gagal menampilkan data

Article

Hidup Jadi Lebih Bahagia dengan Ikigai, Filosofi ala Orang Jepang untuk Kehidupan yang Berkualitas

Written by Angela Ranitta

Pernah nggak, sih kamu kepikiran sebenarnya apa, sih tujuan hidupmu? Hidup seperti apa yang kamu inginkan? Apakah jalan hidup yang kamu ambil adalah pilihan yang benar? Sudahkah kamu bahagia dengan segala yang ada dalam hidupmu?

Pertanyaan-pertanyaan serupa memang sering banget muncul, apalagi ketika kamu mulai memasuki usia 20an. Usia kepala dua menawarkan begitu banyak kesempatan baru dan peluang menjanjikan bagi hidupmu. Namun, di sisi lain kamu dipenuhi oleh ketakutan dan keraguan. Bahkan nggak jarang tiba-tiba saja hidup terasa nggak berarti dan tanpa tujuan. 

Krisis Eksistensi Diri, Saat Hidup Nggak Lagi Berarti 

Apa yang kamu alami biasa disebut existential crisis atau krisis eksistensi diri. Ini merupakan kondisi ketika kamu terus-menerus mempertanyakan tujuan atau makna kehidupan, tetapi gagal menemukan jawabannya. Krisis eksistensi diri ini kerap menimbulkan perasaan nggak nyaman, cemas, frustrasi, dan takut akan kehidupan yang sedang kamu jalani. 

Krisis eksistensi diri sering banget dialami oleh seseorang saat memasuki usia 20an. Hal ini dikarenakan pada masa itu, kamu sedang dalam fase transisi dari masa remaja ke dewasa. Banyak banget perubahan dan hal baru yang seringkali terjadi begitu cepat, serta harus kamu hadapi secara bersamaan. Belum lagi tuntutan dan ekspektasi orang-orang di sekitarmu terhadap kamu. 

Jika nggak dikelola, krisis eksistensi diri dapat mengganggu kesehatan mentalmu. Hal ini juga dapat memengaruhi kemampuan pemecahan masalah (problem solving) dan pembuatan keputusan (decision making) pada dirimu. Sebab, kamu merasa nggak punya tujuan hidup, atau merasa hidupmu tak ada artinya sama sekali. 

Baca juga: Strategi Hadapi Quarter-Life Crisis untuk Kamu yang Mulai Masuk Usia 20an

Lalu, gimana, dong caranya mengelola krisis eksistensi diri? Nah, ini saatnya kamu kenalan sama ikigai

Ikigai, Hidup Bahagia ala Orang Jepang

Ikigai merupakan sebuah filosofi hidup orang Jepang untuk mencari makna atau tujuan hidup. Istilah ini berasal dari dua kata “iki” dan “kai” yang memiliki arti “alasan untuk hidup”, “makna kehidupan”, atau “apa yang membuat hidup ini berarti”. 

Ikigai juga kerap digunakan oleh orang Jepang sebagai kata sifat. Jika orang Jepang bilang “merasa ikigai”, itu artinya mereka merasa telah menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya, atau mencapai tujuan hidup mereka. Bagi orang Jepang, prinsip ikigai penting untuk diterapkan supaya kamu memiliki hidup yang bahagia dan berarti. 

Kamiya Mieko, psikiater dan penulis buku yang mempopulerkan filosofi ikigai.

Filosofi ikigai sudah ada dalam budaya Jepang sejak dahulu kala. Namun, ikigai mulai populer ketika psikiater Kamiya Mieko menerbitkan buku “On the Meaning of Life” (1966). Sejumlah penulis lain pun mulai mengikuti jejak Kamiya Mieko dengan menerbitkan buku tentang ikigai. Contohnya, ”Ikigai: The Japanese Secret to A Long and Happy Life” (2016) karya Héctor García dan Francesc Miralles, “The Little Book of Ikigai” (2017) karya Ken Mogi, dan “How to Ikigai” (2019) karya Tim Tamashiro.

Beberapa peneliti juga telah melakukan riset seputar filosofi ikigai pada masyarakat Jepang. Hasilnya, ikigai terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Berdasarkan hasil penelitian oleh Sakurako S. Okuzono dkk., ikigai dapat mengurangi risiko mengalami disabilitas fungsional hingga 31%. Selain itu, ikigai juga dapat mengurangi risiko mengalami demensia hingga 36%.

Seseorang yang hidup dengan prinsip ikigai diketahui memiliki risiko mengalami gangguan depresi atau kecemasan yang sangat rendah. Sebab, ikigai dapat meningkatkan kepuasan hidup, semangat untuk menjalani rutinitas, serta partisipasi dalam kegiatan sosial. 

Baca juga: Rekomendasi Buku Self Help dari Member “SEVENTEEN”

Empat Komponen Ikigai

Tahukah kamu bahwa ikigai terdiri dari empat komponen? Mereka adalah passion, mission, profession, dan vocation. Agar bisa mencapai kehidupan yang bermakna, kamu harus bisa menyeimbangkan keempat komponen tersebut.

