Mengenal Aritmia Jantung: Risiko dan Pencegahannya
Aritmia jantung merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering kali tidak disadari, namun memiliki risiko serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Gangguan ini terjadi akibat ketidaknormalan pada irama jantung yang dapat memengaruhi kinerja organ vital tubuh kita.
Apakah kamu pernah merasakan jantung berdebar-debar atau detak jantung yang tidak teratur? Hal ini mungkin disebabkan oleh aritmia jantung.
Gangguan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), yang menunjukkan adanya masalah pada sistem listrik jantung.
Ingin tahu selengkapnya mengenai aritmia jantung dan penanganannya? Simak artikel berikut ini.
Apa Itu Aritmia dan Ciri-Cirinya
Aritmia jantung adalah gangguan irama jantung yang terjadi akibat masalah dalam sistem listrik jantung. Gangguan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan elektrokardiografi (EKG). Menurut Dr. Alexandra Gabriella, Sp. J. P, FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, aritmia jantung dapat meningkatkan risiko stroke karena gumpalan darah dapat terbentuk dan dipompa ke otak, menyebabkan sumbatan yang bisa berakibat cacat permanen.
Deteksi Aritmia Jantung
Deteksi aritmia jantung dapat dilakukan dengan EKG portabel yang memudahkan pemantauan irama jantung kapan saja dan di mana saja. Aritmia jantung juga sering menjadi penyebab utama pingsan mendadak, yang bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kematian mendadak jika terkait dengan masalah jantung
Ciri-ciri pingsan yang tidak berbahaya:
- Pingsan setelah berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
- Pingsan yang dipicu oleh rangsangan spesifik seperti ketakutan terhadap jarum saat pemeriksaan medis.
- Pingsan saat upacara, cuaca panas, atau berada di keramaian.
Pingsan mendadak tanpa gejala awal yang jelas, terutama saat aktivitas fisik, dengan riwayat penyakit jantung atau kematian mendadak dalam keluarga, perlu mendapatkan perhatian serius karena bisa disebabkan oleh aritmia jantung.
Kematian mendadak pada atlet sering kali mengejutkan banyak orang karena ada anggapan bahwa atlet selalu dalam kondisi sehat.
Namun, aritmia jantung juga dapat terjadi pada mereka. Jika terjadi pingsan mendadak, penanganan yang cepat dan tepat melalui CPR (resusitasi jantung paru) bisa menyelamatkan nyawa.
Untuk melakukan CPR, pastikan untuk memeriksa apakah korban bernapas atau tidak dengan mengecek nadi di leher. Jika tidak ada nadi, lakukan pijatan jantung segera.
Baca juga: Cuma 3000 Langkah! Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh
Pemeriksaan Aritmia Jantung
Pemeriksaan aritmia jantung tidak hanya dilakukan melalui EKG stkamur, tetapi juga dengan Holter Monitor. Holter Monitor adalah alat yang bekerja seperti EKG namun dipakai selama 24 jam hingga 7 hari untuk mendeteksi adanya aritmia jantung. Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis jantung dapat menentukan apakah pingsan yang dialami berbahaya atau tidak.
Selain Holter Monitor, alat pemeriksaan aritmia yang digunakan oleh spesialis jantung meliputi:
- Event Recorder: Alat ini serupa dengan Holter Monitor tetapi hanya merekam aktivitas jantung ketika pasien merasakan gejala.
- Implantable Loop Recorder: Alat yang ditanam di bawah kulit untuk merekam aktivitas jantung selama beberapa bulan hingga tahun.
- Stress Test: Pemeriksaan di mana pasien diminta untuk berolahraga di treadmill atau sepeda statis untuk memantau aktivitas jantung di bawah kondisi stres.
- Echocardiogram: Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung dan memeriksa fungsi dan struktur jantung.
- Electrophysiological Study (EPS): Pemeriksaan yang lebih invasif di mana kateter dimasukkan melalui pembuluh darah ke jantung untuk memetakan aktivitas listrik jantung dan mengidentifikasi jenis aritmia.
Jenis-Jenis Aritmia Jantung
Aritmia Maligna
Aritmia maligna merupakan jenis aritmia yang dapat menyebabkan pingsan dan kematian mendadak tanpa peringatan jangka panjang. Aritmia maligna memerlukan perhatian medis segera.
Aritmia benign (jinak)
Aritmia jinak atau aritmia benign tidak memiliki gejala atau satu-satunya gejala adalah detak jantung yang tidak normal. Pada tipe jinak, tidak ada gejala seperti sesak napas atau nyeri dada. Aritmia jenis ini sering terjadi pada orang dewasa muda dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Aritmia benign tidak berpotensi mematikan tetapi dapat menimbulkan gejala jangka panjang seperti gagal jantung. Bayangkan listrik yang konslet di rumah; jika dibiarkan saja, bisa menyebabkan kebakaran. Demikian pula, aritmia jantung yang tidak diatasi dapat menyebabkan komplikasi serius.
Penyebab dan Gejala Aritmia Jantung
Aritmia jantung dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Serangan jantung
- Sumbatan pada arteri koroner
- Gagal jantung
- Masalah pada sistem listrik jantung
- Pembengkakan jantung
- Hipertensi kronis
Jaringan listrik jantung terdiri dari nodus SA yang mengatur irama jantung dengan mengaktifkan dinding kiri dan kanan jantung untuk memompa darah.
Sinoatrial node atau nodus SA merupakan bagian dari sistem konduksi jantung yang terletak di bagian atas serambi atau atrium kanan dan bertugas untuk mengirimkan impuls listrik untuk membuat jantung berdetak.
Gangguan pada sistem ini dapat dideteksi melalui EKG, yang menggambarkan aktivitas listrik jantung dalam bentuk gelombang.
Gejala Aritmia Jantung
Beberapa gejala aritmia jantung yang mungkin tidak disadari antara lain:
- Berdebar-debar (palpitasi)
- Sensasi “skip a beat”
- Detak jantung terasa tidak teratur
- Pusing
- Lemas
- Sesak napas
- Pingsan
- Rasa tidak nyaman di dada
Dampak Jangka Panjang Aritmia Jantung
Aritmia maligna, karena sifatnya yang mematikan, tidak memiliki dampak jangka panjang karena bisa menyebabkan kematian mendadak. Sebaliknya, aritmia benign (jinak) dapat menyebabkan gejala jangka panjang yang jika tidak diobati bisa berujung pada gagal jantung.
Baca juga: Body Type Diet: Solusi Menurunkan Berat Badan dengan Hasil Maksimal?
Menjaga Kualitas Hidup Pengidap Aritmia Jantung
Pengidap aritmia jantung perlu mengetahui batasan aktivitas yang aman dilakukan. Beberapa pantangan yang harus diperhatikan meliputi:
- Menghindari pijatan di leher.
- Menghindari mengejan terlalu kuat karena bisa menekan saraf vagus yang menurunkan detak jantung.
- Menghindari olahraga berat yang bisa memicu aritmia jantung.
Pencegahan Aritmia Jantung
Pencegahan aritmia jantung tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh kondisi seperti pembengkakan jantung akibat hipertensi, maka pengobatan terhadap kondisi tersebut harus dilakukan terlebih dahulu.
Namun, jika aritmia disebabkan oleh masalah pada sistem listrik jantung, pengobatan langsung terhadap aritmia diperlukan.
Di Indonesia, penyakit jantung rematik masih umum dan bisa menyebabkan aritmia jantung. Pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan antibiotik yang tepat untuk mengatasi infeksi yang mendasarinya.
Cara Mengecek Denyut Nadi
Pengecekan nadi bisa dilakukan dengan beberapa cara:
- Arteri Radialis
Untuk memeriksa nadi di arteri radialis, gunakan tiga jari dan letakkan di bawah ibu jari. Tekan dengan jari manis, sementara dua jari lainnya meraba area di depannya.
- Arteri Karotis
Untuk mengecek nadi pasien yang pingsan, periksa nadi di arteri karotis yang terletak di bagian dalam leher. Ini adalah metode yang umum digunakan untuk memastikan ada tidaknya denyut jantung pada korban yang tidak sadar.
Aritmia jantung merupakan gangguan irama jantung yang bisa berpotensi fatal jika tidak segera ditangani.
Deteksi dini melalui pemeriksaan EKG dan Holter Monitor sangat penting untuk mengidentifikasi aritmia jantung. Meskipun beberapa jenis aritmia tidak berbahaya, aritmia maligna bisa menyebabkan kematian mendadak.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami gejala, penyebab, dan cara pencegahan aritmia jantung demi menjaga kesehatan jantung yang optimal.
Untuk informasi kesehatan lainnya, gabung di komunitas Girls Beyond Circle.
Baca juga: Apakah Prediabetes Berbahaya? Gejalanya Umum dan Sudah Banyak Dialami Anak Muda!
Comments
(0 comments)