Kenali Financial Abuse, Kekerasan Lewat Keuangan
Ketika orang mendengar istilah KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga), hal pertama yang terlintas dalam pikiran biasanya kekerasan verbal dan fisik. Rupanya, financial abuse atau kekerasan finansial juga marak terjadi.
Menurut penelitian oleh Centers for Financial Security, 99% kasus KDRT melibatkan financial abuse. Terlebih, financial abuse seringkali merupakan tanda awal kekerasan dalam hubungan atau rumah tangga. Penting untuk mengetahui tanda financial abuse dan contoh financial abuse.
Mari pahami lebih lanjut!
Baca juga: Kekerasan Bisa Tidak Terlihat, Pahami Emotional Abuse dan Jenisnya
Apa Itu Financial Abuse?
Financial abuse adalah bentuk kekerasan yang mengendalikan kemampuan korban untuk memperoleh, menggunakan, dan mengelola keuangannya sendiri. Korban financial abuse biasanya kehilangan sumber penghasilan, aset, dan uang yang dimiliki.
Contoh financial abuse yang sering ditemui adalah suami yang melarang istri untuk bekerja. Istri akhirnya harus bergantung sepenuhnya kepada suami karena tidak punya pendapatan sendiri. Dengan ini, suami dapat dengan mudah memanipulasi dan melakukan kekerasan lainnya terhadap istri karena tahu bahwa istrinya tidak bisa meninggalkan rumah tangga karena tidak memiliki uang.
Financial abuse juga bisa terjadi pada laki-laki, baik dengan metode yang serupa atau taktik lainnya.
Banyak sekali korban yang tidak bisa meninggalkan pernikahan karena tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mendukung dirinya atau anak-anaknya secara finansial. Ini menunjukkan bahwa financial abuse seringkali menjadi akar alasan kenapa banyak korban kekerasan yang tidak bisa lepas dari siklus KDRT.
Baca juga: Tips untuk Meninggalkan Toxic Relationship, Jangan Mau Terjebak Terus!
Tanda-tanda Financial Abuse
Financial abuse akan membuat korban merasa tidak berdaya karena adanya paksaan untuk bergantung secara finansial kepada pelaku. Di bawah ini adalah beberapa tanda financial abuse yang harus diperhatikan dalam semua rumah tangga.
Adanya Eksploitasi Pendapatan Korban
Tanda financial abuse yang pertama adalah adanya upaya-upaya untuk mengeksploitasi sumber pendapatan korban. Seseorang dapat mengeksploitasi keuangan pasangannya melalui tindakan berikut:
- Mengontrol atau membelanjakan uang pasangan: Untuk mengontrol akses uang milik pasangan, seseorang dapat menggunakan dan menghabiskan uang milik pasangan tanpa izin dan dalam jumlah yang besar. Ini bisa terjadi berulang kali.
- Merasa berhak atas uang atau aset pasangan: Seseorang yang melakukan financial abuse akan meminta pasangannya untuk menyerahkan gaji, kata sandi ATM, dan kartu kreditnya.
- Mengganggu rencana keuangan pasangan: Seseorang dapat mengganggu rencana keuangan pasangannya dengan cara “menawarkan bantuan” dalam pengelolaan keuangan milik pasangan. Namun sebenarnya, orang tersebut malah mengambil dan memanipulasi uang yang milik pasangan.
Mengganggu Pekerjaan Korban
Tanda financial abuse selanjutnya adalah adanya tindakan untuk mengganggu atau menghadap pasangan dalam bekerja. Financial abuse ini dilakukan untuk mengendalikan kemampuan pasangan untuk mencari penghasilan. Pasangan tersebut akan perlahan-lahan kehilangan pekerjaannya, menjadi tidak berdaya, dan harus bergantung pada pelaku financial abuse.
Contoh financial abuse yang dilakukan seseorang untuk mengendalikan pekerjaan pasangan antara lain:
- Mengkritik dan merendahkan pekerjaan yang dimiliki pasangan.
- Mendorong pasangan untuk keluar dari pekerjaan. Suami biasa memaksa istri untuk berhenti bekerja dengan alasan menjaga anak-anak di rumah.
