gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Sering Meragukan Pasangan? Kenali Gejala Relationship OCD Di Bawah Ini!

Written by Angela Ranitta

Dalam sebuah hubungan, hampir semua orang pernah mengalami fase keraguan terhadap pasangan. Pada fase itu, kamu dipenuhi pertanyaan apakah pasanganmu benar-benar mencintaimu. Bahkan, kamu juga mempertanyakan apakah dirimu sudah menjadi pasangan yang pantas. Nggak jarang fase keraguan ini membuatmu berandai-andai mengenai hubungan yang sedang kamu jalani.

Sebenarnya, mengalami fase keraguan dalam hubungan itu wajar, kok, apalagi ketika usia hubunganmu masih sangat muda. Kemunculan fase ini juga dapat dipengaruhi oleh riwayat dibesarkan dalam lingkungan yang abusive, maupun terjebak dalam toxic relationship.

Namun, apa jadinya kalau keraguan tersebut muncul secara terus-menerus, bahkan hingga mengganggu hubunganmu? Bisa jadi kamu telah mengalami relationship OCD.

Baca juga: “I Can Fix Him”: Sindrom Pahlawan ala “F4 Thailand” yang Bikin Kamu Terjebak Toxic Relationship

Apa Itu Relationship OCD?

Relationship OCD adalah gangguan yang membuat seseorang punya pikiran intrusif serta perilaku kompulsif terhadap pasangannya. Kondisi ini ditandai dengan munculnya keraguan atau ketakutan secara berulang seputar hubungan yang dijalin. Pengidap relationship OCD kerap mempertanyakan apakah pasangannya benar-benar mencintai dirinya, atau apakah hubungan tersebut akan langgeng.

Ada dua jenis relationship OCD, yaitu relationship-focused dan partner-focused. Relationship-focused adalah jenis gangguan yang berkaitan dengan relasi yang sedang dijalani. Misalnya, meragukan hubungan yang dijalin dengan pasangan, serta mempertanyakan ketulusan pasangan atau diri sendiri. Sementara itu, gangguan yang bersifat partner-focuced berkaitan dengan karakteristik pasangan. Contohnya, kamu sering mempertanyakan kecerdasan pasanganmu atau mengkritik penampilan fisik mereka.

Baca juga: Mengenal Battered Woman Syndrome yang Bikin Korban KDRT “Bucin” sama Pelaku

Gejala Relationship OCD

Seorang pengidap relationship OCD senantiasa membutuhkan validasi mengenai hubungannya, baik dari pasangan maupun orang lain. Mereka juga sering membandingkan pasangan atau hubungannya dengan orang lain.  Berikut adalah sejumlah tanda kamu mengalami relationship OCD:

  • Memiliki pemikiran intrusif mengenai pasangan atau hubungan yang dijalani.
  • Mempertanyakan apakah pasanganmu benar-benar tulus mencintaimu.
  • Meragukan perasaanmu sendiri terhadap pasangan.
  • Mengkhawatirkan kebahagiaan pasanganmu dalam hubungan yang dijalani.
  • Terlalu fokus pada kekurangan yang dimiliki oleh pasangan.
  • Membandingkan pasangan atau hubunganmu dengan orang lain.
  • Sering berpikir bahwa seharusnya kamu bisa menemukan pasangan yang lebih baik.
  • Selalu berandai-andai apa jadinya jika kamu memilih orang lain untuk dijadikan pasangan.

Baca juga: Say No More to Gamon, Inilah Lagu yang Bisa Bikin Kamu Move On dari Mantan!

Pengidap relationship OCD sering memiliki pikiran intrusif mengenai pasangan serta hubungan yang tengah dijalaninya.

