Kenalan sama Crab Mentality yang Bikin Kamu Sering Iri dengan Kesuksesan Orang Lain
Pernahkah kamu berkunjung ke pasar ikan? Ketika pergi ke pasar ikan, tentu kamu akan menemui beragam hasil tangkapan laut yang dijual di sana, salah satunya kepiting. Berbeda dengan komoditas laut lainnya, biasanya kepiting akan diikat satu per satu alih-alih dijadikan satu di dalam baskom. Saat beberapa ekor kepiting dimasukkan ke dalam sebuah baskom tanpa diikat, mereka akan berusaha melarikan diri. Namun, setiap kali ada seekor kepiting yang hendak keluar dari baskom, kepiting-kepiting lainnya akan berusaha menariknya kembali.
Kebiasaan unik kepiting inilah yang kemudian melahirkan sebuah istilah bernama “mental kepiting” atau crab mentality. Crab mentality adalah sikap tidak suka melihat orang lain lebih baik, bahagia, atau sukses daripada kita. Seseorang dengan crab mentality akan berusaha menghalangi orang lain dalam meraih kesuksesan. Baginya, jika dirinya nggak bisa sukses, maka orang lain pun nggak boleh mencapai keberhasilan. Crab mentality juga sering disebut sebagai crab theory dan crab-bucket effect.
Baca juga: Dari Aries Sampai Pisces, Yuk Kenali Prospek Kerja Sesuai dengan Zodiakmu!
Ciri-ciri Crab Mentality
Crab mentality biasanya ditandai dengan rasa iri atau cemburu terhadap orang lain yang dianggap lebih baik. Perasaan ini kemudian diwujudkan dalam tindakan mencibir, meremehkan, atau bahkan menghalangi orang tersebut untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya, kamu berencana kuliah S2 tahun ini. Teman-temanmu yang nggak atau belum memiliki kesempatan serupa mulai mencibirmu.
“Ngapain, sih cewek sekolah tinggi-tinggi? Ujung-ujungnya cuma jadi ibu rumah tangga!”
“Zaman sekarang pendidikan tinggi bukan jaminan bakal punya karier cemerlang.”
“Ah, kalau orang tuaku kaya sepertimu, aku juga bisa kali kuliah S2!”
Seseorang dengan crab mentality bahkan bisa melakukan manipulasi untuk menghalangi orang lain meraih kesuksesan. Misalnya, melakukan gaslighting atau guilt-tripping terhadap orang yang bersangkutan. Selain itu, mereka juga mungkin akan menghasut orang lain untuk ikut-ikutan cemburu dan mencibir orang yang bersangkutan.
Baca juga: Kenalan dengan Imposter Syndrome, Musuh Perempuan dalam Meraih Kesuksesan
Penyebab Crab Mentality
Siapa saja bisa memiliki crab mentality, termasuk anggota keluarga, sahabat, hingga pasanganmu sendiri. Bahkan kamu mungkin nggak sadar kalau selama ini kamu juga memiliki crab mentality. Lalu, sebenarnya apa, sih yang bikin kita punya crab mentality?
Ada beberapa faktor yang bisa bikin kamu memiliki mental kepiting. Salah satu penyebab utamanya adalah perasaan minder atau rendah diri. Ternyata, ketidakpercayaan diri nggak cuma bikin kamu jadi sulit menghargai diri sendiri. Tanpa kamu sadari, seringkali kamu melampiaskan rasa mindermu terhadap orang lain. Contohnya, merendahkan dan menghalangi orang lain yang kamu anggap jauh lebih sukses darimu.
Misalnya, kamu berkuliah di perguruan tinggi swasta karena nggak lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Lalu, kamu sering banget ngomong,”Kuliah di PTN bukan jaminan sukses di dunia kerja, kok. Nyatanya, ada banyak lulusan PTN yang nganggur sampai sekarang.” Nah, bisa jadi ucapanmu tersebut merupakan manifestasi rasa minder karena kamu nggak berhasil mewujudkan mimpimu berkuliah di PTN.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, crab mentality bisa disebabkan oleh pola asuh serta pendidikan yang kamu dapatkan. Contohnya, ada anak yang dibesarkan oleh orang tua yang sangat ambisius. Ia selalu dituntut untuk jadi nomor satu dalam segala hal. Akibatnya, anak tersebut mulai bersaing secara kurang sehat. Ketika ada orang lain yang lebih baik darinya, ia akan berusaha mengalahkan orang tersebut dengan cara-cara yang kurang baik.
Baca juga: Apa Itu Inner Child dan Mengapa Bisa Terluka?
Mengatasi Crab Mentality
Dalam psikologi, crab mentality memang nggak tergolong sebagai jenis kondisi kejiwaan. Namun, crab mentality bisa jadi salah satu pertanda kamu memiliki luka batin yang belum pulih. Apabila nggak ditangani, hal ini dapat semakin berdampak negatif terhadap kesehatan mentalmu. Selain itu, crab mentality juga akan mengganggu relasimu dengan orang-orang di sekitarmu.
Berikut adalah beberapa tips buat kamu mengatasi crab mentality:
Lebih Menghargai Diri Sendiri
Crab mentality muncul karena adanya rasa minder terhadap diri sendiri. Karenanya, hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah lebih menghargai diri sendiri. Bagaimana pun, nggak ada orang yang sempurna, dan kamu tak luput dari kekurangan maupun kesalahan.
