Stoicism: Pengertian, Prinsip, dan Cara Mempraktikannya
Kamu sering merasa tertekan atau stres karena hal-hal yang nggak bisa kamu kontrol? Menerapkan konsep stoicism bisa menjadi jawabanmu. Kalau kamu belum familiar, stoicism merupakan pemahaman filosofis yang muncul di Yunani atau Roma pada sekitar 300 SM dari seorang filsuf bernama Zeno dari Kition. Zeno sendiri awalnya mencetuskan pemahaman bahwa kelancaran dalam hidup bisa didapatkan dari hidup seirama dengan alam.
“Stoicism artinya apa, sih?” Selengkapnya kamu bisa baca di bawah ini, ya, Girlies!
Apa itu Stoicism?
Stoicism adalah konsep yang menentukan bagaimana seorang individu mengartikan dan menentukan cara mereka untuk bahagia. Ditemukan oleh Zeno dari Kition, Yunani, stoicism artinya adalah sebuah kebahagiaan hanya dapat ditemukan di dalam diri – karakter diri dan kebajikan.
Melihat ke dalam diri juga menjadi salah satu poin penting dari filosofi ini, sehingga faktor-faktor eksternal tidak lagi menjadi variabel penentu kebahagiaan individu.
3 Prinsip Stoicism
Filosofi stoicism untuk mendapatkan kebahagiaan dilandasi oleh 3 prinsip dasar, yakni:
- Kemampuan untuk melihat dunia secara objektif dan menerima kondisi tersebut
- Disiplin untuk menghindari memiliki keinginan duniawi, serta ketakutan terhadap rasa sakit dan penderitaan
- Membedakan hal-hal yang dapat dikontrol manusia atau tidak, sehingga kamu bisa membedakan masalah apa yang perlu diberikan perhatian atau ditidak pedulikan
Cara Menerapkan Stoicism di Kehidupan Sehari-hari
Ini pemikiran yang harus kamu ingat dan praktikkan jika ingin menerapkan stoicism di keseharian.
Hal yang Terburuk Dapat Terjadi
Kontras dengan nasihat orang pada umumnya, stoicism berpegang pada kesadaran bahwa segala hal dapat berjalan di luar dari ekspektasi atau yang dinamakan premeditatio malorum. Dengan mengingat ini di benak pikiranmu, kamu didrong untuk mempersiapkan langkah preventif jika situasi buruk akan terjadi.
Dengan demikian, orang-orang yang mempraktikkan ini akan “dihadiahi” kelancaran situasi yang mereka sudah ekspektasikan dapat berakhir buruk. Kalau pun situasi betul-betul berakhir buruk, penganut stoicism dapat menyadari bahwa situasi dapat menjadi lebih buruk jika tidak ada langkah preventif sama sekali.
Segala Sesuatu adalah Fana
Tidak satu pun hal di dunia dapat bertahan selamanya. Tidak pekerjaanmu, statusmu, keluargamu, temanmu, hartamu, dan lain-lain. Maka dari itu, hiduplah dengan baik sesuai dengan pedoman dan keinginanmu.
Kematian itu Ada
Terdengar menyeramkan, ya? Padahal, maksud dari konsep ini, memento mori, adalah bahwa suatu saat nanti kita akan mati. Kabar baiknya, kesadaran akan kematian akan membuat kita hidup sebaik dan semaksimal mungkin.
Memang, konsep kematian nggak sedikit ditakuti banyak orang. Alih-alih ingin lebih bijak, malah stres. Namun, mengingat dan memandang kematian secara positif dapat membuat kamu lebih menikmati hidup yang kini kamu miliki.
Mau tahu info lebih banyak tentang konsep ini? Yuk, gabung di komunitas Girls Beyond Circle dan ngobrol bareng tentang topik ini!
Sumber: BFI Finance, Constant Renewal, Orion Philosophy, Daily Stoic