gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

6 Mitos & Fakta Penyakit Skizofrenia yang Tak Banyak Orang Tahu!

Written by Adila Putri Anisya

Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mental mulai berkembang. Meski demikian, masih terdapat pemahaman yang keliru, terutama dalam mengidentifikasi penyakit tertentu seperti skizofrenia. Mitos dan fakta penyakit skizofrenia perlu diperjelas agar masyarakat memiliki pemahaman yang akurat dan tidak salah mengartikan kondisi tersebut.

Dalam artikel ini, Girls Beyond akan membahas beberapa mitos dan fakta seputar penyakit skizofrenia yang tak banyak orang tahu. 

Baca juga: Andrea Caroline: Mengidap Gangguan Bipolar Akibat Kekerasan Orang Tua dan Dirundung karena Status ODGJ

APA ITU PENYAKIT SKIZOFRENIA?

Sebelum membahas mitos dan fakta skizofrenia, mari pahami terlebih dahulu skizofrenia penyakit apa. Dilansir dari WebMD, skizofrenia adalah gangguan mental serius yang mempengaruhi kemampuan berpikir dan bertindak jernih. 

Apa yang dirasakan oleh penderita skizofrenia? Orang yang menderita skizofrenia mungkin mengalami delusi, halusinasi, dan kehilangan kontak dengan realitas. Penyakit ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi hubungan sosial seseorang.

Ketika kamu menderita skizofrenia, otak kamu akan sering memberitahu bahwa kamu melihat sesuatu atau mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Hal ini membuat sulit untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.

Baca juga: 5 Jenis Gangguan Bipolar, Kenali Perbedaan dan Penyebabnya!

MITOS DAN FAKTA PENYAKIT SKIZOFRENIA

Mungkin banyak dari kamu yang tahu penyakit skizofrenia, baik dari media sosial, televisi, atau orang-orang sekitar. Namun, tak jarang informasi yang diterima tidak sesuai dengan fakta, di mana orang-orang stereotip membuat stigma tidak tepat saat membicarakan penyakit mental ini.

Maka dari itu, agar tidak salah mengartikan penyakit tersebut, penting untuk mengetahui mitos dan fakta skizofrenia. Berikut mitos dan faktanya!

MITOS: SKIZOFRENIA ITU SAMA DENGAN MULTI PERSONALITY DISORDER (MPD)

Salah satu mitos yang seringkali terjadi adalah menganggap skizofrenia sama dengan Multi Personality Disorder (MPD) atau gangguan kepribadian ganda. 

Melansir dari Healthline, penelitian pada tahun 2017 menunjukan bahwa deskripsi awal skizofrenia sebenarnya mirip dengan MPD. Namun, seiring penelitian lebih lanjut, mengenai kedua kelainan tersebut, semakin jelas keduanya kondisi berbeda.

Gejala penyakit skizofrenia ditandai dengan halusinasi, delusi, pemikiran tidak teratur dan perilaku abnormal, sehingga gejala itu tidak melibatkan kehadiran kepribadian ganda.

Sementara itu, MPD ditandai dengan kepribadian atau identitas yang berbeda dalam diri seseorang. Hal ini disebabkan karena otak tak mampu memproses pengalaman, perasaan, dan kenangan traumatis saat dahulu.

FAKTA: GEN SESEORANG MENINGKATKAN RISIKO TERKENA SKIZOFRENIA

Salah satu fakta penting yang perlu diketahui adalah bahwa skizofrenia bukanlah kondisi yang jelas dipicu oleh satu penyebab tunggal. 

Faktor penyebab skizofrenia berasal dari faktor genetik, lingkungan, dan kimia otak yang kompleks. 

Menurut Jacob S. Ballon, MD seorang profesor klinis ilmu psikiatri dan perilaku, direktur INSPIRE CLINIC melalui laman Everyday Health:

“Bukan hanya satu gen yang menyebabkan penyakit ini, ada banyak gen yang jika digabungkan menjadi rumit diluar pemahaman kita”.

Dapat disimpulkan, meskipun ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan skizofrenia, seperti riwayat keluarga dengan penyakit tersebut. Tidak ada satu penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi.

MITOS: ANGGAPAN PENDERITA SKIZOFRENIA BERBAHAYA 

Mitos yang paling meresahkan adalah anggapan bahwa penderita dengan skizofrenia bersifat berbahaya. Padahal, pernyataan tersebut tidak benar. 

Meskipun penyakit skizofrenia dapat mempengaruhi perilaku penderitanya, sebagian besar orang dengan skizofrenia tidak berbahaya dan lebih mungkin menjadi korban kekerasan daripada pelaku. 

Penting untuk tidak menggeneralisasi dan memahami bahwa setiap individu dengan skizofrenia adalah unik dan mungkin memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda.

FAKTA: PENDERITA SKIZOFRENIA MEMILIKI RISIKO BUNUH DIRI LEBIH TINGGI

Fakta penyakit skizofrenia selanjutnya adalah bahwa mereka memiliki risiko bunuh diri lebih tinggi. Menurut Dr. Ballon, diperkirakan 10% penderita skizofrenia meninggal karena bunuh diri.

Penelitian Kanada pada tahun 2016 di Schizophrenia Research and Treatment,  mengungkapkan bahwa upaya bunuh diri seseorang dengan skizofrenia adalah 39,2%, lebih banyak dibandingkan dengan populasi umum atau orang yang tidak menderita skizofrenia dengan 2,8%.

Pernyataan tersebut didukung oleh Dr. Ballon, bahwa penyebab mereka bunuh diri adalah ketika mereka mengalami gejala skizofrenia dengan mendengar suara-suara yang menyuruh mereka bunuh diri. 

MITOS: ORANG DENGAN SKIZOFRENIA TIDAK BISA HIDUP MANDIRI DAN BEKERJA

Stigma mengenai orang dengan penyakit skizofrenia tidak mampu hidup mandiri hanyalah mitos. Hal ini tidak sepenuhnya benar. 

Meski skizofrenia dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari mereka yang dapat hidup mandiri dan berhasil dalam pekerjaan dan hubungan sosial. 

Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga medis sangat penting dalam membantu individu dengan skizofrenia meraih kemandirian. Intinya, dengan penanganan yang tepat, banyak penderita skizofrenia, yang menemukan posisi yang sesuai dengan keterampilan dan kemampuannya.

FAKTA: PENYAKIT SKIZOFRENIA DAPAT DIOBATI DENGAN TERAPI DAN OBAT-OBATAN YANG TEPAT

Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan skizofrenia sepenuhnya, penyakit ini bisa diobati dengan terapi dan obat-obatan yang tepat. 

Dokter akan membantu penderita menemukan pengobatan paling cocok, dokter juga biasanya akan melibatkan penderita dengan keluarganya dalam proses pengambilan keputusan terkait pengobatan.

Terapi seperti terapi perilaku kognitif atau terapi keluarga dapat membantu individu dengan skizofrenia untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, obat-obatan seperti antipsikotik juga dapat membantu mengurangi gejala skizofrenia.

Penting untuk memahami bahwa penyakit skizofrenia bukanlah kondisi yang sama dengan Multi Personality Disorder (MPD) dan tidak semua orang dengan skizofrenia bersifat berbahaya. Mereka dapat diobati dengan terapi dan obat-obatan yang tepat.

Dengan mengetahui mitos dan fakta penyakit skizofrenia, kita dapat membantu menghilangkan stigma dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi individu dengan skizofrenia.

Mau tahu lebih banyak mitos dan fakta seputar penyakit mental health, yuk gabung komunitas Girls Beyond Circle!

Baca juga: Perbedaan Psikolog dan Psikiater dalam Menangani Pasien, Mana yang Tepat?

Sumber foto: Pexels