gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Ona: Berani Mendalami Passion Cosplay Meski Mendapat Ancaman Sosial

Written by Zefanya Pardede

Bagi para penggemar anime, manga, dan gim, istilah ‘cosplay’ tentu tak asing di telinga. Costume play, atau yang lebih dikenal sebagai cosplay, merupakan sebuah hobi yang dilakukan dengan mengenakan pakaian dan aksesoris yang menyerupai karakter fiksi. Umumnya, karakter-karakter ini ditemukan dalam berbagai animasi hiburan Jepang.

Ona, seorang gadis berusia 20 tahun asal Jakarta, menjadi salah satu orang yang terdorong untuk terjun ke dunia cosplay. Sebagai satu dari banyaknya cosplayer muda di Indonesia, perjalanan Ona dalam mencari jati dirinya di dunia cosplay tidak selalu mulus.

Ada banyak isu yang harus dihadapi. Mulai dari pandangan masyarakat, ujaran kebencian dari sekitar, hingga ancaman-ancaman serius yang mengakibatkan dirinya untuk memisahkan dunia cosplay dari kehidupan personal yang ia miliki.

Rupanya, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, salah satunya isu 

Hmm, gimana ya?

Baca juga: 5 Aplikasi Digital Journaling yang Bisa Bikin Kamu Kembali Produktif

Berangkat dari Hobi Nonton Anime

Sejumlah anime yang ditonton Ona.

Sedari kecil, Ona suka menonton anime. Namun, ia mulai menjadi penggemar setia anime semenjak duduk di bangku SMA. Ia mengaku bahwa selain menghibur, film dan serial anime sering menemaninya di saat ia merasa jenuh atau di sela-sela bekerja.

“Aku merasa bahwa anime ini memang membuat aku sangat bahagia,” jelasnya. “Bisa dibilang kalau anime udah kayak bagian dari diriku.”

Awalnya, ia sama sekali tidak pernah berpikir untuk mencoba cosplay. Hal ini sempat dianggap mustahil untuk dilakukan oleh dirinya.

“Dulu, benar-benar nggak pernah berpikir untuk cosplay. Masa ada orang yang mau repot makeup dan cari kostum cuma untuk acara yang beberapa jam doang? Apalagi aku bukan ahli.”

Akan tetapi, Ona mulai tertarik untuk mencoba cosplay setelah menghadiri beberapa pameran dan acara anime.

“Jadi tertarik untuk cosplay karena melihat banyak banget cosplayer yang keren di acara-acara anime. Sekarang, jadi aku yang rela makeup-an dan cari kostum. Kena batunya, deh!” tambahnya sambil tertawa.

Pada 2022, Ona memberanikan diri untuk cosplay di depan umum. Sebelumnya, ia hanya mencoba cosplay sendiri di kamarnya lantaran belum cukup percaya diri. Kini, ia hampir selalu menghadiri acara-acara publik dengan tampilan cosplay terbaiknya.

Baca juga: Ada 6 Film Asal Barat dan Asia yang Cocok Ditonton Saat Hari Valentine 2023, Apa Saja?

Cosplay Menjadi Sarana Kreativitas

Ona dan beberapa cosplay-nya.

Cosplay telah mengenalkan diri Ona kepada hal-hal dan pengalaman baru. Seni makeup dan fashion menjadi dua hal utama yang ia pelajari.

“Semenjak cosplaying, aku jadi lebih paham makeup dan baju. Tapi aku masih pemula, masih banyak yang harus dipelajari,” bicaranya.

Hobi ini juga menjadi sarana penyalur kreativitasnya. Cosplay membutuhkan kemampuan untuk berpikir dengan kreatif dan out of the box untuk mewujudkan ide kostum. Tidak cukup membeli alat makeup, kostum, dan wig. Kemampuan untuk memadu pakaian, warna, dan keterampilan dalam berprakarya juga dibutuhkan.

Cosplay sangat butuh kreativitas. Aku jadi lebih appreciate orang-orang yang bekerja di bidang fashion dan kecantikan karena ini juga pastinya sebuah seni yang nggak bisa dianggap sepele.”

Baca juga: Selain Heo Solji “EXID”, Ini Beberapa Selebriti yang Punya Karier Sukses di Luar Dunia Hiburan

Terkadang Tidak Merasa Aman Menjalani Hobi

Foto hanya sebagai contoh.

Seperti cosplayer lainnya, Ona merupakan nama samaran yang digunakan untuk menjaga privasinya. Bagi sebagian besar cosplayer, menjaga privasi penting untuk memisahkan kehidupan cosplay dari kehidupan nyata.

“Aku pakai nama Ona karena lebih private dan nyaman,” tuturnya. “Ini supaya persona aku sebagai cosplayer dan pribadiku di luar cosplaying nggak tercampur.”

Adanya nama samaran juga bisa melindungi Ona dari upaya kejahatan terhadap identitas aslinya akibat kebencian dan pandangan buruk dari masyarakat mengenai cosplay-nya. Meski cosplay sudah mulai umum, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa hobi ini buruk. Ona bercerita bahwa mendapat komentar kebencian di media sosial sudah biasa baginya.

“Suka ada yang ngomentarin kalau cosplay aku kurang bagus, ada yang suka katain ‘freak’, ada juga komentar-komentar tentang penampilanku,” kata Ona.

Selain itu, perdebatan mengenai anggapan masyarakat tentang bagaimana cosplay menentang budaya Indonesia karena perihal pakaian beberapa bersirkulasi di komunitas cosplay. Cosplayer sering dicap sebagai orang-orang yang tidak berkenegaraan karena hal ini.

Menurut Ona, selama kegiatan seorang cosplayer tidak merugikan orang lain, tidak ada budaya yang ditentang.

Cosplayer tidak jahat. Apa yang kami pakai juga nggak menyakiti orang lain. Kebanyakan cosplayer juga sangat menghormati lingkungan sekitar dan terus berupaya buat bersikap baik kepada orang-orang di luar cosplay,” tuturnya.

Satu hal yang membuat Ona dan cosplayer lainnya kian risih adalah ancaman pelecehan seksual yang tidak bisa dihindar. Cosplayer, terutama cosplayer wanita, acapkali mendapat perilaku tidak pantas dan terkadang penganiayaan. Hal ini bisa terjadi antara cosplayer dengan non-cosplayer dan sesama cosplayer

Ada segudang cerita mengenai pengalaman para cosplayer yang dilecehkan di acara-acara anime, baik secara verbal maupun non-verbal. Walau Ona tidak pernah menjadi salah satu korban kasus-kasus tersebut, kemungkinan hal ini terjadi padanya bukan nol. Ini tak gagal membuatnya risih.

“Kami sebagai cosplayer suka takut, terutama yang perempuan. Apalagi mereka cosplayer-cosplayer yang lebih muda. Nggak seharusnya kami merasa tidak aman untuk menjalankan hobi,” kata Ona.

Akan tetapi, semua ini tidak menjadi alasan untuk putus asa. Ia tetap berjalan maju dan bertekad untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai dunia cosplay melalui tindakan-tindakan positif. Ia juga berpendapat bahwa setiap komentar jahat yang didapat bisa diubah menjadi semangat untuk membuktikan talenta dan kemampuannya kepada orang-orang.

Ona juga berharap agar suatu hari, semua cosplayer di dunia bisa merasa aman tanpa ancaman apa pun.

Baca juga: Di Tengah Kontroversi Karen’s Diner Indonesia, Ada Isu Emotional Labor yang Masih Diabaikan

Ingin Menjadi Mentor Bagi Cosplayer Lainnya

Salah satu penampilan cosplay Ona.

Saat ini, Ona masih meniti perjalanan untuk menjadi cosplayer profesional. Berlatih dan terus berlatih menjadi kegiatan yang mengisi harinya akhir-akhir ini. Tentunya, Ona memiliki banyak goals, salah satunya adalah menjadi mentor bagi cosplayer lain.

“Kelak, aku mau menjadi mentor bagi cosplayer-cosplayer muda lainnya. Aku mau membantu mereka yang pernah menghadapi tantangan yang aku hadapi,” ucap Ona.

Ona juga ingin menjadi role model yang menginspirasi, sama seperti cosplayer-cosplayer profesional yang selama menginspirasi dan memotivasi dirinya. Namun di atas segala itu, ia ingin menjadi seseorang yang bisa melebihi ekspektasi lingkungan sekitarnya.

“Pokoknya, aku mau membuktikan bahwa aku lebih dari apa yang mereka katakan,” katanya.

Nah, itulah serba-serbi Ona sebagai cosplayer dan tantangan yang ia hadapi. Semoga perjalanan Ona bisa jadi inspirasi bagi kamu yang tertarik untuk mencoba cosplay!

Baca juga: Women’s World Cup 2023: Pertama Kali Diselenggarakan Dua Negara Sekaligus!

Mau tips-tips bermanfaat seputar mendalami passion dan cara menghadapi tantangan-tantangannya? Yuk, bergabung ke Girls Beyond Circle! Di sana, kamu bisa ngobrol dengan orang-orang yang siap berbagi!

Klik di sini untuk bergabung.