Passion

Komponen passion memuat hal-hal yang kamu cintai dan kuasai. Misalnya, memasak, traveling, membuat scrapbook, dan masih banyak lagi. Kamu tak selalu mendapatkan bayaran atas hal-hal tersebut. Bahkan tak jarang kamu justru harus mengeluarkan waktu, tenaga, dan uang untuk menjalaninya. Namun, bagimu itu bukan masalah, karena kamu benar-benar mencintai apa yang kamu lakukan. 

Mission

Komponen mission terdiri dari hal-hal yang kamu cintai sekaligus bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, kamu suka hunting kuliner. Kamu rela pergi ke tempat-tempat jauh dan mengeluarkan banyak uang untuk menjalani hobimu ini. Di satu sisi, hobi kulineranmu membawa dampak positif, karena kamu menambah pemasukan si penjual makanan. 

Profession

Komponen profession merupakan hal-hal yang kamu kuasai, sekaligus membuatmu dibayar. Umumnya, aspek ini berkaitan dengan karier atau sumber penghasilanmu. Contohnya, kamu bekerja sebagai programmer. Tentunya, kamu menguasai berbagai ilmu dan keterampilan programming. Selain itu, kamu mendapat bayaran dari pekerjaanmu sebagai programmer

Vocation

Komponen vocation adalah hal yang bermanfaat bagi orang lain, sekaligus membuatmu mendapatkan bayaran. Sekilas, komponen ini terlihat sama dengan komponen profession. Bedanya, hal-hal dalam komponen vocation belum tentu kamu sukai.

Contohnya, kamu meneruskan bisnis yang dirintis oleh orang tuamu. Kamu dibayar atas hasil kerjamu, dan apa yang kamu lakukan membawa manfaat bagi orang lain. Namun, sebenarnya kamu nggak menyukai pekerjaanmu. Kamu melakukannya karena nggak ada pilihan untuk nggak meneruskan bisnis keluarga. 

Baca juga: Rekomendasi Film Indonesia yang Bicara soal Hubungan Orang Tua dan Anak

Nah, keempat komponen ikigai di atas akan membentuk sebuah diagram venn. Berikut adalah bentuk diagram ikigai yang terdiri dari komponen-komponen tersebut.

Diagram ikigai yang terdiri dari empat komponen: passion, mission, profession, dan vocation.

Cara Mencapai Ikigai

Menurut psikolog Inoue Katsuya, filosofi ikigai terdiri dari dua aspek. Aspek pertama, yaitu objek yang memberikan nilai atau makna dalam kehidupan. Sementara itu, aspek kedua adalah perasaan bahwa hidupmu berharga dan bermakna karena adanya objek tersebut. Inoue Katsuya juga membagi ikigai ke dalam tiga kategori: ikigai sosial, ikigai non-sosial/asosial, dan ikigai antisosial. 

Ikigai sosial adalah prinsip ikigai yang dicapai melalui berbagai aktivitas sosial dan partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu, ikigai non-sosial/asosial adalah prinsip ikigai yang nggak berkaitan langsung dengan masyarakat. Misalnya, mencari makna kehidupan melalui kegiatan agama atau spiritual. Terakhir, ikigai antisosial adalah menjadikan dark emotions atau perasaan negatif sebagai motivasi hidup. Orang-orang dengan prinsip ikigai antisosial merasa hidupnya bermakna ketika mereka membenci, menjatuhkan, atau membalas dendam terhadap seseorang.

Buat kamu yang sedang merasa jenuh, kehilangan arah, dan bingung dengan kehidupanmu, ikigai adalah solusi yang kamu butuhkan. Berikut adalah cara menemukan makna hidupmu dengan konsep ikigai!

Baca juga: Kenalan dengan Imposter Syndrome, Musuh Perempuan dalam Meraih Kesuksesan

Review Kehidupanmu dengan Diagram Ikigai

Pertama, kamu harus melakukan review terhadap kehidupan yang telah kamu jalani hingga saat ini. Gunakan diagram ikigai di atas untuk memudahkanmu melakukan review. Buatlah daftar hal yang kamu cintai, kuasai, bermanfaat bagi orang lain, dan membuatmu dibayar. Kemudian masukkanlah hal-hal tersebut ke dalam diagram ikigai

Dari situ, kamu bisa melihat mana saja hobi, keterampilan, kegiatan, atau pekerjaanmu yang telah memenuhi empat komponen ikigai. Apakah kamu telah menjalani kehidupan yang seimbang? Sudahkah kamu merasa puas atau bahagia dengan apa yang kamu jalani selama ini? Lakukanlah refleksi terhadap kehidupan yang telah kamu jalani hingga saat ini. 

Tentukan Tujuan Hidup yang Jelas

Setelah melakukan evaluasi dan refleksi terhadap dirimu sendiri, kini saatnya kamu memulai lembaran baru dalam kehidupanmu. Hal ini dimulai dari menentukan tujuan hidup yang jelas. Dalam menentukan tujuan hidup, tetaplah mengacu pada empat komponen ikigai. Apa yang kamu cintai atau inginkan dalam hidup? Apakah kamu menguasai hal tersebut? Dapatkah hal tersebut membuatmu mendapatkan bayaran? Apakah hal itu bermanfaat bagi orang lain? 

Perlu diingat bahwa tujuan hidup yang kamu miliki nggak harus muluk-muluk. Kamu bisa menetapkan tujuan hidup yang sederhana dan realistis, tetapi memiliki makna serta manfaat. Sebab, nggak ada gunanya memiliki tujuan hidup yang muluk-muluk, tapi kamu nggak bisa mencapainya. Ujung-ujungnya, hal itu hanya bikin kamu kecewa dan semakin kehilangan motivasi. 

Lakukan Sesuatu untuk Mencapai Tujuan Hidup

Ide, visi, atau cita-cita yang tak direalisasikan adalah sia-sia. Kamu harus melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan hidup yang telah kamu tentukan. Agar lebih mudah, kamu bisa membuat action plan. Tuliskan apa saja tujuan hidupmu, kemudian buatlah daftar hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk mewujudkannya.

Misalnya, kamu ingin menjadi seorang content writer. Hal yang kamu lakukan adalah mengikuti bootcamp SEO, serta workshop menulis. Dalam action plan tersebut, kamu juga bisa menuliskan estimasi waktu yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan hidupmu. Kamu juga bisa menuliskan manfaat dari tujuan hidupmu itu. Contohnya, kamu ingin menjadi content writer karena profesi tersebut memiliki jenjang karier dan penghasilan yang menjanjikan. 

Baca juga: Manajemen Waktu Jadi Lebih Efisien, Inilah 10 Teknik Time Management yang Kamu Wajib Tahu!

Ada Banyak Hal yang Berada di Luar Kendalimu

Memiliki tujuan hidup yang jelas, serta melakukan aksi nyata untuk mewujudkannya memang penting. Namun, kamu perlu menyadari bahwa seringkali realita tak berjalan sesuai dengan rencana. Ya, ada banyak hal di dunia ini yang berada di luar kendalimu. 

Ambil saja pandemi COVID-19 sebagai contoh. Ada berapa banyak rencana yang gagal diwujudkan akibat melandanya pandemi sejak tahun 2020? Apakah kamu nggak boleh merasa kecewa? Tentu saja boleh, dong! Perasaan kecewa, sedih, atau marah karena gagal mencapai sesuatu itu wajar. Namun, jangan sampai kamu terus-menerus tenggelam dalam perasaan menyesal atau sibuk menyalahkan keadaan. 

Kamu memang harus bersikap optimis dalam menjalani kehidupan. Namun, kamu tetap harus realistis dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan hal-hal yang terjadi di luar ekspektasi. 

Baca juga: Apa Itu Inner Child dan Mengapa Bisa Terluka?

Mempraktikkan Mindfulness

Apa, sih yang sering bikin kamu kesulitan mencapai tujuan hidup? Perasaan ragu terhadap diri sendiri? Atau kamu takut apabila kenyataan tak sesuai harapan nantinya? Tenang, merasa ragu, cemas, dan takut terhadap masa depan itu wajar, kok. Namun, perasaan ini harus dikelola supaya kamu nggak overthinking dan berujung gagal mewujudkan mimpi-mimpimu. 

Mindfulness adalah sebuah metode yang efektif untuk mengelola rasa cemas. Di sini, kamu diajak untuk lebih fokus terhadap masa sekarang. Fokuslah terhadap apa yang harus dan bisa kamu lakukan saat ini. Biarlah masa lalu menjadi pembelajaran, serta masa depan menjadi motivasi untuk terus mengembangkan diri.

Membangun Lingkungan yang Suportif

Keberadaan support system sangatlah penting untuk mencapai tujuan hidup, sekaligus menjalani kehidupan yang bahagia. Ya, kamu memang nggak bisa selalu menghindari keberadaan orang-orang toxic. Namun, bukan berarti kamu membiarkan dirimu dipengaruhi oleh mereka. 

Bangunlah lingkup pergaulan yang kondusif dan suportif bagimu. Jangan ragu untuk menerapkan boundaries yang tegas kepada orang-orang di sekitarmu. Penting bagimu untuk terus memperluas dan memperkuat jaringan (networking), terutama dengan orang-orang yang membawa dampak positif bagi hidupmu. 

Baca juga: Kenalan sama Crab Mentality yang Bikin Kamu Sering Iri dengan Kesuksesan Orang Lain

Itulah sekilas mengenai filosofi ikigai dan hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk mempraktikkannya. Niscaya hidupmu akan jauh lebih bermakna, bermanfaat, dan bahagia dengan prinsip ikigai. Tetap semangat, ya, girls! You deserve to be happy!

Pengen sharing tips-tips bermanfaat seputar pengembangan diri? Yuk, gabung dengan Girls Beyond Circle! Girls Beyond Circle adalah wadah safe and fun buat cewek-cewek keren sepertimu yang pengen level up bareng. Klik di sini untuk join, ya!

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond