini telah berulang kali diadaptasi dalam bentuk film, serial televisi, hingga menjadi inspirasi dari lahirnya karya-karya sastra lainnya.
Berlatar waktu dan tempat pada abad ke-18 di Inggris, “Pride and Prejudice” mengisahkan tentang lima bersaudari keluarga Bennett yang semuanya masih berstatus lajang. Hal ini membuat Nyonya Bennett khawatir karena apabila suaminya meninggal, maka anak-anak mereka tak akan mendapat warisan karena belum menikah. Karenanya, Nyonya Bennett pun berambisi untuk menikahkan kelima putrinya dengan pria kaya dan terpandang.
Novel “Pride and Prejudice” memiliki alur yang berputar pada isu perkawinan, harta, dan kelas sosial. Novel ini juga memberikan gambaran mengenai situasi masyarakat Inggris pada masa itu, di mana kesenjangan gender masih sangat kental.
Baca juga: 6 Rekomendasi Buku Bertema Women Empowerment yang Wajib Kamu Baca
“Miracles of the Namiya General Store” (2012), Keigo Higashino
Novel ini merupakan karya dari salah satu penulis genre misteri ternama asal Jepang, Keigo Higashino. Pada tahun 2012, tiga orang remaja bersembunyi di bangunan tak terpakai setelah melakukan pencurian. Esok pagi, mereka menemukan sepucuk surat yang ditulis pada tahun 1980.
Usut punya usut, mereka bersembunyi di bekas toko kelontong “Namiya” yang pada masa itu terkenal menjadi tempat warga sekitar untuk berkeluh kesah dengan cara menulis surat. Nantinya, mereka akan mendapat balasan dari sang pemilik toko. Ketiga remaja tersebut pun memutuskan untuk membalas surat yang mereka temukan, dan mengungkap masa lalu toko kelontong “Namiya” yang akan mengubah hidup mereka selamanya.
Novel “Miracles of the Namiya General Store” menuai popularitas hingga ke negara tetangga, seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Novel ini juga telah diadaptasi ke sejumlah sandiwara panggung, serta film Jepang berjudul sama yang dirilis pada tahun 2017.
“The White Book” (2016), Han Kang
Novel ini memiliki genre psikologi yang mengangkat tema seputar kedukaan. Dalam novel ini, Han Kang mencoba memahami rasa kehilangan serta kenangan masa lalu dari berbagai macam objek berwarna putih.
Cerita dalam “The White Book” dinarasikan melalui sudut pandang seorang tokoh tanpa nama. Ia merupakan seorang penulis asal Korea Selatan yang tinggal di Kota Warsaw, Polandia yang bersalju. Tokoh anonim tersebut merenungkan kematian kakak perempuannya yang tak pernah ia jumpai karena meninggal beberapa jam setelah dilahirkan.
Alih-alih dibawakan dengan alur yang jelas dan runtut, “The White Book” merupakan sebuah refleksi atas kehidupan dan kematian, serta duka cita terhadap seorang anggota keluarga yang tidak pernah kita temui sama sekali.
“Who Moved My Cheese?” (1998), Spencer Johnson
Kalau kamu sedang ingin membaca buku self-help, buku karya Spencer Johnson yang satu ini bisa jadi pilihan. Buku ini menceritakan sepasang tikus, Sniff dan Scurry, serta sepasang kurcaci, Hem dan Haw yang mencari keju dalam sebuah labirin. Keju di sini merepresentasikan kesuksesan dan kebahagiaan, sedangkan keempat karakter yang ada menggambarkan jenis-jenis reaksi manusia terhadap perubahan besar dalam hidup mereka.
Melalui buku “Who Moved My Cheese?”, kamu dapat belajar bagaimana caranya menerima serta beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupmu. Kamu juga bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan serupa dari buku ini.
“In Search of Lost Time” (1913), Marcel Proust
Berbeda dari buku-buku sebelumnya, novel karya penulis asal Prancis, Marcel Proust ini terdiri dari 7 jilid yang terbit pada tahun 1913-1927. Sebelumnya, versi terjemahan Bahasa Inggris dari buku ini diberi judul “Remembrance of Things Past”.
“In Search of Lost Time” mengisahkan kenangan sang penulis dalam melewati masa kanak-kanak hingga kedewasaan. Novel ini mengambil latar tempat dan waktu di lingkungan kelas atas Prancis pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dalam ketujuh jilidnya, “In Search of Lost Time” merupakan sebuah refleksi akan waktu yang hilang dan terbuang, serta hidup yang kurang bermakna di dunia.
Novel “In Search of Lost Time” didapuk sebagai salah satu pionir literatur modern pada abad ke-20. Bahkan tidak sedikit penulis yang berusaha meniru atau memparodikan jalan ceritanya. Hingga kini, “In Search of Lost Time” telah diadaptasi dalam berbagai bentuk film, teater, serial televisi hingga radio play.
Baca juga: Daftar Buku Favorit RM BTS dan Member Lainnya
Itu tadi lima buku yang pernah direkomendasikan oleh Jisoo “BLACKPINK”. Pengen sharing rekomendasi buku bacaan dan ketemu dengan sesama pencinta buku? Yuk, gabung dengan Girls Beyond Circle! Klik di sini, ya!
Comments
(0 comments)