Waspada, Ini 6 Pekerjaan di Indonesia yang Beresiko Tinggi!
Hampir semua pekerjaan memiliki resiko. Resiko yang dihadapi juga bervariasi, mulai dari resiko fisik hingga psikologis. Namun, ada pekerjaan di Indonesia yang beresiko tinggi hingga harus memiliki K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Untuk mendapatkan sertifikasi K3, seseorang harus melakukan pelatihan terlebih dahulu agar memahami resiko terkait dengan pekerjaan mereka. Lantas, pekerjaan apa saja yang beresiko tinggi di Indonesia?
Baca juga: Cara Mendapatkan Sertifikasi K3 di Kemnaker RI dan BNSP, Supaya Bisa Kerja di Bidang HSE!
PEKERJAAN DI INDONESIA YANG BERESIKO TINGGI
Pekerjaan yang berbahaya hanya boleh dikerjakan oleh seorang ahlinya. Mereka sudah mendapatkan pengetahuan dan pelatihan untuk mengatasi atau mengurangi resiko yang ada.
Berikut adalah pekerjaan berisiko tinggi di Indonesia yang penuh dengan kewaspadaan!
KONSTRUKSI BANGUNAN
Pekerjaan di industri konstruksi menjadi salah satu pekerjaan di Indonesia yang paling beresiko tinggi. Bangunan yang tinggi, mesin berat, dan bahan-bahan berbahaya merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja.
Itulah mengapa, para pekerja di sana harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan seperti helm, sepatu safety, dan harnes (alat pengaman tubuh) untuk menjaga mereka dari jatuh atau tertimpa benda berat.
Dilansir dari Bisnis Indonesia, setiap tahunnya, sektor konstruksi bangunan menyumbang 32% dari total kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Berdasarkan data Komite Konstruksi, kecelakaan lokasi konstruksi di jalan tol menempati posisi terbesar.
INDUSTRI MANUFAKTUR
Pekerjaan beresiko selanjutnya adalah industri manufaktur. Mesin merupakan komponen integral dalam industri ini karena memberikan efisiensi yang besar dibandingkan dengan pengoperasian manual.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahan mesin dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan yang merugikan para pekerja. Terlebih lagi, kelalaian dan kurangnya kehati-hatian dari pekerja yang dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja.
Masih dilansir dari laman Bisnis Indonesia, sektor industri manufaktur menyumbang 31,6% dari total kasus kecelakaan kerja di Indonesia, menempati posisi kedua setelah industri konstruksi.
INDUSTRI TRANSPORTASI
Transportasi memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bekerja di bidang ini memiliki resiko yang besar karena dapat menimbulkan konsekuensi yang berdampak pada masyarakat luas.
Profesi yang beroperasi di industri transportasi di antaranya adalah pengemudi angkutan umum, pilot, dan masinis.
Kecelakaan dalam angkutan umum sering terjadi karena berbagai faktor yang beragam. Kecelakaan pesawat, meskipun perjalanan udara secara umum dianggap aman, tetap memiliki potensi resiko yang signifikan dengan berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan.
Sama halnya dengan pesawat, kecelakaan kereta api meskipun jarang terjadi, dampaknya bisa sangat besar terhadap korban yang terlibat. Kecelakaan ini dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, masalah teknis, atau faktor lingkungan.
Menurut data, kecelakaan di industri transportasi menyumbang sebanyak 5,3% dari total kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia.
INDUSTRI PERTAMBANGAN
Pekerjaan beresiko tinggi K3 selanjutnya yaitu di industri pertambangan. Dalam pekerjaan ini, proses penggalian dan pengeboran dapat menyebabkan ledakan, keruntuhan, atau keracunan akibat zat kimia berbahaya.
Industri pertambangan seringkali beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif dan menuntut tingkat produksi yang tinggi. Tekanan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko kecelakaan karena pekerja mungkin cenderung mengabaikan prosedur keselamatan untuk memenuhi target produksi.
Untuk mengurangi resiko yang ada, semua pekerja di industri pertambangan harus dilengkapi dengan alat pelindung pernapasan, kacamata safety, dan baju pelindung untuk menghindari resiko.
Dibandingkan pekerjaan yang beresiko tinggi sebelumnya, industri pertambangan menyumbang angka kecelakaan paling rendah, yaitu 2,6%.
PEKERJAAN KELISTRIKAN
Listrik merupakan energi yang berbahaya bagi manusia. Orang-orang yang bekerja dalam kelistrikan beresiko mengalami kecelakaan kerja, seperti cedera serius hingga kematian.
Kecelakaan listrik ini bisa terjadi karena pekerja akan berkontak langsung dengan kabel listrik. Listrik seringkali mengalami korsleting yang menyebabkan kebakaran, hingga merusak properti dan mengancam nyawa manusia di dekatnya.
Selain itu, beberapa pekerjaan kelistrikan, seperti perbaikan atau pemasangan kabel tiang listrik atau di ruang terbatas, memerlukan ketinggian dan lingkungan yang sempit, sehingga meningkatkan resiko jatuh atau terjepit.
PEKERJA LABORATORIUM
Pekerja laboratorium melibatkan berbagai bahan kimia yang berbahaya. Hal ini memberikan resiko berbahaya pada kulit, pernapasan, dan organ-organ tubuh lainnya, yang beresiko apabila dilakukan dalam jangka panjang.
Paparan bahan kimia yang tumpah atau tidak terkontrol berpotensi menyebabkan keracunan, cedera atau penyakit serius. Itulah mengapa mereka yang bekerja di laboratorium harus menggunakan peralatan perlindungan diri atau APD, serta harus mengikuti pedoman keamanan guna mengurangi resiko cedera dan paparan berbahaya.
Melansir dari DetikNews, akhir tahun 2023 kemarin, terjadi kecelakaan mahasiswa IPB yang meninggal akibat kebakaran di Lab saat sedang melaksanakan penelitian S2-nya, hal ini meninggalkan rasa duka sekaligus mengingatkan pekerja Lab untuk lebih berhati-hati.
Meski pekerjaan diatas beresiko tinggi, namun gaji yang diperoleh juga sangat besar. Bagi kamu yang ingin bekerja di industri-industri di atas, penting untuk memiliki sertifikasi K3. Pasalnya, K3 melibatkan penerapan langkah-langkah keselamatan dan kesehatan kerja yang bertujuan untuk melindungi pekerja dari resiko dan membantu pekerja bekerja dengan aman.
Mau tahu lebih banyak tentang pekerjaan di Indonesia yang beresiko tinggi? Diskusi bareng dengan teman-teman Girls Beyond Circle sekarang!
Baca juga: 10 Perusahaan Tambang Terbesar di Indonesia dan Benefitnya, Banyak Diincar Pencari Kerja!
Sumber foto: Pexels