
Donald Trump Larang Mahasiswa Internasional Berkuliah di Harvard, Ini Dampak & Alternatif Kampus Lainnya di AS
Harvard University sudah lama dikenal sebagai salah satu kampus terbaik di dunia, sehingga banyak pelajar dari berbagai negara ingin belajar di sana. Saat ini, sekitar 31% mahasiswa di Harvard berasal dari luar Amerika Serikat.
Tapi, kabar terbaru membuat banyak orang kaget, yang mana Donald Trump mengeluarkan larangan rekrutmen bagi mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia, untuk kuliah di sana.
Tentu ini jadi kabar yang kurang menyenangkan, terutama buat kamu yang sedang menyiapkan segala sesuatunya demi bisa sekolah di Amerika.
Lalu, bagaimana sebenarnya situasi ini dan apa dampaknya untuk para calon mahasiswa internasional? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Baca juga: 7 Universitas Luar Negeri yang Menjadi Favorit Mahasiswa Indonesia
Kronologi Donald Trump Melarang Mahasiswa Asing Berkuliah di Harvard University
Ketegangan antara Harvard dan pemerintahan Donald Trump dimulai sejak 2023, saat kampus jadi sorotan karena aksi protes pro-Palestina. Presiden Harvard, Claudine Gay, mundur dan digantikan Alan Garber pada Agustus 2024.
Setelah kembali menjabat pada Januari 2024, Trump meluncurkan kebijakan keras terhadap universitas yang dianggap terlalu “woke”, termasuk membentuk satuan tugas antisemitisme.
Pada April 2025, Trump menyindir Harvard di media sosial dan mengancam mencabut status bebas pajaknya. Tak lama, Departemen Keamanan Dalam Negeri meminta data mahasiswa asing yang dituding terlibat dalam aksi kekerasan.
Harvard merespons dengan gugatan hukum, namun tetap menyerahkan data pada akhir April. Di awal Mei, pemerintahan Trump menghentikan semua hibah federal baru untuk Harvard.
Puncaknya, pada 22 Mei 2025, pemerintah resmi mencabut izin Harvard untuk menerima mahasiswa asing. Alhasil, hampir 6.800 mahasiswa internasional terancam harus pindah atau kehilangan status visa mereka di AS.
Baca juga: 8 Beasiswa Aktif Juni 2025 untuk Pelajar & Mahasiswa Indonesia, Dalam dan Luar Negeri!
Dampak Mahasiswa Asing Tak Bisa Masuk ke Harvard
Keputusan pemerintahan Donald Trump yang melarang Harvard menerima mahasiswa internasional berdampak besar, enggak hanya bagi mahasiswa, tapi juga bagi universitas dan dunia akademik secara umum.
1. Gangguan bagi Ribuan Mahasiswa
Menurut BBC, sekitar 6.800 mahasiswa asing, yang hampir 27% dari total mahasiswa Harvard, terkena imbas langsung.
Banyak dari mereka sedang menempuh program pascasarjana dan kini dihadapkan pada pilihan sulit: harus pindah ke universitas lain di AS untuk menjaga status visa, atau pulang ke negara asal.
Situasi ini tentu membuat banyak mahasiswa merasa cemas dan bingung tentang masa depan studi mereka.
2. Ancaman pada Kualitas Akademik dan Penelitian Harvard
Mahasiswa dan peneliti internasional selama ini jadi bagian penting dari keunggulan akademik Harvard. Kehilangan mereka berarti berkurangnya keberagaman dan kolaborasi riset yang selama ini jadi kekuatan kampus tersebut.
Dilansir dari News Harvard, seorang perwakilan mahasiswa bahkan menyatakan, tanpa mahasiswa internasional, Harvard bukan lagi bisa disebut Harvard. Ini jelas mengancam reputasi dan kemampuan kampus dalam menarik talenta terbaik dari seluruh dunia.
3. Dampak Finansial
Mahasiswa internasional biasanya membayar biaya kuliah lebih tinggi, yang menjadi sumber dana penting bagi Harvard.
Jika mereka enggak bisa masuk, universitas ini bisa kehilangan pemasukan besar yang selama ini digunakan untuk menjalankan operasional dan memberi beasiswa.
4. Perseteruan Hukum dan Politik
Harvard menilai kebijakan ini enggak adil dan melawan hukum, sehingga mereka mengajukan gugatan ke pengadilan.
Sebuah perintah sementara pun dikeluarkan agar mahasiswa internasional tetap bisa belajar sementara proses hukum berlangsung.
Konflik ini juga berkaitan dengan tuntutan pemerintah soal data mahasiswa dan kebijakan kampus terkait keberagaman dan inklusi.
5. Dampak Lebih Luas untuk Pendidikan Tinggi di AS
Langkah ini juga menjadi peringatan bagi universitas-universitas lain di Amerika, yang bisa mengalami tekanan serupa.
Hal ini berpotensi membatasi kebebasan akademik dan otonomi kampus secara nasional, serta membuat talenta global enggan datang ke AS.
6. Kesempatan untuk Universitas di Negara Lain
Sementara universitas di AS menghadapi ketidakpastian, kampus-kampus di Asia dan wilayah lain justru mulai aktif menarik mahasiswa Harvard yang terdampak. Ini bisa mempercepat pergeseran pusat pengaruh akademik global dari AS ke negara lain.
Baca juga: Cara Mudah Kerja di Luar Negeri & Rekomendasi Programnya
Alternatif Kampus Lain untuk Kamu yang Ingin Berkuliah di AS
Kalau Harvard bukan pilihan lagi, ini dia daftar kampus-kampus top di Amerika Serikat yang enggak kalah keren:
- MIT (Massachusetts Institute of Technology): Juara dunia versi QS 2025. Cocok banget buat kamu yang minat di teknologi, teknik, dan sains.
- Stanford University: Pusatnya inovasi dan startup. Lingkungannya mendorong kreativitas dan kewirausahaan.
- Princeton University: Kuat di bidang humaniora, ilmu sosial, dan sains. Termasuk Ivy League dengan atmosfer akademik yang ketat tapi suportif.
- California Institute of Technology (Caltech): Kampus kecil tapi intensif di bidang teknik dan sains. Fokus dan padat, ideal untuk kamu yang suka tantangan akademik.
- University of Chicago: Terkenal di bidang ekonomi, ilmu sosial, dan bisnis. Banyak pemikir besar lahir dari sini.
- Yale University: Salah satu Ivy League yang unggul di hukum, seni, dan humaniora.
- University of Pennsylvania (UPenn): Rumahnya sekolah bisnis Wharton. Kuat juga di bidang hukum dan kesehatan.
- Columbia University: Lokasinya di jantung New York City, dengan kekuatan di bidang seni, sains, dan sekolah profesional.
- Cornell University: Gabungan antara pendidikan klasik dan bidang seperti pertanian dan teknik.
- Duke University: Terkenal di bidang medis, hukum, dan bisnis.
Universitas besar lainnya yang juga layak dilirik:
- UC Berkeley
- UCLA
- University of Michigan
- Johns Hopkins University
- Northwestern University
- New York University (NYU)
- Carnegie Mellon University
- Brown University
- Dartmouth College
- Princeton University
- University of Pennsylvania
Baca juga: Mau Kuliah di Luar Negeri? Ini 5 Hal yang Wajib Direncanakan!
Gabung discord Girls Beyond Circle untuk dapatkan berita ter-update dan insight lainnya!
Cover: CNBC
Comments
(0 comments)