Mengenal Anxious Attachment Style yang Bikin Kamu Haus Validasi Pasangan
Perilaku kita saat menjalin hubungan dengan orang lain dipengaruhi oleh gaya keterikatan. Gaya keterikatan (attachment style) merupakan pola atau cara seseorang berhubungan dengan orang lain. Ada 4 jenis attachment style, yaitu secure, anxious (ambivalent), fearful-avoidant (disorganized), dan avoidant (dismissive).
Anxious attachment style adalah gaya keterikatan yang identik dengan perasaan cemas, tidak aman, serta tidak percaya diri. Seseorang yang memiliki gaya keterikatan ini seringkali meragukan kesetiaan pasangannya dan bertanya-tanya apakah dirinya layak dicintai. Mereka juga umumnya terlalu bergantung pada pasangan (codependent), serta senantiasa membutuhkan validasi.
Baca juga: Pengen Pacaran Tapi Takut Berkomitmen? Bisa Jadi Kamu Punya Fearful-Avoidant Attachment Style
Penyebab Gaya Keterikatan Anxious
Gaya keterikatan seseorang umumnya disebabkan oleh pola asuh yang mereka alami ketika masih anak-anak. Anak yang sering diabaikan oleh orang tuanya akan memiliki gaya keterikatan anxious di kemudian hari. Pola pengasuhan yang tidak konsisten juga dapat menyebabkan seseorang memiliki gaya keterikatan anxious. Misalnya, hari ini orang tua sangat perhatian dan menunjukkan kasih sayang kepada anak. Namun, keesokan harinya, tiba-tiba orang tua menjadi sangat abai terhadap anak.
Munculnya gaya keterikatan anxious juga bisa disebabkan oleh emotional hunger orang tua yang dilampiaskan kepada anak. Orang tua kerap menggunakan anaknya untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka sendiri. Di saat bersamaan, mereka lalai dalam tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan emosional anak. Selain itu, orang tua yang memiliki gaya keterikatan anxious kemungkinan besar akan mewariskannya ke anak melalui pola pengasuhan yang diterapkan.
Selain pola asuh, gaya keterikatan anxious juga dapat disebabkan oleh pengalaman traumatis lainnya. Misalnya, kamu pernah memiliki pengalaman ditinggalkan oleh orang yang sangat dekat denganmu, entah karena pergi ke tempat lain atau meninggal dunia. Kamu tidak pernah mendapatkan closure atau ucapan selamat tinggal yang layak dari orang tersebut. Akibatnya, kamu memiliki gaya keterikatan anxious di kemudian hari.
Baca juga: Apa Itu Inner Child dan Mengapa Bisa Terluka?
Ciri-ciri Gaya Keterikatan Anxious
Seperti yang sudah disebutkan, orang dengan gaya keterikatan anxious mudah merasa cemas dan tidak aman dalam sebuah hubungan. Mereka senantiasa menuntut validasi dari pasangannya. Berikut adalah sejumlah pertanda kamu memiliki gaya keterikatan anxious:
- Terlalu bergantung kepada pasangan atau orang terdekat
- Takut atau tidak dapat hidup sendirian
- Selalu membutuhkan validasi dari orang lain
- Takut akan diabaikan atau ditinggalkan
- Merasa dirimu tak pantas dicintai
- Memiliki kepercayaan diri yang rendah (sulit menghargai diri sendiri)
- Sulit menerapkan boundaries ketika berhubungan dengan orang lain
- Memiliki tendensi menjadi people pleaser
- Sangat mendambakan intimasi dengan orang lain
- Mudah merasa cemburu atau bersikap posesif dalam hubungan
- Sulit mempercayai orang lain (trust issue)
Seseorang dengan gaya keterikatan anxious memiliki tendensi untuk mudah menoleransi red flags dalam hubungan. Hal ini dikarenakan kamu memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pasangan, sekaligus kepercayaan diri yang sangat rendah. Kamu merasa,”Lebih baik diperlakukan seperti ini daripada ditinggalkan sama sekali.” oleh pasanganmu.
