
Kita Berkebaya Hadir di ARTJOG 2025, Ajak Generasi Muda Rayakan Tradisi Kebaya
Festival seni rupa kontemporer tahunan, ARTJOG, kembali hadir pada 20 Juni-31 Agustus 2025 di Jogja National Museum, Yogyakarta, bertajuk Motif: Amalan.
Enggak hanya menghadirkan pameran seni rupa, tahun ini ARTJOG bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation menghadirkan program performa•ARTJOG, rangkaian pertunjukan seni yang digelar setiap minggu.
Khusus pada 7 Agustus 2025, panggung performa•ARTJOG menjadi semakin istimewa dengan kehadiran Kita Berkebaya, kolaborasi antara Bakti Budaya Djarum Foundation dan Narasi.
Momentum ini sekaligus merayakan Hari Kebaya Nasional (pada 24 Juli) , menghadirkan berbagai aktivitas kreatif dan edukatif yang mengajak generasi muda lebih mengenal kebaya sebagai bagian penting dari identitas budaya Indonesia.
Kebaya Sebagai Simbol Identitas dan Pemberdayaan
Menurut Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, kebaya bukan sekadar pakaian tradisional.
“Kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang penuh makna dan filosofi, mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas perempuan Indonesia. Kami ingin mengingatkan kembali bahwa kebaya adalah simbol ekspresi diri, kebanggaan budaya, dan pemberdayaan perempuan lintas generasi,” jelasnya.
Renitasari juga menekankan bahwa kebaya memiliki potensi ekonomi yang besar, mulai dari penjual kain, penjahit, pembatik, perancang busana, hingga pelaku industri kreatif di berbagai daerah.
Melalui Kita Berkebaya di panggung ARTJOG, ia berharap muncul kesadaran baru untuk merawat dan menghidupkan kembali kebaya sebagai identitas budaya yang relevan di masa kini.
Hadirkan Film Pendek, Seni Pertunjukan, dan Diskusi Hangat
Acara dibuka dengan pemutaran film pendek #KitaBerkebaya yang juga tersedia di kanal YouTube Indonesia Kaya. Film ini menjadi pengantar yang manis untuk memahami filosofi kebaya.
Selanjutnya, penonton disuguhi karya artistik dari Abdi Dalem Pura Mangkunegaran yang merepresentasikan makna kebaya lewat seni pertunjukan. Penampilan ini menjadi jembatan menuju sesi talkshow bertajuk “Berdaya Lewat Kebaya: Warisan Budaya sebagai Ruang Ekspresi”.
Talkshow ini menghadirkan Mbakyu Berkebaya, content creator yang aktif mengkampanyekan kebaya, dan GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo atau akrab disapa Gusti Sura, Pengageng Kawedanan Panti Budaya Pura Mangkunegaran.
Membahas Kebaya dari Berbagai Perspektif
Dalam diskusi, para narasumber mengupas kebaya dari sisi sejarah, pengaruh budaya Jawa, hingga peran kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia. Mereka juga membahas bagaimana kebaya tetap relevan di tengah tren fashion modern.
Gusti Sura menyampaikan,
“Kebaya bukan hanya warisan kain dan jahitan, melainkan cerita perjalanan budaya, identitas, dan jati diri perempuan Indonesia. Generasi muda punya peran penting untuk menghidupkan kembali kebaya, enggak hanya dengan memakainya, tetapi memberi nafas baru lewat ide, kolaborasi, dan kreativitas.”
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa menjaga tradisi enggak harus berarti menutup diri dari inovasi.
Padu Padan Kebaya dengan Gaya Masa Kini
Salah satu sesi yang paling interaktif adalah praktik singkat Padu Padan Kebaya. Peserta diajak memadukan kebaya dengan berbagai elemen fashion sesuai gaya dan ekspresi pribadi.
Aktivitas ini membuktikan bahwa kebaya bisa fleksibel, tetap anggun saat dipadukan dengan rok batik, tetapi juga bisa terlihat modern saat disandingkan dengan celana atau aksesori kekinian.
Baca juga: 5 Model Jahit Baju Kebaya Terbaru 2024 Anti Mainstream, Tapi Tetap Cantik!
Acara Kita Berkebaya ditutup dengan penampilan Lantun Orchestra, kelompok musik yang memadukan elemen tradisional dengan aransemen modern. Perpaduan ini menciptakan suasana yang hangat sekaligus menjadi penutup yang manis untuk hari penuh inspirasi ini.
—
Gabung discord Girls Beyond Circle yuk, dan dapatkan informasi ter-update seputar event keren lainnya!
Comments
(0 comments)