7 Perempuan Self-Made yang Buktikan Siapa Saja Bisa Sukses
Kamu mungkin sudah nggak asing lagi dengan istilah privilege. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan “keistimewaan” yang dimiliki oleh sebagian orang. Misalnya, lahir dari keluarga berada dan orang tua yang berpengaruh. Karenanya, orang-orang yang memiliki privilege tersebut dianggap lebih mudah meraih kesuksesan. Hal ini memang nggak bisa dipungkiri, karena uang dan koneksi sifatnya sangat krusial dalam hidup kita.
Semakin sedikit privilege yang kita punya, kita memang cenderung harus bekerja lebih keras untuk mencapai keberhasilan. Namun, bukan berarti mustahil, lho. Nyatanya, nggak sedikit orang yang bisa sukses meskipun nggak lahir dalam gelimang harta. Orang-orang tersebut biasa dijuluki sebagai self-made.
Nah, kira-kira siapa saja, nih para perempuan self-made yang berhasil menggapai kesuksesan meski hidupnya minim privilege?
Baca juga: Kisah Perempuan Indonesia yang Sukses Bangun ‘Empire’ Mereka Sendiri
C. J. Walker
Sarah Breedlove lahir dari keluarga budak asal Afrika di Delta, Louisiana. Nama C. J. Walker didapatkannya ketika menikah dengan pegawai periklanan surat kabar, Charles Joseph Walker pada tahun 2016. Meski ia lahir setelah era pembebasan budak, tetapi Walker menjalani kehidupan yang sulit sejak kecil. Ia hanya sempat mengenyam pendidikan formal selama tiga bulan. Di usia 10 tahun, Walker sudah bekerja sebagai pekerja rumah tangga.
Meski begitu, Walker bertekad bahwa putri semata wayangnya, Leila nggak boleh bernasib seperti dirinya. Kisah sukses Walker berawal ketika ia bekerja sebagai sales produk perawatan rambut milik Annie Malone. Ia kemudian mengembangkan bisnisnya sendiri dengan target pasar perempuan kulit hitam. Walker menjual produknya dengan teknik door-to-door.
Bisnis Walker berkembang pesat hingga ia bisa membangun pabrik, salon, serta sekolah kecantikan. Pada masa itu, bias gender dan ras masih sangat kental di kalangan perempuan kulit hitam. Namun, Walker memiliki pemikiran yang sangat progresif. Ia selalu memprioritaskan kandidat perempuan saat merekrut pegawai. Ia juga senantiasa mendukung kemandirian finansial di kalangan perempuan kulit hitam. Walker mengajari mereka cara mengelola bisnis dan keuangan. Hingga kini, C. J. Walker dikenal sebagai perempuan kulit hitam self-made pertama di Amerika Serikat.
Baca juga: Perempuan Tangguh Afrika Nggak Cuma Ada di Film “Wakanda Forever”
Diane Hendricks
Diane Hendricks lahir dari keluarga peternak di Wisconsin, Amerika Serikat. Ia nggak pernah mengenyam pendidikan di jenjang universitas. Pada tahun 1975, Hendricks menjual rumah dengan model custom-built. Ia bertemu dengan Ken Hendricks yang kemudian menjadi suami kedua sekaligus rekan bisnisnya.
Pada tahun 1982, mereka mengajukan utang untuk mendirikan sebuah toko bahan bangunan bernama ABC Supply. Toko tersebut terus berkembang hingga memiliki lebih dari 700 cabang di seantero AS dengan omset penjualan lebih dari 11 miliar dollar AS. Pada tahun 2018, majalah Forbes menyebut Diane Hendricks sebagai perempuan self-made terkaya di Amerika Serikat. Kekayaan Hendricks pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 11,1 miliar dollar AS.
Oprah Winfrey
Oprah Winfrey dari seorang ibu tunggal yang usianya masih remaja. Ia dibesarkan dalam situasi perekonomian yang sangat terbatas. Bahkan, semasa kecil Winfrey sering memakai pakaian yang terbuat dari karung goni. Ia juga pernah menjadi korban kekerasan seksual oleh sepupu dan pamannya sendiri. Akibatnya, Winfrey kabur dari rumah saat usianya masih 13 tahun.
Karier pertelevisian Winfrey dimulai sebagai pembaca berita di stasiun televisi lokal Nashville. Saat itu, ia merupakan pembaca berita kulit hitam pertama sekaligus yang termuda. Hingga akhirnya, ia memiliki acaranya sendiri, “The Oprah Winfrey Show” yang tayang sebanyak 25 musim selama tahun 1986-2011.
Saat ini, Winfrey dikenal sebagai salah satu perempuan kulit hitam terkaya di Amerika Serikat. Ia bahkan dijuluki sebagai “Ratu Media” dan diklaim sebagai perempuan paling berpengaruh di dunia pada tahun 2007. Winfrey juga sangat aktif dalam kegiatan filantropis dan mendirikan jaringan donasi bernama Oprah’s Angel Network pada tahun 1998.
Melanie Perkins
Melanie Perkins lahir dari ayah berkebangsaan Australia dan ibu yang merupakan WN Malaysia keturunan Filipina-Sri Lanka. Saat masih kuliah, Perkins bekerja sambilan sebagai tutor privat desain grafis. Ia memerhatikan ada banyak mahasiswa yang kesulitan menggunakan Adobe Photoshop. Mereka bahkan membutuhkan waktu satu semester hanya untuk mempelajari dasar-dasar penggunaan aplikasi itu. Perkins pun memiliki ide untuk menciptakan aplikasi desain grafis yang mudah dioperasikan.
Bersama Cliff Obrecht yang kemudian menjadi suaminya, Perkins membuat aplikasi Canva dan berniat mendirikan perusahaan start-up. Ternyata, nggak mudah bagi mereka untuk mendapatkan investor. Hingga akhirnya, mereka bertemu dengan Bill Tai dalam sebuah kompetisi start-up pada tahun 2011.
Meski nggak langsung mendapatkan investasi, tetapi pertemuan dengan Bill Tai membuka kesempatan Perkins dan Obrecht untuk memasuki dunia bisnis IT yang lebih luas. Hingga akhirnya, Canva berhasil menjadi salah satu perusahaan start-up sukses dengan valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
Baca juga: Tak Cuma Ratu Elizabeth II, Berikut 5 Pemimpin Perempuan Hebat dari Seluruh Dunia
Wu Ya-jun
Wu Ya-jun lahir dari keluarga biasa di Chongqing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pada tahun 1984, ia lulus dari Departemen Teknik Navigasi, Northwestern Polytechnical University. Selanjutnya, ia bekerja selama 4 tahun di Qianwei Meter Factory. Pada tahun 1988-1993, Wu sempat bekerja sebagai jurnalis dan editor di kantor berita Shirong. Saat itu, distribusi surat kabar berada di bawah kendali Biro Konstruksi Chongqing. Dari situlah Wu mulai memiliki koneksi terhadap orang-orang dalam pemerintahan RRT.
Pada tahun 1995, Wu mendirikan perusahaan real estate bersama suaminya, Cai Kui dengan investasi awal 10 juta yuan. Perusahaan tersebut awalnya bernama Chongqing Zhongjianke Real Estate Co., Ltd. sebelum berganti menjadi Longfor Properties. Perusahaan Wu berkembang pesat hingga ke kota-kota besar di RRT, seperti Beijing, Shanghai, Chengdu, Changzhou, dan Dalian.
Meskipun pada tahun 2012 Wu Ya-jun dan Cai Kui bercerai, tetapi hingga kini ia masih menjabat sebagai chairman di Longfor Properties. Seluruh aset milik Wu Ya-jun dikelola oleh firma Wu Capital yang didirikan pada tahun 2013. Wu Capital telah berinvestasi terhadap berbagai perusahaan teknologi ternama, termasuk Uber dan Evernote. Pada tahun 2021, kekayaan Wu diperkirakan mencapai 18,3 miliar dollar AS. Hingga kini, ia dikenal sebagai salah satu perempuan self-made terkaya di RRT.
Rihanna
Rihanna lahir di Barbados dalam keluarga yang sangat abusive. Ayahnya merupakan seorang pecandu alkohol dan kokain. Bahkan semasa kecil Rihanna sering sakit kepala hebat akibat stres dengan kondisi rumahnya. Pada tahun 2003, Rihanna mengikuti audisi musik yang diadakan oleh produser Amerika Serikat, Evan Rogers. Ia debut di tahun 2005 dengan album “Music of the Sun“. Popularitasnya sebagai penyanyi mencapai puncaknya di tahun 2008 dengan lagu “Umbrella” dari album ketiganya, “Good Girl Gone Bad“.
Rihanna mulai terjun ke dunia bisnis dengan meluncurkan produk parfum “Reb’l Fleur” pada tahun 2011. Pada tahun 2017, ia meluncurkan brand kosmetiknya yang diberi nama “Fenty Beauty”. Brand ini menuai popularitas dan pujian karena range warna produknya yang sangat beragam dan inklusif bagi semua jenis warna kulit.
Setahun setelahnya, Rihanna meluncurkan koleksi lingerie “Savage X Fenty” dan pada tahun 2019, ia mendirikan fashion brand “Fenty” di bawah naungan grup LVMH. Tahun ini, kekayaan Rihanna diperkirakan mencapai 1,4 miliar dollar AS, menjadikannya sebagai perempuan self-made termuda sekaligus musisi terkaya di Amerika Serikat.
Baca juga: Lagu K-Pop Bertema Feminisme yang Super Empowering
Han So-hee
Han So-hee lahir di Ulsan, Korea Selatan dengan nama asli Lee So-hee. Sejak usia belia, ia memiliki ketertarikan terhadap modelling dan akting. Setelah lulus dari SMA Seni Ulsan, So-hee merantau sendirian ke Seoul berbekal uang 300 ribu won saja. Namun, menjadi selebriti dalam keterbatasan finansial dan koneksi tentunya bukan perkara mudah. Ia sempat bekerja di bar untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Karier modelling Han So-hee dimulai pada tahun 2016 sebagai model video musik boy group “SHINee” yang berjudul “Tell Me What to Do”. Ia mulai sering didaulat sebagai model iklan, mulai dari lensa kontak hingga mobile game. Setahun setelahnya, ia debut sebagai pemeran pendukung di serial televisi “Reuniting Worlds”. Di tahun yang sama, ia berhasil mendapatkan peran utama pertamanya di serial televisi “Money Flower” disusul dengan “100 Days My Prince” di tahun 2018.
Namun, popularitas Han So-hee mencapai puncaknya ketika ia berakting di serial “The World of the Married” pada tahun 2020. Meskipun tergolong masih sangat muda, tetapi Han So-hee menuai pujian atas range aktingnya yang sangat luas. Ia berhasil menyabet berbagai penghargaan bergengi di Korea Selatan. Pada tahun 2022, Han So-hee menduduki peringkat ke-28 sebagai selebriti paling berpengaruh di Korea Selatan versi majalah Forbes.
Baca juga: 5 Perempuan dari Drama Korea Ini Nggak Kalah Hebat dari Queen Hwa-ryeong
Nah, itu tadi tujuh perempuan self-made yang berhasil membuktikan bahwa siapa saja bisa meraih kesuksesan. Jadi, mulai sekarang jangan minder lagi ya, girls. Kamu mungkin harus bekerja lebih keras daripada orang-orang yang memiliki privilege. Namun, suatu hari nanti kerja kerasmu akan berbuah manis. Hargailah pencapaian sekecil apa pun dan tetap semangat, ya!
Kalau kamu pengen ngobrol lebih banyak seputar karier dan finansial, yuk gabung dengan Girls Beyond Circle! Klik di sini untuk bergabung, ya!