Jangan Asal Banting Setir Dalam Berkarier! 10 Kesalahan Career Shifting yang Wajib Kamu Hindari
Belakangan ini, career shifting menjadi salah satu topik yang sering diperbincangkan. Career shifting atau career switching berarti kamu pindah dari satu bidang karier ke lainnya. Misalnya, kamu bekerja di bidang finance dan kamu ingin banting setir ke bidang digital marketing.
Ada banyak alasan yang membuat seseorang memutuskan untuk melakukan career shifting. Sejumlah alasan yang sering melatarbelakangi keputusan untuk career shifting, antara lain:
- Ingin mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi
- Jenuh dengan pekerjaan yang dijalani
- Pekerjaan yang dijalani nggak lagi menawarkan prospek yang menjanjikan
- Mengejar passion
- Mencari pengalaman baru
Tentunya, career shifting bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ada banyak hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum mengambil keputusan tersebut. Keputusan career shifting yang kurang dipertimbangkan dengan matang dapat berakibat fatal terhadap keberlangsungan kariermu.
Berikut adalah kesalahan career shifting yang kamu perlu tahu dan hindari!
Baca juga: Berniat untuk Career Switch? Ini 7 Hal yang Wajib Kamu Ketahui Sebelumnya!
Resign karena Bosan
Setiap orang pasti pernah berada pada titik jenuh dengan rutinitasnya. Merasa bosan dengan pekerjaan yang dijalani itu wajar, kok. Perasaan bosan yang kamu miliki memang harus dikelola dengan baik agar nggak menimbulkan stres. Jangan sampai kamu bersikap gegabah karena merasa bosan, termasuk mengajukan resign.
Jika kamu merasa demikian, kamu perlu merenungkan kira-kira apa yang bikin kamu bosan dengan pekerjaanmu? Apakah memang pekerjaanmu gitu-gitu aja dan nggak menawarkan challenge baru? Atau mungkin kamu merasa pekerjaanmu jauh di luar ekspektasi, sehingga merasa bosan?
Kalau memang masalahnya ada di pekerjaanmu, sebenarnya sah-sah aja resign dengan alasan bosan. Namun, kalau masalahnya ada di kamu sendiri, sebaiknya kamu nggak membuat keputusan secara impulsif. Sebab, career shifting bukanlah perkara sepele.
Baca juga: Hidup Jadi Lebih Bahagia dengan Ikigai, Filosofi ala Orang Jepang untuk Kehidupan yang Berkualitas
Merasa FOMO
Kita semua pasti pernah merasakan fear of missing out (FOMO). Belakangan ini, tren di dunia kerja terus berubah dengan sangat cepat. Banyak banget pekerjaan baru yang muncul dan diprediksi punya prospek menjanjikan di masa depan. Nggak sedikit pekerjaan yang selama ini dianggap menjanjikan kini justru dinilai sebaliknya.
Perkembangan dunia kerja inilah yang rawan bikin kamu merasa FOMO dalam berkarier. Kamu merasa bidang karier lain menawarkan lebih banyak keuntungan daripada yang saat ini sedang kamu jalani. Bisa juga kamu merasa gengsi atau ketinggalan zaman karena pekerjaan yang kamu jalani saat ini sudah nggak ngetren atau dianggap menjanjikan lagi.
Dalam bekerja, kamu memang harus pintar-pintar mencari dan memanfaatkan peluang untuk mengembangkan karier. Namun, jangan sampai kamu banting setir hanya karena merasa FOMO. Sebaiknya kamu nggak melakukan career shifting karena asal mengikuti tren atau termakan rasa gengsi.
Baca juga: Kenalan sama Crab Mentality yang Bikin Kamu Sering Iri dengan Kesuksesan Orang Lain
Money-Oriented
Tentunya, kebanyakan orang bekerja untuk mencari uang. Setiap orang menginginkan pekerjaan yang penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski begitu, sebaiknya kamu nggak menjadikan gaji sebagai satu-satunya alasan untuk melakukan career shifting.
Kamu perlu mengingat bahwa setiap pekerjaan memiliki risikonya masing-masing. Misalnya, pekerjaan tersebut mungkin menawarkan gaji tinggi, tetapi kamu harus siap dengan beban kerja yang berat dan jam kerja yang lebih panjang. Kamu harus menanyakan kembali pada diri sendiri, sanggupkah kamu menjalani pekerjaan tersebut?
Selain itu, kamu juga harus berhati-hati dengan penipuan yang menggunakan modus lowongan kerja. Salah satu trik yang kerap digunakan adalah memberikan iming-iming gaji dengan nominal fantastis. Jangan sampai kamu kegocek loker bodong hanya karena tergiur gaji besar, ya.
Baca juga: Kenali 10 Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu di Bawah Ini
Nggak Punya Dana Darurat
Masih seputar uang, salah satu kesalahan career shifting yang fatal adalah kurang persiapan secara finansial. Mencari pekerjaan baru bukanlah hal mudah, terlebih apabila kamu baru ingin memulai karier di bidang tersebut. Lalu, bagaimana kalau kamu sudah telanjur resign dari pekerjaan lama, tapi nggak segera dapat pekerjaan baru?
Itulah sebabnya kamu perlu memiliki dana darurat. Jumlah dana darurat yang ideal adalah tiga kali lipat dari pengeluaran bulanan. Kamu juga sebaiknya menyiapkan dana darurat untuk jangka waktu 3-12 bulan ke depan. Jangka waktu tersebut berdasarkan asumsi rata-rata waktu yang diperlukan seseorang untuk mencari pekerjaan baru setelah resign atau terkena PHK.
Kamu juga bisa melakukan side hustle untuk mengisi tabungan daruratmu. Saat ini, ada berbagai opsi side hustle yang mudah dilakukan dari rumah sekaligus minim modal. Misalnya, menjadi freelancer, dropshipper atau reseller, atau membuka bisnis rumahan.
Baca juga: Side Hustle: Kejar Passion untuk Dapat Penghasilan Tambahan
Ekspektasi Terlalu Tinggi
Tentunya, kita semua menginginkan pekerjaan dengan prospek menjanjikan yang minim risiko. Namun, sebaiknya kamu nggak berekspektasi terlalu tinggi ketika melakukan career shifting.
Proses melakukan career shifting itu sendiri nggak selalu mulus, mengingat kamu benar-benar pindah haluan antara dua bidang karier yang berbeda. Ketika kamu berhasil melakukannya, belum tentu pekerjaan baru yang kamu jalani mulus-mulus saja. Kamu harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan belajar banyak hal baru nantinya.
Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi akan membuatmu mudah merasa frustasi dan patah semangat ketika menghadapi masalah. Kamu juga jadi overthinking karena merasa telah mengambil keputusan yang salah.
Baca juga: Pekerjaan yang Diprediksi Punya Prospek Menjanjikan di Tahun 2023
Kurang Riset dengan Bidang Karier yang Baru
Ekspektasi yang terlalu tinggi juga dapat dipengaruhi oleh faktor kurang riset terhadap bidang karier yang hendak kamu jalani. Itulah sebabnya kamu dianjurkan untuk melakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk career shifting. Cari tahu sebanyak mungkin mengenai bidang karier baru yang hendak kamu tuju. Nggak cuma kisaran gajinya, tetapi juga prospek kerja, tanggung jawab, skill yang diperlukan, dan masih banyak lagi.
Jika kamu sudah memiliki perusahaan tujuan, kamu juga perlu melakukan riset sebelum melamar ke sana. Cari tahu mengenai budaya kerja, hak dan kewajiban pekerja, serta jenjang karier di perusahaan tersebut. Jangan sampai kamu terjebak di perusahaan yang budaya kerjanya nggak cocok denganmu, atau malah perusahaan yang lingkungannya toxic banget.
Setelah melakukan riset, kamu dapat mempertimbangkan keputusan untuk career shifting secara lebih matang dan bijaksana. Melakukan riset secara mendalam juga dapat meminimalisir kemungkinan mengambil keputusan yang kurang tepat dalam melakukan career shifting.
Baca juga: 10 Perusahaan Indonesia yang Diminati Fresh Graduate, Adakah Incaranmu?
Nggak Menyiapkan Skill yang Diperlukan
Kurang riset sebelum career shifting juga bisa berakibat kurang persiapan. Ya, nggak cuma mental atau dana yang harus disiapkan sebelum career shifting. Kamu juga harus menyiapkan skill yang diperlukan di bidang karier incaranmu.
Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mengasah dan mengembangkan skill. Misalnya, mengikuti bootcamp, belajar otodidak melalui internet, mengikuti magang atau volunteer, melakukan side hustle, dan sebagainya.
Kalau kamu nggak punya skill yang dibutuhkan, kamu akan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru yang kamu inginkan. Sebab, recruiter merasa nggak yakin kamu mampu menjalani pekerjaan tersebut.
