gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

5 Langkah Siasati Lingkungan Kerja Toxic Supaya Bertahan di Kantor

Written by Zefanya Pardede

Kalau kamu merasa tidak bersemangat, semakin membenci pekerjaan, dan rasanya ingin resign, kemungkinan besar penyebab utamanya adalah lingkungan kerja toxic.

Lingkungan kerja toxic termasuk suasana kerja yang penuh tekanan, tidak etis, kejam, dan tidak inklusif. Hal-hal ini berkontribusi pada stres dan kelelahan karyawan. Lingkungan kerja toxic bisa disebabkan oleh rekan kerja toxic atau adanya kuasa bos toxic.

Ini membuat sebagian karyawan merasa burnout dan akhirnya memilih untuk resign dan mencari pekerjaan baru di tempat yang lebih baik. 

Tanda Lingkungan Kerja Toxic

Ada beberapa tanda umum lingkungan kerja toxic yang harus diperhatikan di mana pun kamu bekerja.

Sering Lelah dan Sakit

Lingkungan kerja toxic dengan tingkat tekanan tinggi bisa membuatmu merasa stres, lelah, dan akhirnya mudah sakit. Rasa lelah yang dimaksud bisa secara fisik dan emosional. Ketika kamu terus-terusan terkuras demi menyelesaikan pekerjaan dan menjadi sering sakit saat bekerja, itu mungkin menunjukkan bahwa perusahaanmu adalah lingkungan kerja toxic.

Perusahaan Sering Mengganti Karyawan

Jika kamu mulai menyadari bahwa perusahaanmu semakin sering mengganti karyawan lama dengan karyawan baru, ini bisa jadi karena adanya tingkat resign yang tinggi akibat lingkungan kerja toxic. Karyawan-karyawan sebelumnya merasa tidak sehat bekerja di lingkungan kerja toxic, sehingga mereka memutuskan untuk keluar. Perusahaan kemudian mendatangkan karyawan baru sebagai pengganti. Siklus ini terus terjadi dalam lingkungan kerja toxic.

Tingkat Gosip Tinggi

Rekan kerja toxic bisa dilihat dari kecenderungan untuk menyebarkan gosip dan pembicaraan negatif tentang orang lain. Sikap ini menimbulkan lingkungan kerja toxic karena bisa saja kamu yang dijadikan bahan obrolan di balik punggung. Adanya gosip bisa menurunkan kepercayaan diri seseorang dalam bekerja dan memunculkan suasana kerja yang tidak nyaman.

Perkembangan Karyawan Tidak Didukung

Kalau perusahaanmu tidak menawarkan kesempatan belajar, akses untuk berkembang, atau promosi karyawan, ini artinya perusahaan tidak memedulikan pertumbuhan karyawannya, sehingga lingkungan kerja toxic. Perusahaan yang baik setidaknya akan memberikan fasilitas sederhana untuk memadai kemampuan karyawannya.

Menghadapi Lingkungan Kerja Toxic

Sebelumnya kamu memilih untuk resign, ada beberapa cara untuk menyiasati lingkungan kerja toxic.

Cari Support System

Kalau kamu sedang berada dalam lingkungan kerja toxic, kemungkinan besar kamu tidak sendiri. Mencari rekan kerja atau teman sekantor yang bisa saling mendukung sangat penting selama masa-masa ini.

Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang positif. Kamu juga bisa mencari support system di luar perusahaan, seperti anggota keluarga dan sahabat. Memiliki support system yang bisa diajak berbicara memberimu jalan keluar lain yang aman untuk melampiaskan frustasi akibat lingkungan kerja toxic.

Terapkan Mindfulness Saat Bekerja

Teknik mindfulness bisa jadi solusi untuk menghadapi lingkungan kerja toxic, rekan kerja toxic, dan bos toxic. Mindfulness berguna untuk mengelola kecemasan dan stres terkait pekerjaan.

Mindfulness dapat dilakukan dengan cara single-tasking, meditasi, latihan visualisasi, latihan napas, dan latihan fokus. Cari tahu cara-cara lainnya untuk menerapkan mindfulness di tempat kerja di sini.

Ambil Waktu untuk Menenangkan Pikiran

Setelah hari yang panjang, penting untuk menemukan cara beristirahat, apalagi jika kamu seharian bekerja di lingkungan kerja toxic yang mengganggu pikiran. Lakukan aktivitas yang dapat membantumu mengalihkan pikiran dari pekerjaan.

Beberapa contohnya adalah journaling, tidur, hang out dengan teman, dan melakukan hobi. Hal-hal ini juga membantumu menemukan identitas di luar pekerjaan dan mengingatkan dirimu bahwa bekerja bukanlah pusat kehidupan!

Pisahkan Kehidupan Pribadi dari Pekerjaan

Ketika terlalu banyak meluangkan waktu di lingkungan kerja toxic, perasaan negatif dan masalah-masalah yang ada bisa saja terus terbawa, bahkan jauh setelah jam kerja berlalu.

Untuk menghadapi ini, pisah dunia kerja dari kehidupan sehari-harimu. Buatlah pola hidup yang memusatkan work-life balance. Ketika jam kerja sudah selesai, tinggalkan semua beban pekerjaan dan luangkan waktu dengan dirimu sendiri. Ini akan mengurangi stres dan tekanan emosional akibat lingkungan kerja toxic.

Tinggalkan Pekerjaanmu

Jika kamu tidak lagi kuat dengan lingkungan kerja toxic, tidak ada salahnya untuk resign dan meninggalkan pekerjaan. Kalau resign memang solusi terbaik, segera persiapkan dirimu untuk keluar dari perusahaan.

Namun sebelum kamu pergi, pastikan kamu memiliki rencana-rencana yang dapat membantumu setelah kamu resign, seperti rencana keuangan, rencana pekerjaan selanjutnya, dan lain sebagainya.

Nah, itu dia beberapa tanda lingkungan kerja toxic dan cara menghadapinya.

Mau tips lain seputar karier? Bergabung ke Girls Beyond Circle sekarang!