Fresh Graduate, Ini Cara Supaya CV Kamu Nggak Kosong Melompong dan Dilirik Perusahaan!
Pernah nggak, sih menemukan lowongan kerja untuk fresh graduate tapi salah satu persyaratannya sudah memiliki pengalaman? Loker dengan kriteria kontradiktif seperti ini nggak jarang membuat pelamar kebingungan. Pengalaman seperti apa yang dimaksud? Kalau semua loker seperti ini, kapan aku dapat kerjanya?
Nah, sebelumnya kamu perlu tahu dulu, nih sebenarnya definisi fresh graduate itu apa, sih? Fresh graduate adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut mahasiswa yang baru saja lulus dari jenjang perkuliahan. Dalam Bahasa Indonesia, istilah fresh graduate dapat diterjemahkan sebagai “lulusan baru”.
Lalu, berapa lama kamu bisa disebut sebagai seorang fresh graduate? Kebanyakan orang berpikir gelar ini hanya berlaku selama maksimal satu tahun setelah kamu lulus kuliah. Selain itu, banyak yang beranggapan kalau kamu bukan lagi seorang fresh graduate setelah berhasil mendapatkan pekerjaan pertamamu.
Ternyata, gelar fresh graduate berlaku hingga 2 tahun setelah kamu lulus kuliah. Bahkan, jika dalam 2 tahun tersebut kamu sudah berhasil mendapatkan pekerjaan, kamu tetap berhak disebut sebagai fresh graduate. Itulah sebabnya lowongan kerja dengan kriteria fresh graduate berpengalaman merujuk pada kandidat yang lulus kuliah kurang dari 2 tahun lalu, tetapi sudah memiliki pengalaman kerja dalam kurun waktu tersebut.
Jadi, sekarang nggak perlu bingung lagi, ya, girls kalau menemukan loker dengan kriteria fresh graduate berpengalaman. Namun, selain pekerjaan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menambah pengalaman untuk ditulis dalam CV atau resume-mu. Apa saja kira-kira?
Baca juga: Pekerjaan yang Diprediksi Punya Prospek Menjanjikan di Tahun 2023
Ikut Organisasi
Jenis pengalaman yang paling sering dipertimbangkan recruiter saat kamu melamar kerja adalah pengalaman berorganisasi. Bergabung dengan organisasi memang memiliki sejuta manfaat bagimu. Di sana, kamu belajar bekerja dalam tim, problem solving, leadership, komunikasi, dan sebagainya. Kamu juga belajar menghadapi manusia dengan beragam pendapat dan perilaku dalam organisasi. Soft skills yang kamu pelajari dari organisasi tentunya berguna bagimu di dunia kerja.
Ada berbagai jenis organisasi yang bisa kamu ikuti. Misalnya, organisasi mahasiswa, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa (HM/Hima), dan masih banyak lagi. Kamu juga bisa bergabung dengan organisasi di luar kampus. Misalnya, komunitas berbasis hobi, kolektif pejuang isu sosial, organisasi berbasis agama, dan sebagainya.
Baca juga: Boleh Nggak, Sih Kuliah S2 Lintas Jurusan? 10 Prodi S2 di Bawah Ini Terima Lulusan S1 Beda Jurusan
Ikut Magang/Pelatihan
Selain pengalaman berorganisasi, pengalaman magang sangat penting untuk kamu cantumkan dalam CV atau resume. Magang (internship) adalah proses belajar sekaligus berlatih kerja di sebuah perusahaan atau instansi. Kebanyakan kampus atau prodi mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti magang, umumnya selama 3 bulan, 6 bulan, atau satu semester.
Jika kampusmu nggak mewajibkan, kamu tetap dianjurkan untuk mengikuti magang. Melalui program magang, kamu akan menyaksikan secara langsung dinamika bekerja di sebuah perusahaan. Nantinya, ketika kamu sudah lulus dan bekerja, kamu nggak akan mengalami culture shock karena sudah memiliki pengalaman.
Selain magang, kamu juga bisa mengikuti berbagai macam pelatihan untuk menambah skill. Saat ini, banyak lembaga atau komunitas yang membuka pelatihan secara virtual (online) dengan biaya yang relatif terjangkau. Nggak cuma mendapatkan pelatihan secara intensif, kamu juga bisa mendapatkan sertifikat sebagai bentuk validasi atas pelatihan yang sudah kamu ikuti.
Baca juga: 7 Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Kerja Remote
Kerja Freelance/Part-Time
Cukup banyak mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja sampingan sambil kuliah. Mereka melakukannya nggak hanya karena membutuhkan uang tambahan, tetapi juga mengasah skill, menambah pengalaman, serta memperluas jaringan (networking). Biasanya, pekerjaan sampingan yang dilakukan mahasiswa bersifat paruh waktu (part-time) atau lepas (freelance) alias berbasis kontrak.
Tentunya, pengalaman kerja sampingan sangat diperhitungkan recruiter ketika kamu melamar kerja. Jadi, nggak ada salahnya melakukan side job atau side hustle saat masih kuliah. Ada berbagai jenis kerja sampingan yang bisa kamu lakukan. Misalnya, jadi pelayan atau barista di kafe, master of ceremony (MC), guru les, dan lain-lain.
Kamu juga bisa bekerja secara online alias remote. Secara umum, remote working menawarkan fleksibilitas yang sangat tinggi, sehingga kamu nggak perlu khawatir urusan kuliahmu bakal terganggu atau keteteran. Beberapa pekerjaan online yang bisa kamu lakukan sebagai mahasiswa, yaitu freelance writer/designer, asisten virtual, transkripsionis, web developer, hingga admin media sosial.