Baca juga: Bootcamp Gratis Tahun 2023: Belajar Digital Skill Setara Kuliah IT Modal Nol Rupiah
Kurang Memanfaatkan Koneksi
Koneksi adalah hal yang sangat penting dalam menjalani karier. Kamu akan kesulitan merintis dan mengembangkan kariermu apabila kamu nggak melakukan networking. Karenanya, sebaiknya kamu memanfaatkan koneksi yang kamu punya saat melakukan career shifting.
Seperti yang sudah disebutkan, pindah haluan ke bidang karier yang benar-benar baru bukanlah hal mudah. Bukan tidak mungkin recruiter meragukanmu karena menilai kamu tak punya cukup pengalaman atau skill untuk menjalani pekerjaan tersebut. Namun, kalau kamu memiliki koneksi, mereka bisa membantumu mencari pekerjaan baru yang sesuai keinginanmu. Selain itu, mereka juga dapat merekomendasikanmu kepada recruiter atau perusahaan.
Jadi, jangan sepelekan networking ketika hendak melakukan career shifting, ya. Meski kamu sudah meninggalkan karier yang sebelumnya, bukan berarti kamu harus memutuskan hubungan begitu saja dengan rekan-rekan kerja lama. Siapa tahu suatu hari nanti mereka justru bisa membantumu dalam mengembangkan karier.
Baca juga: Fresh Graduate, Ini Cara Supaya CV Kamu Nggak Kosong Melompong dan Dilirik Perusahaan!
Hanya Mengandalkan Pendapat Orang Lain
Berkonsultasi dengan orang lain sebelum melakukan career shifting memang penting. Namun, sebaiknya kamu nggak membuat keputusan hanya berdasarkan pendapat orang lain. Setiap orang sangat mungkin menyatakan opini yang subjektif. Apa yang menurut orang lain baik belum tentu baik juga buatmu.
Jika kamu ingin ngobrol seputar career shifting, sebaiknya kamu berbicara dengan ahlinya. Misalnya, konsultan karier, seseorang yang bekerja di bidang HR, atau seseorang yang memiliki pengalaman career shifting. Kamu boleh berkonsultasi dengan orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga, pasangan, atau teman. Namun, jangan sampai kamu asal mengandalkan pendapat mereka, apalagi jika mereka nggak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang karier yang hendak kamu jalani.
Pada dasarnya, kamulah yang paling mengerti dirimu sendiri. Kamu juga yang akan menjalani dan menghadapi berbagai risiko career shifting. Jadi, kamu tetap harus punya pendapat dan keputusan sendiri sebelum melakukan career shifting.
Baca juga: 10 Profesi Menjanjikan yang Berani Bayar Kamu Gaji Dua Digit
Kurang Mengenali Diri Sendiri
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, itulah sebabnya penting bagimu untuk mengenali diri sendiri saat hendak melakukan career shifting. Salah satu kesalahan fatal dalam career shifting adalah kurang mengenali diri sendiri. Akibatnya, kamu mengambil keputusan yang kurang tepat dan berujung merugikan diri sendiri.
Lakukanlah refleksi mengenai performa kerja, serta kelebihan dan kekurangan kamu sebagai pekerja selama ini. Cari tahu lebih banyak mengenai potensi dan passion kamu dalam menjalani karier. Kamu bisa menggunakan bantuan tes kepribadian, misalnya MBTI, DISC, Big Five Personality, dan lain-lain.
Saat kamu mengenali diri sendiri, kamu tahu sejauh mana batas kemampuanmu. Kamu juga dapat menentukan visi-misi kariermu secara lebih jelas dan realistis. Dengan begitu, kamu dapat mengambil keputusan yang matang dan tepat yang berkaitan dengan keberlangsungan kariermu.
Baca juga: Kenali Prospek Kerja Sesuai dengan Tipe MBTI Kamu
Itulah beberapa kesalahan career shifting yang harus kamu hindari. Kunci melakukan career shifting adalah jangan terburu-buru. Jangan terburu-buru membuat keputusan besar, apalagi tanpa persiapan atau backup plan. Dampak dari kesalahan karier yang kamu lakukan saat ini dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Alih-alih mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kamu malah berpotensi menghancurkan kariermu sendiri.
Buat kamu yang pengen dapetin lebih banyak tips bermanfaat dan cerita inspiratif seputar karier dan personal growth, yuk gabung ke Girls Beyond Circle! Girls Beyond Circle adalah tempat yang tepat buat kamu yang pengen level up bareng. Klik di sini untuk join, ya!