Baca juga: Terlalu Bergantung pada Laki-laki, Bisa Jadi Kamu Punya Cinderella Complex
Dampak dan Cara Mengatasi Gaya Keterikatan Anxious
Seseorang dengan gaya keterikatan anxious akan memberikan kesan manja dan clingy di mata orang lain. Hal ini dapat mengganggu relasi kamu dengan orang lain, baik pasangan, keluarga, teman, dan sebagainya. Sebab, kamu cenderung menuntut orang lain untuk selalu memberimu perhatian dan validasi. Kamu juga sangat sensitif terhadap perubahan suasana hati orang lain.
Kamu pun rentan terjebak dalam hubungan yang toxic akibat gaya keterikatan anxious. Sebab, kamu mudah memberikan toleransi terhadap red flags dan sulit menerapkan boundaries. Meskipun kamu sadar berada dalam hubungan yang tidak sehat, kamu sulit melepaskan diri dari pasangan, karena mudah bergantung pada orang lain serta takut ditinggalkan.
Baca juga: Sulit Lepas dari Toxic Relationship, Bisa Jadi Kamu Terjebak Trauma Bonding
Bagi kamu yang memiliki gaya keterikatan anxious, berikut adalah beberapa tips untuk mengatasinya:
Hargai Diri Sendiri
Seseorang dengan gaya keterikatan anxious cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Oleh karena itu, kamu perlu lebih menghargai diri sendiri mulai sekarang. Jangan menggantungkan harga dirimu pada perlakuan atau cara pandang orang lain belaka. Sebab, orang lain pun akan sulit menghargai dirimu selama kamu masih memandang negatif diri sendiri.
Menghargai diri sendiri juga akan mengurangi ketergantunganmu terhadap orang lain. Banyak orang mudah tergantung pada orang lain karena merasa dirinya tidak berdaya. Karenanya, kamu perlu menemukan kekuatanmu sendiri. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Namun, bukan berarti kamu sepenuhnya menggantungkan diri kepada orang lain, sampai-sampai kamu kehilangan keberhargaan diri sendiri.
Bicarakan dengan Pasangan
Jika kamu telah memiliki pasangan, sebaiknya kamu membicarakan gaya keterikatanmu dengan mereka. Ungkapkanlah apa yang kamu rasakan kepada mereka. Mengkomunikasikan gaya keterikatanmu tentunya akan membuat pasanganmu menjadi lebih memahami kamu. Selain itu, bisa jadi mereka memiliki solusi untuk mengatasi gaya keterikatan anxious yang kamu miliki.
Lakukan Terapi Mindfulness
Terapi mindfulness merupakan metode terapi yang sering dianjurkan bagi orang dengan kecemasan tinggi. Mindfulness melatih pikiranmu untuk fokus pada apa yang ada saat ini, alih-alih sibuk menyesali masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Merasa cemas terhadap masa depan itu wajar, kok. Namun, jangan sampai kamu lupa dengan masa sekarang ya.
Konsultasi ke Profesional
Kamu bisa berkonsultasi ke tenaga profesional untuk mengatasi gaya keterikatan anxious yang kamu punya. Psikolog atau psikiater dapat membantu mengidentifikasi masalahmu hingga ke akarnya. Dengan begitu, kamu tahu solusi yang tepat bagi permasalahanmu. Gaya keterikatan bukanlah sesuatu yang dapat diubah dengan instan. Jadi, tak ada salahnya meminta bantuan tenaga profesional.
Hal yang tidak kalah penting untuk kamu lakukan adalah berhenti menyalahkan orang lain atau keadaan. Kamu tidak perlu terlalu menyalahkan orang tuamu yang membuatmu memiliki gaya keterikatan anxious. Sebab, apa yang sudah terjadi di masa lalu tak akan bisa kamu ubah. Terlalu sibuk menyalahkan orang lain dan berlarut-larut dengan masa lalu hanya akan menghambat proses pemulihanmu.
Baca juga: Merasa Emotionally Unavailable? Bisa Jadi Kamu Punya Avoidant Attachment Style!
Kamu memang tak bisa memilih lahir dan dibesarkan oleh orang tua yang seperti apa. Namun, kamu selalu punya pilihan untuk pulih dari luka batinmu dan menjadi versi dirimu yang lebih baik. Jadi, tetap semangat ya, girls! Kamu berhak bahagia!
Kalau kamu pengen sharing seputar family and relationship atau isu-isu kesehatan mental, yuk bergabung ke Girls Beyond Circle! Klik di sini untuk join, ya!