Kamu memang bisa berusaha memperbaiki kekurangan atau belajar dari kesalahan. Namun, kamu nggak perlu menutupinya, apalagi sampai merendahkan orang lain agar kamu merasa lebih baik. Saat kamu menghargai dan menerima diri sendiri, maka kamu tak akan lagi membandingkan dirimu dengan orang lain.
Baca juga: Lagu-lagu tentang Self Love yang Bisa Membangun Kepercayaan Dirimu Lagi
Setiap Orang Punya Waktu dan Jalannya Sendiri
Hal kedua yang perlu kamu sadari adalah setiap orang punya jalan hidup yang berbeda-beda. Di usiamu yang sekarang, mungkin ada yang sudah lulus S2, ada yang sudah jadi CEO, ada yang sudah menikah, dan masih banyak lagi. Tak perlu membandingkan diri, baik dengan yang menurutmu lebih baik atau buruk.
Setiap orang punya waktunya masing-masing untuk mencapai kesuksesan. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor privilege dan kesempatan. Mungkin saja temanmu yang sudah bisa bikin startup sendiri di usia 20an memang datang dari keluarga berada. Sementara kamu harus menggantikan orang tuamu sebagai tulang punggung dan menafkahi adik-adikmu. Hanya karena nasibmu berbeda dengan orang lain, bukan berarti kamu gagal, kok.
Buat Definisi Suksesmu Sendiri
Apa, sih definisi kesuksesan? Orang yang seperti apa yang bisa dikatakan sukses? Kadang kita nggak sadar, bahwa setiap orang punya cara yang berbeda untuk mendefinisikan kesuksesan. Ada yang merasa sukses ketika berhasil jadi manajer, tetapi ada pula yang merasa sukses saat sudah bisa merintis usahanya sendiri.
Makanya, kamu nggak perlu mengikuti definisi sukses orang lain. Sebab, apa yang baik untuk orang lain belum tentu baik untukmu, begitu pula sebaliknya. Buatlah definisi kesuksesan menurut sudut pandangmu sendiri. Daripada cemburu dengan keberhasilan orang lain, lebih baik kamu menjadikannya sebagai motivasi. Bukan motivasi untuk menyaingi mereka, ya, melainkan untuk sukses dengan caramu sendiri.
Hargai Hal-hal Kecil
Pernahkah kamu mendengar ungkapan,”Baby steps are still progress.”? Ungkapan tersebut memiliki makna bahwa usaha sekecil apa pun tetap harus dihargai. Karenanya, mulailah menghargai hal-hal kecil yang ada di hidupmu.
Setiap orang pasti menginginkan hasil yang terbaik dari kerja keras mereka. Namun, kamu harus tetap menghargai proses untuk mendapatkan hasil tersebut. Seseorang yang berorientasi pada proses akan lebih mudah mengapresiasi hasil kerjanya sendiri maupun orang lain. Sebab, kamu menyadari sekeras apa usahamu untuk mencapainya.
Fokus pada Potensi Diri
Tentunya, setiap orang harus belajar dari kesalahan dan memperbaiki kekurangannya. Namun, jangan sampai kamu terlalu fokus pada apa yang kurang dari dirimu, sampai melupakan kelebihanmu. Manfaatkan waktu dan tenagamu, serta segala kesempatan yang ada untuk mengembangkan potensi dirimu.
Selain itu, perlu kamu ingat bahwa semua orang punya potensi diri yang berbeda. Misalnya, kamu memang nggak begitu jago desain, tapi kamu berbakat di bidang menulis. Kamu nggak perlu buang-buang waktu untuk cemburu dengan temanmu yang berprofesi sebagai desainer. Lebih baik kamu fokus pada potensimu di bidang menulis dan mengembangkannya.
Baca juga: Rekomendasi Buku Self Help dari Member “SEVENTEEN”
Bangun Lingkup Pergaulan yang Suportif
Hal ini sering banget dilupakan dalam mengatasi crab mentality. Memiliki lingkup pergaulan yang kondusif dan suportif adalah salah satu kunci menjaga kesehatan mental. Jika kamu berada di antara orang-orang dengan crab mentality, bukan tidak mungkin kalau lama-lama kamu sendiri jadi memiliki mentalitas serupa. Selain itu, orang-orang tersebut akan selalu berusaha menghalangimu untuk meraih kesuksesan.
Memiliki lingkup pergaulan yang luas dan beragam itu penting, kok. Namun, kamu tetap harus selektif dalam memilih dengan siapa kamu bergaul. Networking bukan berarti kamu harus menoleransi teman-teman toxic, serta nggak menerapkan boundaries dalam menjalin relasi.
Baca juga: Strategi Hadapi Quarter-Life Crisis untuk Kamu yang Mulai Masuk Usia 20an
Itulah beberapa hal yang perlu kamu tahu seputar crab mentality. Jika kamu merasa punya mental kepiting, belum terlambat untuk berubah dan memperbaiki diri, kok. Selain itu, jangan ragu berkonsultasi pada tenaga profesional, jika kamu merasa butuh bantuan. Yuk, sama-sama belajar jadi versi diri kita yang lebih baik! Tetap semangat, ya, girls!
Kalau kamu pengen sharing seputar personal growth dan mental health, yuk gabung ke Girls Beyond Circle! Girls Beyond Circle adalah tempat yang safe and fun buat cewek-cewek keren sepertimu yang pengen level up bareng. Klik di sini untuk bergabung, ya!