gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Mengenal PCOS dan Gejalanya yang Bisa Kamu Prediksi Sejak Dini

Written by Aurelia Lois

Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah kondisi di mana hormon mengalami ketidakseimbangan selama masa subur yang menyebabkan menstruasi tidak teratur atau jarang terjadi.

Meskipun penyebab pasti PCOS belum diketahui pasti, mendiagnosis dan mengobati PCOS secara dini serta mengurangi berat badan dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Simak lebih lanjut mengenai PCOS dan gejalanya yang telah digali dari berbagai sumber oleh Girls Beyond berikut ini. 

Apa Itu PCOS

Sumber foto: Cleveland Clinic

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kondisi yang memengaruhi tingkat hormon perempuan. Ketidakseimbangan terjadi pada ovarium (organ yang menghasilkan dan melepaskan sel telur) menciptakan hormon androgen (hormon pria) dalam jumlah berlebihan.

PCOS juga mengandung sejumlah besar folikel tidak berbahaya dengan ukuran hingga 8mm (sekitar 0,3 inci) dan merupakan kantung telur yang belum berkembang sebagai penyebab ketidakmampuan untuk melepaskan telur sehingga ovulasi atau menstruasi tidak terjadi.

Namun, meskipun disebut "polycystic," tidak perlu ada kista pada ovarium untuk perempuan yang mengalami PCOS. Kista ovarium tersebut tidak berbahaya atau menyebabkan rasa sakit.

Baca juga: Susah Dekat dengan Ibu, Kenali Mommy Issues dan Tanda-tandanya pada Perempuan

Gejala PCOS

Sumber foto: Nebraska Medicine

Mengenali PCOS dan gejalanya sejak dini sangat penting dalam mencegah penyakit lainnya menjangkit. Gejala umum yang bisa dikenali dari PCOS adalah adanya perubahan siklus menstruasi di mana seorang perempuan tidak akan mendapatkan menstruasi sesuai tanggal seharusnya. 

Bisa saja seseorang baru mengalami mens setiap 2-3 bulan sekali atau lebih dari jangka waktu tersebut, pula dengan frekuensi menstruasi yang abnormal.

  1. Periode mens tidak teratur:

Menstruasi yang abnormal melibatkan periode yang terlewat atau tidak mendapatkan periode menstruasi sama sekali. Hal ini juga dapat melibatkan pendarahan berat selama menstruasi.

  1. Pertumbuhan rambut yang tidak normal:

Perempuan dengan PCOS sangat mungkin mengalami pertumbuhan rambut berlebihan di wajah atau rambut yang tebal di bagian lengan, dada, dan perut (hirsutisme). Ini terjadi hingga 70% dari perempuan dengan PCOS.

  1. Jerawat: 

PCOS dapat menyebabkan jerawat, terutama di bagian punggung, dada, dan wajah. Jerawat ini mungkin berlanjut setelah masa remaja dan menjadi sulit untuk diobati.

  1. Obesitas: 

Sekitar 40% dan 80% dari perempuan dengan PCOS mengalami obesitas dan memiliki kesulitan mempertahankan berat badan yang sehat bagi mereka.

  1. Peningkatan warna kulit: 

Perempuan dengan PCOS memiliki bercak kulit yang gelap, terutama di lipatan leher, ketiak, lipatan pangkal paha (di antara kaki), dan di bawah payudara. Ini dikenal sebagai acanthosis nigricans.

  1. Kista: 

Banyak perempuan dengan PCOS memiliki ovarium yang tampak lebih besar atau dengan banyak folikel (kista sak ovum) pada pemeriksaan USG PCOS.

  1. Skin tags

Skin tags adalah sepotong kulit ekstra yang biasanya ada di area di mana kulit melipat atau bergesekan, seperti leher, ketiak, pangkal paha, dan di bawah payudara. 

  1. Rambut rontok: 

Perempuan dengan PCOS mungkin sering mengalami kerontokan dalam jumlah banyak seperti kehilangan gumpalan rambut di kepala mereka yang biasanya terlihat mulai botak.

  1. Infertilitas: 

PCOS adalah penyebab infertilitas paling umum pada perempuan. Ovulasi tidak teratur dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk hamil.

Diagnosa PCOS

Sumber foto: mayoclinic.org

Tidak ada satu kali pemeriksaan yang bisa mengungkap adanya PCOS. Kamu perlu terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter spesialis atau OBGYN (Obstetri dan Ginekologi) mengenai gejala yang kamu alami. 

Setelahnya, dokter akan memberi rekomendasi pemeriksaan untuk organ reproduksi hingga tes darah. Beberapa pemeriksaan yang mungkin bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Tes darah 

Tes darah berguna untuk mengukur level hormon namun tidak dapat mengetahui kemungkinan penyebab masalah menstruasi atau kelebihan androgen yang menyerupai PCOS.

Kamu juga disarankan untuk menjalani tes darah lainnya, seperti kadar kolesterol dan trigliserida saat puasa, termasuk tes toleransi glukosa yang dapat mengukur respons tubuh terhadap gula (glukosa).

  1. Pelvic exam

Pada pemeriksaan manual ini, dokter akan memasukan satu hingga dua jari yang telah memakai sarung tangan ke dalam vagina sambil menekan area abdomen di waktu yang sama untuk mengecek uterus, indung telur, dan organ lainnya.

  1. Transvaginal ultrasound

Pemeriksaan ultrasonografi atau USG PCOS dapat memperlihatkan penampakan ovarium pasien dan ketebalan lapisan rahim. Dokter akan melakukannya dengan memasukan alat transducer atau tongkat ke dalam vagina.

Transducer akan memancarkan gelombang suara yang diterjemahkan menjadi gambar pada layar.

  1. Pemeriksaan lain untuk PCOS

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan di atas, kamu bisa mendapatkan diagnosis dari dokter sambil melakukan pemeriksaan reguler lainnya seperti tekanan darah, toleransi glukosa, kolesterol, dan level trigliserida dalam tubuh.

  1. Melakukan screening

Jenis screening yang perlu kamu lakukan adalah screening untuk depresi dan kecemasan, termasuk screening untuk masalah tidur dan anxiety.

Diketahui bahwa perempuan dengan PCOS mengalami gangguan tidur dan memiliki kecemasan berlebih.

Untuk informasi lengkap lainnya, jangan lupa join komunitas Girls Beyond Circle, ya!

Baca juga: Jivaraga Hadirkan 70 Kelas ‘Wellness Space’, Cocok untuk Kesehatan Mental Kaum Milenial hingga Gen Z

Sumber foto: Health Matters

Kenalin, namaku Aurelia Lois, penulis artikel ini. Let’s connect on Instagram!