- Mengatur tempat kerja mana yang boleh dan tidak boleh dipilih pasangan.
- Melakukan sabotase terhadap tanggung jawab pekerjaan pasangan.
Baca juga: Takut Ditinggal Pacar, Mungkin Kamu Punya Abandonment Issues
Mengontrol Aset dan Uang yang Dimiliki Bersama
Memiliki uang dan harta yang dipegang berdua memang normal. Akan tetapi, ketika seseorang ingin mengendalikan semua keuangan yang ada, termasuk uang bersama dan uang milik pasangan, financial abuse muncul. Contoh financial abuse dalam konteks mengontrol aset bersama adalah:
- Membuat keputusan finansial besar menggunakan uang bersama tanpa meminta opini dari pasangan.
- Membatasi akses keuangan pasangan.
- Mengambil uang bersama dan memasukkannya ke dalam rekening pribadi.
- Menjadi emosian karena uang dan berujung pada kekerasan lain karena masalah uang.
Cara Menghadapi Financial Abuse
Jika kamu atau orang yang kamu kenal sedang terjebak dalam financial abuse, segera lakukan hal-hal ini untuk menghadapi financial abuse.
Beri Tahu Seseorang
Kalau kamu sadar bahwa kamu berada dalam financial abuse, jangan menunggu-nunggu untuk memberitahu orang lain, baik anggota keluarga maupun teman. Bercerita ke seseorang akan meringankan beban emosional yang kamu rasakan.
Selain itu, adanya orang lain yang sadar akan situasi financial abuse kamu juga bisa memberimu bantuan dan memudahkan rencanamu untuk lepas dari financial abuse.
Lindungi Informasi Pribadi
Melindungi informasi pribadi, terutama informasi keuangan yang bersifat private, adalah langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghadapi financial abuse. Hubungi pihak bank atau perusahaan kartu kreditmu dan minta mereka untuk mengubah informasi rekeningmu, termasuk PIN dan kode akses.
Kamu juga bisa mengubah semua password-mu, baik password handphone, media sosial, akun aplikasi e-commerce, dan rekening bank. Pelaku financial abuse akan mencari apa pun untuk mengendalikan data pribadimu demi keuangan.
Baca juga: Susah Dekat dengan Ibu, Kenali Mommy Issues dan Tanda-tandanya pada Perempuan
Kumpulkan Dokumen Penting
Pelaku financial abuse umumnya merusak akses korban ke dokumen-dokumen penting, seperti akta kelahiran, kartu Jamsostek, laporan kartu kredit, dokumen kepemilikan, dan akta nikah. Ini dilakukan supaya korban tidak bisa melarikan diri.
Jika kamu masih bisa mengakses dokumen-dokumen tersebut, segera simpan dokumen di dalam sebuah safe box yang tersembunyi.
Rencanakan Cara Bertahan
Jika kamu memiliki kendala dalam meninggalkan pelaku financial abuse, kamu dapat mengambil beberapa langkah untuk mempersiapkan masa depan. Buka rekening baru dan sembunyikan uang tunai di tempat-tempat yang tidak dapat ditemukan oleh pelaku financial abuse.
Kamu juga bisa mulai mencari lowongan pekerjaan yang mungkin bisa kamu lamar setelah meninggalkan pelaku financial abuse. Siapkan juga rencana keuangan untuk beberapa bulan ke depan.
Lapor ke Posko Aduan
Ketika situasi financial abuse sudah menjadi lebih parah, seperti kekerasan fisik, verbal, emosional, ataupun seksual, kamu bisa melapor ke salah satu posko aduan di bawah ini:
- Call center SAPA 129
- Komnas Perempuan (email: pengaduan@komnasperempuan.go.id)
- Komnas HAM (https://pengaduan.komnasham.go.id/)
- Kantor polisi terdekat
Itu dia hal-hal seputar financial abuse yang perlu kamu sadari!
Kalau kamu sedang mencari tempat untuk curhat, bergabung ke Girls Beyond Circle sekarang!