Pikiran seseorang yang mengalami relationship OCD selalu dipenuhi oleh pertanyaan seputar pasangan atau relasinya. Beberapa pertanyaan yang sering muncul, antara lain:

  • Apakah dia benar-benar mencintaiku?
  • Apakah aku benar-benar mencintai dirinya?
  • Pantaskah dia menjadi pasanganku?
  • Bagaimana jika sesungguhnya ada orang lain yang lebih pantas bersanding denganku?
  • Sudahkah aku menjadi pasangan yang baik baginya?
  • Bagaimana jika dia merasa bosan dengan hubungan ini? 
  • Apakah hubungan ini akan langgeng dan baik-baik saja?
  • Bagaimana jika ternyata aku terjebak dengan orang yang salah?
  • Apakah kami adalah pasangan yang bahagia?
  • Apakah ada pasangan lain yang jauh lebih berbahagia daripada kami?
  • Mengapa hubungan kami nggak seperti hubungan orang lain?
  • Apakah ada yang salah dengan kami?

Kemunculan pertanyaan-pertanyaan di atas bahkan bisa dipicu oleh hal-hal sepele. Contohnya, kamu punya pandangan politik yang berbeda dengan pasanganmu. Idealnya, memiliki opini yang berbeda dengan orang lain adalah hal yang wajar. Namun, hal ini bisa bikin kamu mempertanyakan ketulusan pasanganmu. Bahkan kamu menginterpretasikannya sebagai pertanda bahwa ia nggak lagi menyayangimu.

Baca juga: Romantis atau Manipulatif? Yuk, Kenalan dengan Love Bombing!

Penyebab Relationship OCD

Perlu diingat bahwa seseorang yang mengidap relationship OCD belum tentu mengidap OCD juga. Hingga kini, penyebab pasti relationship OCD masih belum diketahui. Namun, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami relationship OCD, antara lain:

  • Perubahan aktivitas di area tertentu pada otak
  • Perubahan kadar serotonin dalam otak
  • Kesulitan menjalin hubungan intim atau akrab (percintaan, persahabatan, kekeluargaan, dll.) 
  • Memiliki riwayat sebagai korban kekerasan, baik oleh keluarga, teman, lingkungan, maupun pasangan yang sebelumnya
  • Pernah kehilangan seseorang yang dicintai sebelumnya
  • Mengalami perubahan signifikan dalam hidup, seperti berpindah tempat tinggal atau menikah
Trauma dari hubungan sebelumnya dapat memicu relationship OCD pada diri seseorang.

Faktor lain seperti kepercayaan diri yang rendah juga dapat berkontribusi terhadap tingginya tingkat kecemasan terhadap hubungan yang dijalani. Selain itu, trauma yang nggak dipulihkan dengan baik dan optimal juga dapat memengaruhi perilaku seseorang dalam menjalin sebuah hubungan.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Luka Inner Child, Penyebab, dan Cara Menyembuhkannya

Dampak dan Penanganan Relationship OCD

Relationship OCD bikin kamu kesulitan membangun serta mempertahankan hubungan asmara. Nggak sedikit pengidap relationship OCD yang terjebak dalam toxic relationship, maupun hubungan yang putus-nyambung.

Penanganan terhadap relationship OCD membutuhkan tenaga profesional, seperti psikolog. Umumnya, pengidap relationship OCD akan dianjurkan untuk melakukan psikoterapi. Namun, apabila gangguan yang dialami cukup serius, psikolog dapat merekomendasikan klien untuk berkonsultasi kepada psikiater atau dokter spesialis kejiwaan.

Psikiater pun dapat meresepkan obat untuk membantu pengidap relationship OCD selama proses pemulihan. Obat yang biasanya diberikan kepada pengidap relationship OCD berjenis antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). SSRIs merupakan salah satu obat yang umum digunakan dalam pemulihan OCD.

Baca juga: Rekomendasi Buku yang Bahas Trauma Masa Kecil

Relationship OCD dapat ditangani dengan berkonsultasi ke tenaga profesional.

Baca juga: Hidup Jadi Lebih Bahagia dengan Ikigai, Filosofi ala Orang Jepang untuk Kehidupan yang Berkualitas

Jangan ragu untuk segera mencari bantuan apabila kamu merasakan gejala-gejala relationship OCD di atas. Stay safe and healthy, girls!

Kalau kamu butuh safe space buat ngobrol seputar relationship dan kesehatan mental, yuk gabung ke Girls Beyond Circle! Girls Beyond Circle adalah tempat yang aman dan asyik untuk cewek-cewek keren sepertimu yang pengen level up bareng. Klik di sini untuk join, ya!