gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Soraya Nathasya: Kisah Penari Balet Indonesia yang Sudah Menari Selama 17 Tahun

Written by Zefanya Pardede

Pada 11 dan 12 Maret 2023, sejumlah penari balet muda mewarnai panggung Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki dengan pertunjukan mereka.

Setiap tahun, Namarina Youth Dance, sebuah dance company yang dibentuk oleh sekolah tari Narima Youth Academy, mengadakan Season Performance, sebuah pentas besar yang bisa ditonton publik. Tema pertunjukannya pun berbeda-beda tiap tahun. Kali ini, Season Performance Namarina Youth Dance bertajuk “Rupa Pura”.

Delapan penari dari Namarina Youth Dance berpartisipasi dalam pertunjukan ini. Soraya Nathasya, seorang penari berusia 22 tahun, adalah salah satu penari balet yang berhasil menuangkan bakatnya pada pementasan “Rupa Pura”.

Soraya menceritakan perjalanannya sebagai seorang penari balet muda.

Dari Passion hingga Promotion

Namarina Youth Dance. (FOTO: Namarina Youth Dance)

Soraya sudah mengenal panggilan hatinya sejak kecil. Ia mengenal seni tari saat masih berusia lima tahun. Seperti kebanyakan anak pada masanya, Soraya dipertemukan dengan balet melalui film-film Barbie yang banyak menunjukkan unsur balet dan tarian klasik lainnya. 

“Aku suka balet karena dari kecil suka nonton Barbie awalnya, dan akhirnya mulai nonton-nonton video performance balet juga,” cerita Soraya.

Di usia tersebut, Soraya mengikuti kelas-kelas menari di Namarina Dance Academy.

Berdiri sejak 1956, Namarina Dance Academy adalah salah satu sekolah tari tertua di Indonesia. Sekolah ini telah lama menjadi wadah yang menampung anak-anak Indonesia yang ingin mendalami seni tari, terutama tari balet dan jazz.

Irninta Dwitika selaku associate artistic director Namarina Youth Dance menjelaskan bahwa sekolah tari Namarina Dance Academy menyediakan kurikulum belajar yang didatangkan langsung dari The Royal Academy of Dance, Inggris.

“Kami mengambil kurikulum The Royal Academy of Dance. Seperti sekolah pada umumnya, kami membagi murid per tingkatan. Mulai dari pemula, madya, dan akhir,” jelas Irninta. “Setiap tingkat ada ujiannya, tingkat paling tinggi adalah tingkat advanced.”

Awalnya, Soraya hanya rutin mengambil kelas-kelas balet di Namarina Dance Academy. Namun saat gadis ini mencapai usia 15 tahun, Soraya bergabung ke Namarina Youth Dance.

Namarina Youth Dance merupakan dance company semi-profesional yang terdiri dari murid-murid Namarina Dance Academy. Rupanya, tak sembarang murid bisa menari untuk dance company ini.

“Namarina Youth Dance terdiri dari murid-murid terbaik Namarina Dance Academy yang telah melewati audisi. Penari-penari ini dilihat dari segi teknik dan artistik,” kata Irninta.

Sebagai salah satu murid yang terpilih, Soraya menjadi bagian dari Namarina Youth Dance dan mengikuti berbagai perlombaan. Selain itu, ia juga mengambil kesempatan untuk mencoba wujud tarian lainnya, seperti kontemporer dan jazz.

Ketika Menari Sudah Menjadi Jati Diri

Soraya Nathasya di atas panggung. (FOTO: Instagram @sorayanathasya)

Menjadi penari bukanlah satu-satunya tanggung jawab yang dipegang Soraya. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, ia juga harus memenuhi kewajiban akademisnya demi kelulusan. Mencari keseimbangan antara kedua hal ini menjadi sebuah tantangan bagi dirinya.

“Karena aku kuliah juga, membagi waktu antara latihan mandiri, latihan bersama, dan menyusun skripsi itu masih susah banget,” katanya.

Menjiwai tarian juga merupakan tantangan tersendiri bagi Soraya. Seorang penari tidak hanya diharuskan untuk menguasai koreografi dan detail teknis, tetapi juga mendalami peran tariannya guna menghidupkan tarian tersebut.

“Paling susah itu masukin ke jiwanya. Jadi bagaimana ngeresapin apa yang diiginkan oleh koreografer dan pendalamannya itu selalu rumit,” tambah Soraya.

Hebatnya, kata ‘jenuh’ tidak pernah muncul di benak Soraya. Sebagai seorang penari yang sudah sangat mencintai seninya, Soraya sama sekali tidak pernah merasa bosan dengan apa yang ia lakukan.

“Aku nggak pernah bosan. Mungkin capek sesekali karena capek itu normal. Tapi nggak pernah merasa bosan dengan menari,” katanya.

Soraya juga menjelaskan bahwa dirinya belum pernah menghentikan latihan menarinya atau “vakum” dari hal menari. Selama 17 tahun ia menari, Soraya sangat untuk rajin latihan dan memoleskan kemampuan baletnya.

Soraya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila dirinya berhenti menari. Semua tantangan yang dialami tidak cukup untuk mematikan rasa cintanya untuk balet.

“Kalau nggak nari, aku juga stres. Jadi walau lelah, aku balik lagi, lagi, dan lagi untuk latihan.”

Ingin Tetap Bersama Namarina di Masa Depan

Soraya Nathasya (kiri) dan Irninta Dwitika (kanan). (FOTO: Dok. Girls Beyond)

Soraya mengekspresikan keinginannya untuk tetap menjadi penari walau sudah lulus kuliah nantinya. Penari muda ini sudah ada rencana untuk terus merendam dirinya dalam tarian balet.

“Setelah lulus kuliah, aku ada plan untuk ke balet lagi. Mau belajar lagi, lebih lagi,” bicara Soraya.

Ia juga tidak akan meninggalkan Namarina Youth Dance di waktu yang akan datang. Soraya tetap akan menari di dance company ini selagi ia masih bisa menari.

“Aku tetap akan terus di Namarina Youth Dance selama aku masih mampu. Aku akan terus di Namarina.”

Perjalanan Soraya masih panjang. Akan tetapi, ia tetap akan terus berjuang dan menari tanpa henti. Semoga segala harapan dan rencana Soraya tercapai!

Tertarik soal balet dan seni tari lainnya? Bergabung ke Girls Beyond Circle sekarang!