gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Toxic Productivity Dapat Berdampak Buruk bagi Pekerja, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya!

Written by Adila Putri Anisya

Dalam dunia kerja, kita sering mendengar tentang konsep produktivitas yang baik. Namun, terkadang terlalu fokus dalam produktivitas bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Fenomena ini dikenal sebagai “toxic productivity”. Artikel ini akan membahas mengenai definisi, tanda-tanda, dan cara mengatasinya.

Baca juga: Apa itu Burnout? Kenali Penyebab, Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

DEFINISI TOXIC PRODUCTIVITY

Toxic productivity adalah keadaan di mana seseorang memaksa diri untuk bekerja terus-menerus dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas mereka, bahkan mengorbankan kesehatan fisik dan mentalnya. Penyebab toxic productivity biasanya karena tekanan sosial atau tuntutan dari lingkungan kerja.

Orang yang terkena toxic productivity akan merasa bersalah apabila pekerjaan tidak maksimal atau lebih banyak, sehingga sering merasa tidak cukup dalam bekerja. Jika tidak diatasi, hal ini bisa menyebabkan burnout, yang malah membuat kamu menjadi kurang produktif dalam bekerja. 

Baca juga: Bisa ke Psikolog Gratis dengan BPJS, Begini Caranya!

TANDA TERJEBAK TOXIC PRODUCTIVITY

Ada beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa kamu mengalami toxic productivity. Beberapa di antaranya adalah:

MENGABAIKAN KESEHATAN FISIK DAN MENTAL

Toxic productivity sangat berdampak pada kesehatan fisik dan mental secara signifikan, termasuk peningkatan stres, kelelahan kronis, kecemasan, depresi, dan penurunan kesejahteraan mental. Semakin kamu terjebak dalam siklus ini, semakin besar kamu mengabaikan kesehatan fisik dan mental diri sendiri.

TIDAK PERNAH MERASA PUAS DENGAN HASIL KERJA

Orang yang terjebak dalam hal ini memiliki standar yang sangat tinggi dan tidak realistis terhadap hasil kerjanya. Kamu mungkin menetapkan ekspektasi yang tidak dapat tercapai atau selalu mengejar “kesempurnaan” yang tidak realistis. Akibatnya, kamu tidak pernah merasa puas dengan hasil karena selalu ada perasaan bahwa kamu bisa melakukan lebih baik. Ini menjadi contoh toxic productivity yang paling banyak dialami oleh pekerja di generasi sekarang.

TIDAK MERASA INGIN ISTIRAHAT

Kamu merasa bahwa waktu istirahat adalah waktu yang terbuang dan mengganggu kemajuan. Orang yang mengalami hal ini sering merasa bersalah jika mereka mengambil waktu untuk istirahat. Bahkan, waktu istirahat diasumsikan sebagai tanda kegagalan atau kekhawatiran bahwa kamu akan tertinggal jika berhenti sejenak.

MENGORBANKAN WAKTU BERSAMA KELUARGA DAN TEMAN

Toxic productivity menyebabkan kamu tidak bisa menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Kamu akan terus bekerja tanpa henti karena tekanan yang dirasakan, yang mengakibatkan waktu bersama keluarga dan teman terabaikan. Padahal menerapkan work-life balance sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

MENGALAMI KELELAHAN KRONIS

Ketika terjebak dalam toxic productivity, kesehatan fisik dan mental seringkali diabaikan. Kamu cenderung mengorbankan waktu untuk berolahraga, makan dengan baik, dan menjaga keseimbangan emosional. Kurangnya perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental berakibat pada kelelahan kronis.

Baca juga: Kurangi Stres, Ini 4 Cara Mengatasi Overthinking pada Remaja

BAGAIMANA CARA MENGATASINYA?

Jika kamu merasa mengalami toxic productivity, penting untuk mengambil tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa cara yang dapat membantu kamu melakukannya adalah:

  • Menetapkan batas waktu untuk bekerja dan istirahat yang sehat
  • Mengambil cuti jika perlu untuk menghilangkan stres dan merawat kesehatan mental dan fisik kamu
  • Berbicara dengan atasan atau rekan kerja tentang tuntutan kerja yang tidak realistis
  • Mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman
  • Melakukan aktivitas yang menenangkan seperti yoga atau meditasi untuk meredakan stres

Toxic productivity dapat berdampak buruk pada kesehatan dan keseimbangan hidup seseorang. Penting untuk mengenali tanda-tandanya dan mengambil tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan menetapkan batas waktu yang sehat dan merawat kesehatan mental dan fisikmu, kamu dapat memastikan bahwa produktivitas kerja tetap sehat dan berkelanjutan.

Baca juga: Mindfulness Jadi Kunci Penting Agar Kerjaan Maksimal, Ini Cara Melatihnya

Yuk, mulai perhatikan kesehatan fisik dan mentalmu saat bekerja. Diskusi bersama teman di Girls Beyond Circle untuk mengatasi toxic productivity. Join di sini sekarang!

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Self Love Sulit Diterapkan Perempuan

Sumber: Halodoc, KlikDokter