Baca juga: Rekomendasi Pekerjaan Online Bagi Mahasiswa BU, Dapatkan Penghasilan Jutaan Rupiah Sambil Rebahan
Bikin Karya Ilmiah
Umumnya, mahasiswa bakal diminta untuk membuat karya ilmiah, seperti jurnal, makalah, artikel, esai, dan sebagainya. Hal ini untuk melatih kemampuanmu melakukan analisis, observasi, serta pemecahan masalah secara ilmiah. Selain itu, pengalaman bikin karya ilmiah juga bisa jadi “aset berharga” dalam CV atau resume kamu nantinya. Apalagi jika karya ilmiah yang kamu buat telah terakreditasi secara nasional maupun internasional.
Kamu bisa membuat karya ilmiah secara individu, maupun bekerja sama dengan teman serta kakak atau adik tingkatmu. Selain itu, kamu juga bisa menjadi asisten peneliti dosenmu yang sedang mengerjakan sebuah karya ilmiah. Pengalaman ini bakal jadi poin plus, terutama buat kamu yang ingin melamar pekerjaan yang butuh skill analisis atau riset. Contohnya, market researcher, data analyst, SEO analyst, aktuaris, konsultan, dan sebagainya.
Baca juga: Sukses Bersaing di Dunia Kerja Tahun 2023, Inilah 8 Digital Skills yang Wajib Kamu Kuasai
Ikut Kompetisi
Selain bikin karya ilmiah, kamu juga bisa mengikuti berbagai perlombaan atau kompetisi untuk menambah pengalaman di CV. Kamu bisa mengikuti kompetisi yang bersifat akademik, seperti lomba esai, pidato, karya tulis ilmiah (KTI), business case, dan lain-lain. Namun, kamu juga bisa berpartisipasi dalam kompetisi non-akademik, seperti pertandingan olahraga, seni, dan sebagainya.
Jika kamu memenangkan kompetisi tersebut, kamu bisa menuliskan prestasimu di dalam CV atau resume-mu nanti. Prestasimu dalam kompetisi mahasiswa tentu akan dipertimbangkan oleh recruiter saat kamu melamar pekerjaan.
Baca juga: Yuk, Daftar 10 Beasiswa Kuliah di Dalam Negeri Ini!
Jadi Kontributor Media
Kamu punya passion di bidang menulis atau desain grafis? Salurkan dengan menjadi kontributor media massa atau digital! Saat ini, banyak banget media online yang menerima submission berupa tulisan atau ilustrasi dari kontributor lepas. Bahkan sebagian di antara mereka memberikan honor yang dihitung per karya. Contohnya, Mojok, IDN Times, Mongabay, Voxpop, dan Geotimes Indonesia.
Menjadi kontributor lepas di media nggak cuma bikin kamu dapat penghasilan tambahan. Hal ini bisa menjadi tambahan pengalaman bagimu, terutama jika kamu ingin bekerja di bidang kreatif, seperti content writer, copywriter, graphic designer, editor, videografer, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Side Hustle: Kejar Passion untuk Dapat Penghasilan Tambahan
Bikin Portofolio
Masih seputar profesi di bidang kreatif, senjata yang harus kamu persiapkan sebelum berkecimpung di sana adalah portofolio. Portofolio merupakan kompilasi karya atau project yang pernah kamu buat sebelumnya. Ini merupakan salah satu modal utama buat kamu yang pengen merintis karier sebagai pekerja kreatif. Beberapa jenis pekerjaan yang butuh portofolio, yaitu fotografer, videografer, content writer, copywriter, graphic designer, UI/UX designer, social media specialist, dan masih banyak lagi.
“Aku nggak pernah magang, kerja sampingan, atau jadi kontributor media. Masih bisa bikin portofolio nggak, ya?” Tentunya bisa, dong! Kamu bisa mengembangkan project pribadi kamu untuk dimasukkan ke portofolio nantinya. Misalnya, kamu memiliki passion di bidang fotografi. Lalu, kamu mengunggah hasil jepretan terbaikmu di akun Instagram atau Pinterest. Nantinya, hasil fotomu tersebut bisa kamu jadikan sebagai portofolio jika kamu ingin bekerja sebagai fotografer profesional.
Buat kamu yang sering kebagian tugas untuk mendesain poster event kampus, mengelola akun resmi organisasi, dan lain-lain, kamu juga bisa memasukkannya ke dalam portofolio.
Baca juga: Tips Menulis Cover Letter Bagi Fresh Graduate
Nah, itulah beberapa tips buat kamu yang pengen menambah pengalaman di CV atau resume. Walaupun berstatus fresh graduate, tapi pengalaman-pengalaman tersebut bisa menjadikanmu sebagai kandidat kuat ketika bersaing dengan sesama pelamar kerja nantinya.
Buat kamu yang masih kuliah atau berstatus sebagai fresh graduate, manfaatkan waktu yang kamu punya dengan sebaik mungkin. Jangan sia-siakan kesempatan untuk menambah pengalaman, mengasah skill, maupun memperluas dan memperkuat jaringanmu di kehidupan sosial maupun dunia kerja. Good luck, girls!
Pengen dapet lebih banyak tips bermanfaat seputar karier dan pengembangan diri? Yuk, gabung ke Girls Beyond Circle! Klik di sini untuk join, ya!
Comments
(0 comments)