gagal menampilkan data

Article

Tips untuk Meninggalkan Toxic Relationship, Jangan Mau Terjebak Terus!

Written by Zefanya Pardede

Setiap hubungan pasti akan mengalami naik turun, tapi ketika hubunganmu terus-menerus tenaga dan menjadi beban, bisa jadi kamu terjebak dalam toxic relationship.

Toxic relationship umumnya terjadi ketika pasangan saling nggak mendukung satu sama lain, ada pihak yang merasa nggak dihormati, momen-momen ketika pasangan dilemahkan dalam hubungan, hingga kekerasan.

Ada banyak contoh toxic relationship di luar sana, masing-masing dengan tingkat toxic-nya sendiri. Akan tetapi, hal yang paling penting adalah pilihan untuk keluar dari hubungan ketika kamu sadar bahwa kamu sedang terjebak dalam toxic relationship.

Mengenal tanda toxic relationship adalah langkah awal untuk meninggalkan toxic relationship. Dengan mengetahui tanda-tandanya, kamu makin memiliki alasan yang valid untuk meninggalkan hubungan.

Baca juga: Takut Ditinggal Pacar, Mungkin Kamu Punya Abandonment Issues

Tanda Toxic Relationship

Di bawah ini adalah beberapa tanda toxic relationship yang harus kamu perhatikan.

Kamu Nggak Merasa Bahagia

Hubungan yang sehat pasti membawa kebahagiaan. Kalau kamu justru merasa sedih, marah, cemas, atau pasrah dengan pasanganmu, bisa jadi berada dalam toxic relationship. Kemunculan emosi yang cenderung negatif bisa berdampak pada kesehatan mental, kepribadian, dan kepercayaan diri. Ini semua red flag yang menunjukkan toxic relationship.

Kalau kamu merasa lelah setiap bertemu pacar, bisa jadi ada beberapa hal dalam hubunganmu yang nggak beres. Contoh toxic relationship yang umum adalah pasangan dengan tipe ini. Ada banyak masalah yang belum terselesaikan di balik sifat ini.

Baca juga: Sebelum Memulai Hubungan, Simak 3 Ciri-ciri Pasangan yang Baik Ini!

Pasanganmu Selalu Ingin Tahu Gerak Gerikmu

Saling chatting dan video call adalah yang wajar dalam sebuah hubungan. Dilakukan sering-sering juga normal, kok. Akan tetapi, kalau kamu mulai merasa kamu merasa risih dan nggak nyaman karena harus selalu mengirim update tentang setiap kegiatanmu, itu adalah awal mula toxic relationship.

Parahnya adalah ketika kamu mulai merasa dikendalikan karena hal ini. Biasanya, pasangan yang seperti ini merasa insecure, obsesif, ataupun controlling. Semua sifat ini merupakan tanda awal toxic relationship yang bisa jadi makin parah!

Baca juga: Red Flag dalam Hubungan? Kenali 5 Ciri-cirinya

Teman Atau Keluarga Benci Pasanganmu

Kebanyakan orang merasa jengkel kalau ada teman atau anggota keluarga yang nggak suka dengan pasangan mereka. Padahal, perasaan orang-orang terdekat tentang hubungan dan pasanganmu adalah tanda toxic relationship penting yang suka diremehkan.

Terkadang, mereka bisa melihat apa yang kita nggak bisa lihat karena seringkali kita terlalu dibutakan cinta. Kalau ada sahabat atau anggota keluargamu yang merasa bahwa pasanganmu kurang cocok, dengarkan pendapat mereka dulu sebelum kamu terjerumus toxic relationship.

Baca juga: Susah Move On, Ini 6 Zodiak yang Paling Suka Stalking Mantan!

Tips Meninggalkan Toxic Relationship

Meninggalkan sebuah toxic relationship mungkin susah karena adanya tenaga emosional dan waktu yang sebelumnya digunakan untuk memperbaiki hubungan. Akan tetapi, sadarlah bahwa toxic relationship hanya membawa dampak negatif yang bisa merusak diri.

Ini beberapa tips untuk kamu yang mau meninggalkan toxic relationship!

Baca juga: Kenali Cinta Manipulatif ‘Love Bombing’ Beserta 3 Ciri-cirinya

Bangun Support System

Perasaan yang dirasakan setelah putus hubungan, terutama toxic relationship, akan terasa berat awalnya. Kamu akan merasa sedih, bingung, mabuk cinta, lega, menyesal, dan banyak lagi. Memilih untuk meninggalkan toxic relationship akan lebih menantang jika selama ini kamu sempat bergantung pada pasanganmu.

Daripada berfokus pada emosi-emosi yang akan dirasakan setelah pergi dari toxic relationship, fokuslah untuk membangun support system yang akan mendukungmu dalam proses tersebut, baik sebelum maupun sesudah kamu meninggalkan toxic relationship.

Adanya orang-orang secara tulus peduli denganmu akan memotivasi kamu untuk meninggalkan toxic relationship karena kamu paham bahwa mereka hanya ingin yang terbaik buat kamu. Jadi, jangan takut untuk jalan keluar dari toxic relationship karena ada orang-orang yang siap membantu!

Baca juga: Siap Membangun Healthy Relationship? Kenali Pertanda Kamu Punya Secure Attachment Style!

Tetap Teguh Dengan Keputusan untuk Pergi

Jika kamu sudah memutuskan untuk meninggalkan toxic relationship, tetaplah berpegang teguh pada pilihan itu. Kalau pasanganmu terus membujuk supaya kamu nggak jadi putus, jangan mau luluh!

Berikut ini ada beberapa alasan yang bisa mendorongmu untuk teguh dengan keputusanmu:

  • Kamu layak mendapat yang lebih baik. Mungkin selama ini kamu nggak diperlakukan dengan baik dalam toxic relationship. Pahami bahwa kamu berhak mendapat yang terbaik dan lebih dari apa yang ditawarkan oleh toxic relationship. Kamu berhak bergerak maju untuk menjaga diri, kesehatan mental, dan emosimu.
  • Siklus toxic. Mungkin selama ini kamu sudah susah payah berusaha untuk memperbaiki toxic relationship tapi selalu gagal karena pasanganmu nggak menunjukkan upaya yang sama. Ketika kamu minta putus, pasanganmu seketika langsung berubah menjadi lebih baik. Namun, lama-kelamaan sifat lamanya muncul lagi. 
  • Kamu nggak bisa memperbaiki pasanganmu. Mengikuti siklus toxic, terkadang orang berpikir bahwa mereka bisa mengubah pasangan mereka. Sebagian orang berpikir bahwa kalau mereka sabar, pasti pasangannya akan berubah seiring berjalannya waktu. Girls, bukan tanggung jawabmu untuk memperbaiki pasanganmu! Kalau pasanganmu masih nggak mampu untuk berubah, bukan kewajibanmu untuk menunggu dia berubah.

Baca juga: Mengenal Anxious Attachment Style yang Bikin Kamu Haus Validasi Pasangan

Sadari Apa yang Akan Kamu “Gain”, Bukan “Lose”

Supaya kamu makin terdorong untuk meninggalkan toxic relationship, sadari keuntungan yang justru akan kamu terima setelah putus. Ketika putus, kebanyakan orang akan memikirkan hal-hal yang akan hilang, seperti kenangan indah, pasangan tercinta, dan waktu yang diluangkan bersama selama ini.

Ketika kamu putus, kamu mungkin hanya mengingat masa-masa indahnya karena masih mabuk cinta. Ambil waktu untuk merefleksikan hal-hal buruknya juga. Kamu memilih untuk putus dari toxic relationship untuk hal-hal tertentu, dan hal tersebut adalah alasan kenapa kamu merasa kurang bahagia dalam hubungan.

Dengan putusnya toxic relationship, ada banyak keuntungan yang kamu terima. Mulai dari kesehatan mental yang lebih stabil, emosi positif, hingga keadaan diri yang overall lebih baik. Ini semua nggak akan kamu terima kalau kamu belum move on dari toxic relationship!

Itu dia beberapa tips untuk meninggalkan toxic relationship. Jangan takut memilih untuk pergi, ya! Know your worth!

Mau tahu tips percintaan lainnya? Bergabung ke Girls Beyond Circle sekarang!

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond