gagal menampilkan data

Article

Hal-hal yang Relatable Banget Buat Kamu Si Anak Bungsu

Written by Angela Ranitta

Kalau ngomongin anak bungsu, apa, sih kata pertama yang muncul dalam pikiranmu? Manja? Pemalas? Suka cari perhatian? Kayanya, anak bungsu, nih sering banget, ya dikaitkan dengan label negatif. Hmm… kok bisa, ya? 

Menurut psikolog Amerika Serikat, Frank Sulloway birth order atau urutan kelahiran anak memang dapat memengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang. Sebab, orang tua seringkali menerapkan pola asuh yang berbeda kepada masing-masing anak. Contohnya, kenapa, sih anak sulung diidentikkan dengan sifat dominan, kompetitif, dan mandiri? Hal ini dikarenakan anak sulung diharapkan dapat menjadi “orang tua ketiga” serta panutan bagi adik-adiknya. 

Baca juga: Ada Apa dengan Anak Perempuan Tertua? Kenalan dengan Eldest Daughter Syndrome

Nah, hal yang serupa terjadi pula pada anak bungsu. Ketika mereka lahir, orang tua sudah punya pengalaman mengasuh anak dari kakak-kakaknya. Maka dari itu, nggak jarang orang tua bersikap lebih laid back terhadap anak bungsu. Selain itu, karena anak bungsu berstatus sebagai anggota keluarga yang paling muda, mereka seringkali mendapatkan lebih banyak perhatian. 

Berikut adalah sejumlah hal yang mungkin relatable banget buat kamu para anak bungsu:

Menjadi Pusat Perhatian

Salah satu sifat yang sering diidentikkan dengan anak bungsu adalah suka cari perhatian. Seperti yang sudah disebutkan, anak bungsu cenderung mendapat lebih banyak perhatian dari orang tuanya. Nggak heran, banyak anak bungsu yang tumbuh menjadi natural born charmer. Mereka bisa mencuri perhatian dengan effortless, entah dari penampilan, sikap, maupun cara berinteraksi dengan orang lain. 

Banyak, loh selebriti yang merupakan anak bungsu di keluarganya. Di dunia K-Pop, misalnya, banyak idol dengan image lucu, periang, dan fun-loving yang ternyata berstatus sebagai anak bungsu di keluarganya. Contoh, Eunchae “LE SSERAFIM”, Yuna “ITZY”, dan Yoon “STAYC”. 

Sifat attention seeker ini nggak selamanya negatif, lho. Justru sifat ini bisa membantumu dalam bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarmu. Bahkan sifat ini bisa membuka peluang karir, misalnya menjadi pemandu acara atau master of ceremony (MC). Sebab, salah satu skill utama yang dibutuhkan MC adalah kemampuan menguasai audiens. 

Baca juga: Menghilangkan Gugup Saat Public Speaking? Bisa Banget!

Berani Ambil Risiko

Banyak orang tua yang memiliki ekspektasi lebih tinggi kepada anak sulung. Anak sulung bahkan diharapkan bisa menjadi pengganti orang tua bagi adik-adiknya suatu saat nanti. Mereka juga dibiasakan untuk memikirkan adik-adiknya ketika hendak mengambil keputusan. Bahkan nggak jarang orang tua ikut menentukan masa depan si anak sulung. Misalnya, mau sekolah di mana dan kuliah jurusan apa. 

Pola asuh tersebut umumnya nggak diterapkan terhadap anak bungsu. Sebagai “tanggungan terakhir” orang tua, mereka cenderung dibebaskan dalam membuat keputusan. Makanya, nggak heran kalau banyak anak bungsu yang punya sifat adventurous dan free-spirited. Mereka berani mengambil keputusan yang berisiko, keluar dari zona nyaman, dan bereksperimen dengan banyak hal.

Baca juga: Solo Traveling: The Art of Walking At Your Own Pace

Hidup di Bawah Bayang-bayang Kakak

Minimnya tuntutan orang tua terhadap anak bungsu ini ternyata nggak selalu baik. Banyak anak bungsu yang merasa dirinya nggak spesial karena semua yang dia lakukan sudah berhasil dicapai oleh kakak-kakaknya. Selain itu, pola asuh ini juga bikin anak bungsu jadi nggak punya daya saing. 

Dan ternyata, berada di bawah bayang-bayang kakak nggak cuma terjadi di rumah. Kamu yang dulu satu sekolah dengan kakakmu, sering nggak, sih dibanding-bandingin sama dia? “Oh, kamu adiknya? Kamu tau nggak, sih dulu kakakmu pinter banget!” “Kakaknya dulu aktif di organisasi, tapi kok adiknya pasif banget, ya?” “Kamu, kok bandel banget, sih nggak kaya kakakmu dulu?”

Baca juga: Nggak Cuma Fella dan Sarah, 5 Tokoh Perempuan dalam Film Indonesia Ini Nggak Kalah Keren!

Ketergantungan pada Orang Lain

Hayo, kamu yang anak bungsu, ngerasa nggak, sih kalau orang tuamu lebih protektif denganmu? Kayanya kakakmu kalau mau izin nongkrong, tuh gampang banget. Eh, giliran kamu yang izin, diinterogasi macem-macem. Atau mungkin kamu sering nggak diizinin ke mana-mana sendirian. “Boleh, tapi harus dianter orang tua atau ditemenin Kakak.”

Sebagai anggota keluarga yang usianya paling muda, nggak heran kalau anak bungsu, tuh sangat diperhatikan oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Nggak jarang perhatian itu diberikan dalam tindakan memanjakan, melayani, serta melindungi secara berlebihan. 

Akibatnya, banyak anak bungsu yang terbiasa bergantung dengan orang lain, sehingga memunculkan stigma manja dan kurang mandiri. Pola asuh ini juga membuat anak bungsu punya sifat indecisive. Mereka nggak terbiasa membuat keputusan sendiri, karena sejak kecil selalu dilayani dan dibantu oleh orang lain.

Baca juga: Terlalu Bergantung pada Laki-laki, Bisa Jadi Kamu Punya Cinderella Complex

Selamanya Dianggap Anak Kecil

Ternyata nggak semua anak bungsu suka mendapat perhatian berlebih dari keluarganya. Banyak yang merasa jadi nggak punya personal space dan terlalu dikekang karenanya. 

“Kakakku boleh kuliah di luar kota, kok aku dilarang?!” “Kakakku dibebasin bepergian sendirian, tapi aku nggak dibolehin.” “Kakak aja nongkrong sampai tengah malam nggak dicariin. Giliran aku baru jam segini udah diteleponin dan disuruh pulang.” 

Banyak anak bungsu yang merasa dirinya dianggap masih kecil terus oleh keluarganya. Bahkan meskipun kamu sudah dewasa, orang tua dan kakak-kakakmu masih memandang dirimu sebagai anak kecil. Apakah kamu juga seperti itu? 

Pada dasarnya, setiap anak punya struggle-nya masing-masing. Bahkan anak bungsu yang selalu dianggap manja, plin-plan, dan caper sekalipun. It’s okay, girls. Apa yang kamu alami dan rasakan, tuh valid, kok! Tetap semangat, ya!

Baca juga: Tantangan Menjadi Anak Perempuan Pertama

Kamu pengen sharing seputar family and relationship? Yuk, join Girls Beyond Circle! Klik di sini untuk bergabung, ya!

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond