gagal menampilkan data

Article

Selingkuh untuk Pisah dengan Pasangan, Ini Tandanya Seseorang Melakukan Exit Affair

Written by Angela Ranitta

Ngobrol seputar isu perselingkuhan dan perceraian memang nggak pernah ada habisnya. Apalagi belakangan ini kita sering banget mendengar berita perselingkuhan yang dilakukan oleh para public figure. Tentunya perselingkuhan bukanlah sebuah tindakan yang patut dibenarkan. Namun, tahukah kamu bahwa ada orang-orang yang berselingkuh demi bisa lepas dari sebuah hubungan?

Exit affair merupakan perselingkuhan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengakhiri sebuah hubungan. Pelaku perselingkuhan berharap agar ketika perbuatan dipergoki, pasangan mereka memutuskan untuk bercerai. 

Exit affair sering dijadikan sebagai jalan keluar oleh orang-orang yang kesulitan mengkomunikasikan ketidakpuasannya terhadap pasangan mereka. Mereka merasa bahwa dengan berselingkuh, mereka akan memiliki alasan yang valid dan logis untuk mengakhiri sebuah hubungan. Ketika perselingkuhannya terkuak, umumnya para pelaku nggak menunjukkan rasa bersalah, maupun keinginan untuk memperbaiki hubungannya. Sebab, para pelaku exit affair nggak lagi merasakan adanya ikatan emosional terhadap pasangannya.

Baca juga: Mengenal Battered Woman Syndrome yang Bikin Korban KDRT “Bucin” sama Pelaku

Tanda-tanda Pasangan Melakukan Exit Affair

Umumnya, tanda-tanda bahwa seseorang tengah melakukan exit affair sama dengan perselingkuhan pada umumnya. Berikut adalah sejumlah pertanda seseorang melakukan exit affair terhadap pasangannya:

Lack of Conflict and Effort to Resolve It

Ketika terjadi konflik dengan pasangannya, pelaku exit affair nggak menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Ia nggak lagi meminta maaf, atau bertanya kepada pasangannya apa yang sebenarnya mereka inginkan. Bahkan ketika terjadi hal-hal yang biasanya menimbulkan konflik, pelaku menunjukkan sikap acuh tak acuh.

Sebagian orang menyalahartikan hal ini sebagai pertanda bahwa seseorang akhirnya bisa memahami dan menerima pasangannya. Padahal mereka melakukan ini karena nggak lagi merasa perlu untuk mempertahankan hubungannya.

Sudden Outburst of Anger That Seems Irrational 

Nggak cuma minim upaya untuk menyelesaikan konflik, pelaku exit affair juga cenderung “mencari-cari masalah” dengan pasangannya. Misalnya, mereka menjadi mudah marah karena hal-hal sepele. Bahkan mereka menunjukkan kemarahan yang meledak-ledak, dan terkesan nggak relevan dengan apa yang dipermasalahkan. 

Pelaku exit affair melakukan hal tersebut sehingga pasangannya mulai mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan mereka. 

Baca juga: Apa pun Alasannya, Kekerasan dalam Relasi Tidak Boleh Dinormalisasi

Decreasing Intimacy 

Exit affair juga bisa ditandai dengan minimnya intimasi dalam sebuah hubungan, baik secara fisik maupun verbal. Pelaku mulai menolak berhubungan seksual dengan pasangannya tanpa alasan yang jelas. Mereka nggak lagi mengajak pasangannya mengobrol, serta nggak menunjukkan ketertarikan ketika si pasangan membuka percakapan terlebih dahulu. 

Berkurangnya intimasi dalam hubungan ini dikarenakan pelaku exit affair nggak lagi merasakan adanya kedekatan emosional dengan pasangannya. 

Unexplained Absences

Salah satu tanda paling umum bahwa seseorang melakukan perselingkuhan adalah mereka sering “menghilang” tanpa sebab. Misalnya, tiba-tiba sering pulang larut malam, pergi ke luar kota, jarang berada di rumah ketika akhir pekan, dan sebagainya. 

Umumnya, absennya pelaku exit affair dari hadapan pasangan resminya dikarenakan mereka hendak menghabiskan waktu dengan pasangan ekstramarital alias selingkuhannya. Bisa juga karena mereka sengaja kabur atau menghindar dari pasangannya. 

Doesn’t Even Try to Be Lowkey

Seperti yang sudah disebutkan di awal, tujuan seseorang melakukan exit affair adalah untuk melepaskan diri dari sebuah hubungan. Karenanya, pelaku seringkali nggak berusaha menutup-nutupi perbuatannya. 

Pelaku exit affair mulai berinteraksi dengan pasangan ekstramaritalnya secara terang-terangan. Bahkan mereka cenderung sengaja menunjukkan hal tersebut di depan pasangan resminya. Hal ini dilakukan agar si pasangan resmi segera mengkonfrontasi pelaku, sehingga mereka bisa segera mengakhiri hubungan tersebut.

Baca juga: “I Can Fix Him”: Sindrom Pahlawan ala “F4 Thailand” yang Bikin Kamu Terjebak Toxic Relationship

Apa yang Harus Dilakukan Korban Exit Affair

Menjadi korban perselingkuhan tentunya meninggalkan luka mendalam bagi siapa saja. Nggak jarang, kejadian ini menimbulkan trauma yang butuh waktu lama untuk pulih. Kira-kira apa saja yang harus dilakukan oleh seseorang setelah mengalami exit affair?

Don’t Blame Yourself

Di awal, telah disebutkan bahwa seseorang melakukan exit affair dikarenakan nggak mampu mengkomunikasikan masalahnya dengan pasangan. Karenanya, exit affair seringkali membuat korban bertanya-tanya apa kekurangan dan kesalahannya. 

Ketika pasanganmu berselingkuh, ingat bahwa masalahnya ada di mereka, bukan kamu. Seandainya mereka merasakan ketidakpuasan dalam hubungan yang kalian jalin, seharusnya mereka mengkomunikasikannya denganmu agar kalian bisa sama-sama mencari jalan keluarnya. 

Ketika kamu menjadi korban exit affair, ingat bahwa kamu nggak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri. Meskipun kamu punya kekurangan atau pernah berbuat salah terhadap pasanganmu, tetapi bukan berarti mereka bisa seenaknya selingkuh hanya karena nggak tahu caranya berkomunikasi denganmu. Ingat bahwa nggak ada satu pun orang di dunia ini yang “berhak” diselingkuhi dan diperlakukan seenaknya.

Baca juga: Menghapus Stereotip Perempuan Sempurna

Know Your Value

Perselingkuhan dapat sangat berdampak terhadap kepercayaan diri seseorang. Banyak korban perselingkuhan yang merasa dirinya nggak lagi berharga. Mereka merasa dirinya nggak pantas dicintai. 

Akibatnya, nggak jarang korban perselingkuhan setelahnya justru terjebak dalam toxic relationship hingga berkali-kali. Sebab, hilangnya rasa keberhargaan diri membuat mereka berpikir bahwa mereka nggak perlu muluk-muluk dalam mencari pasangan. 

Sadarilah bahwa value dirimu nggak ditentukan oleh bagaimana orang lain memandang atau memperlakukanmu. Lagi-lagi, kamu nggak perlu untuk menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan pasanganmu. Kamu berharga dan pantas dicintai dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kamu punya. 

Alih-alih sembarangan dalam mencari pasangan, exit affair yang kamu alami sebaiknya kamu jadikan pengingat untuk lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan ke depannya. 

Baca juga: Memangnya Kenapa Kalau Janda? #GBBreakTheStereotype

Acknowledge Your Feelings

“Duh, ngapain, sih orang kaya gitu kamu tangisin terus? Ayo, dong move on!” Kalimat tersebut seringkali kita lontarkan terhadap seseorang yang telah menjadi korban perselingkuhan. Meski bermaksud baik, tetapi seringkali hal ini justru membuat korban semakin terpuruk. 

Perselingkuhan yang dilakukan oleh pasanganmu memang bukanlah kesalahanmu. Namun, bukan berarti kamu nggak perlu memberikan validasi atas perasaanmu. Wajar, kok kalau kamu merasa sedih, marah, kecewa, malu, dan sebagainya. Akuilah setiap emosi yang kamu rasakan. Nggak perlu kamu pendam, atau berpura-pura bahwa dirimu baik-baik saja. 

Nggak jarang perasaan sedih atau marah tersebut kembali kamu rasakan setelah sekian lama. Lagi-lagi, itu semua wajar, kok. Seperti yang sudah disebutkan, menjadi korban perselingkuhan adalah sebuah pengalaman yang sangat traumatis. Dan proses pulih dari sebuah trauma nggak bersifat linear. Pemulihan trauma adalah siklus yang seringkali berulang-ulang.

Seek Professional Help

Hal yang nggak kalah penting untuk dilakukan oleh korban exit affair adalah meminta pertolongan profesional. Perselingkuhan yang kamu alami tentunya meninggalkan luka dalam dirimu. Sayangnya, nggak sedikit orang yang memilih untuk mengabaikan luka tersebut. 

Jika kamu merasa kesulitan memulihkan diri dari trauma perselingkuhan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Berkonsultasilah dengan konselor atau psikolog agar kamu segera menemukan solusi tepat untuk luka batin yang kamu miliki.

Baca juga: 5 Rekomendasi Layanan Psikolog Mudah dan Murah di Indonesia

Don’t Be Obsessed with Your Ex

Pernahkah kamu melihat orang yang masih suka kepo sama mantannya? Mereka melakukan hal-hal seperti stalking akun media sosial mantan agar selalu tahu kabar terkini dari orang tersebut. Kira-kira, kenapa, sih mereka melakukan itu?

Well, alasannya macam-macam. Ada yang berharap kehidupan mantannya berantakan setelah putus dengan mereka. Ada yang berharap mantannya menyesal telah menyakiti mereka. Ada juga yang berkompetisi dengan sang mantan, kira-kira siapa yang hidupnya lebih bahagia sekarang? 

Ketahuilah bahwa melakukan hal seperti ini hanya bikin kamu semakin sulit untuk pulih dari luka batinmu. Sebab, ketika kamu melihat hal-hal yang nggak sesuai ekspektasi, seperti mantanmu tampak baik-baik saja atau sudah punya pasangan baru, kamu jadi uring-uringan sendiri. 

Jadi, daripada terus-terusan mengurusi hidup orang yang sudah menyakiti kamu, lebih baik kamu fokus memulihkan diri dan menata kehidupanmu. 

Memulihkan diri dari luka perselingkuhan bukanlah hal yang mudah. Namun, bukan berarti kamu nggak bisa melaluinya. Ingat bahwa kamu berharga, kamu berhak bahagia, dan kamu pantas untuk dicintai. Always be kind to yourself, girls

Baca juga: Ke Mana Korban Harus Melapor? Layanan Bantuan Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) yang Bisa Dihubungi

Butuh safe space untuk sharing seputar relationship? Girls Beyond Circle adalah tempat yang tepat buat kamu! Yuk, klik di sini untuk bergabung! 

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond