gagal menampilkan data

Article

Kenapa Konten Kamu Enggak Viral-Viral? Ini Jawaban yang Jarang Dibahas!

Written by Adila Putri Anisya

Mendapatkan spotlight di awal karier sebagai content creator memang terasa kayak mencari jarum dalam tumpukan jerami. Kamu udah bikin konten yang menurutmu keren abis, tapi kenapa ya, viewers-nya segitu-gitu aja? 

Jangan langsung down! Ternyata, ada lho alasan ilmiah kenapa konten sulit viral saat baru memulai. Artikel ini akan bongkar habis rahasia di balik konten yang booming, biar kamu para Gen Z tahu trik jitunya!

Baca juga: 5+ Aplikasi untuk Content Creator Pemula yang Wajib Dimiliki! 

Konten Viral, Apakah Hanya Acak?

Kenapa Konten Kamu Enggak Viral-Viral? Ini Jawaban yang Jarang Dibahas!
Sumber foto: Freepik

Pernah melihat video yang sebenernya “enggak ada apa-apanya” tapi tiba-tiba ditonton jutaan kali? Contoh, ada video “Charlie Bit My Finger“. Dilansir dari studi ‘Emotion and Virality: What Makes Online Content Go Viral?’ oleh Jonah Berger dan Katherine L. Milkman di Researchgate, video pendek tentang dua bocah yang adiknya menggigit jari kakaknya ini telah ditonton lebih dari 400 juta kali di YouTube pada akhir 2011, padahal, enggak ada kejadian heboh di dalamnya!

Nah, ini membuktikan bahwa viralitas itu bukan sepenuhnya acak. Ada pola yang bisa kita pelajari, dan ini ada hubungannya sama psikologi audiens. Kenapa orang share konten? Ada banyak alasannya, mulai dari ingin berbagi informasi yang berguna (biar kelihatan tahu banyak) sampai ingin mengekspresikan perasaan mereka.

Emosi High-Arousal Adalah Kunci

Kenapa Konten Kamu Enggak Viral-Viral? Ini Jawaban yang Jarang Dibahas!
Sumber foto: Freepik

Ini dia core-nya. Menurut penelitian Berger dan Milkman, emosi ternyata jadi faktor super penting yang menentukan apakah sebuah konten bakal dibagikan (dan jadi viral) atau enggak.

1. Konten Positif vs. Negatif: Siapa Pemenangnya?

Mungkin kamu mikir, berita negatif lebih sering viral, kan? Tapi, studi yang menganalisis daftar artikel paling banyak di-email dari The New York Times menunjukkan hal sebaliknya: konten yang lebih positif cenderung lebih viral!

Intinya, konten yang memicu emosi (positif atau negatif) lebih gampang viral dibanding yang biasa aja. Tapi, kalau harus memilih, konten positif umumnya lebih viral daripada konten negatif.

2. Emosi yang Bikin Orang ‘Tergerak’ Lebih Gampang ‘Nular’

Enggak cukup hanya positif atau negatif, jenis emosi juga punya peran. Coba perhatikan. Menurut penelitian yang sama, emosi yang bikin orang “tergerak” punya efek paling besar. Misalnya:

  • Kagum: lihat sesuatu yang luar biasa bikin orang otomatis ingin share.
  • Marah: konten yang bikin panas bisa cepat menyebar karena orang merasa harus bereaksi.
  • Cemas: rasa takut atau khawatir juga bikin orang lebih aktif membagikan informasi.

Di sisi lain, konten yang menimbulkan rasa tenang atau sedih justru lebih jarang viral. Jadi kalau mau eksperimen bikin konten, pikirkan bagaimana memicu reaksi emosional yang bikin orang enggak tahan buat klik share.

Apa yang Bikin Kontenmu Belum Viral?

Kenapa Konten Kamu Enggak Viral-Viral? Ini Jawaban yang Jarang Dibahas!
Sumber foto: Freepik

Buat kamu yang baru mulai, ada beberapa hal yang mungkin jadi penghalang viralitasmu, yang semuanya berkutat pada poin-poin di atas:

1. Konten Terlalu Safe dan Minim Emosi

Kalau kontenmu hanya berisi informasi umum, vlog yang terlalu santai, atau tips yang sudah banyak diulang, besar kemungkinan itu memicu emosi low-arousal (seperti puas atau rileks). Audiensmu suka, tapi enggak terdorong kuat untuk share.

Solusi: Cari sudut pandang yang unik, berikan informasi yang mengejutkan/berguna (surprising/practically useful), atau provokasi diskusi (yang memicu sedikit amarah atau kecemasan yang sehat). Intinya, Amuse rather than relax your audience!

2. Belum Menemukan Pola Konten yang “Nular”

Selain isi konten, siapa yang pertama kali menonton atau membagikan juga penting. Dilansir dari Science Direct (Saquete et al., 2021), pola penyebaran konten mirip dengan cara virus menular.

Semakin banyak komunitas yang ditembus di awal, semakin besar peluang konten itu jadi viral. Misalnya, kalau kontenmu hanya ditonton lingkaran kecil teman, mungkin views-nya mentok di situ. Tapi kalau sejak awal sudah menyebar ke beberapa komunitas berbeda (misalnya komunitas kampus, fans K-pop, dan pecinta film), potensi viralnya lebih tinggi.

Itu sebabnya banyak kreator baru susah viral, karena algoritma awalnya hanya menunjukkan konten mereka ke lingkaran yang sempit. Butuh waktu dan konsistensi untuk “menembus” lebih banyak komunitas di platform.

Solusi: Konsisten dengan satu jenis niche yang memungkinkan kontenmu menembus berbagai komunitas. Fokuskan pada niche yang emosional.

3. Engagement Awal Minim

Menurut penelitian yang sama, jumlah likes dan shares punya peran besar menciptakan efek domino. Konten dengan banyak likes di awal lebih mungkin dianggap menarik oleh orang lain, sehingga mereka ikut engage. Ini menjelaskan kenapa kadang konten biasa saja bisa viral kalau mendapat dorongan engagement awal, entah lewat komunitas, algoritma, atau bahkan keberuntungan.

Sebaliknya, konten yang sebenarnya bagus tapi kurang dapat interaksi awal bisa tenggelam begitu saja. Inilah tantangan terberat bagi kreator pemula..

Takeaways untuk Content Creator Pemula

Kenapa Konten Kamu Enggak Viral-Viral? Ini Jawaban yang Jarang Dibahas!
Sumber foto: Freepik

Kunci buat Gen Z yang ingin kontennya cepat viral saat baru memulai itu sederhana: Jual Emosi, Bukan Sekadar Informasi.

  • Jadilah Awe-Inspiring: Bikin konten yang bikin orang kagum (misalnya, skill yang gila, fakta yang bikin melongo, atau editing yang luar biasa).
  • Jadilah Amusing: Bikin orang tertawa ngakak sampai perut sakit! Humor adalah emosi high-arousal positif yang gampang menular.
  • Berikan Kegunaan: Kontenmu harus praktis berguna (practically useful), entah itu life hack yang mind-blowing, atau tips yang bikin hidup lebih gampang. Ini membuat audiens merasa berkewajiban untuk share ke temannya.
  • Jangan Takut Jadi Kontroversial (Sedikit!): Kadang, memicu amarah atau kecemasan (misalnya, membahas isu yang hot dengan sudut pandang berbeda) bisa meningkatkan sharing, asalkan enggak berlebihan dan tetap relevan. Ingat: Sadness hinders transmission, kesedihan bikin kontenmu tenggelam.

Membangun audience memang butuh waktu. Tapi dengan fokus pada membuat konten yang memicu emosi “ngegas”, kamu sudah melangkah jauh lebih maju dari konten-konten safe di luar sana. Go get ’em! 

Baca juga:  5 Cara Menjadi Content Creator untuk Pemula, Cuan Banget! 

Yuk, dapatkan recording dari event seru GB Academy Goes to Campus ‘Impactful Content Build Digital Presence’ bersama Stephanie Regina as Founder & CEO of Halaka Group Indonesia dan Raudhah Nasution, content creator.

Di sini kamu bakal belajar langsung gimana cara bikin konten yang impactful dan ngebangun digital presence. Bukan cuma teori, tapi juga insight dari praktisi yang emang udah terjun di dunia ini! 

Daftar di sini sekarang! bit.ly/GBAcademy2025-Online 

Gabung discord Girls Beyond Circle untuk update seputar event ini!

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond