
Review The Cursed: Insatiable Desires, Film Korea Bergenre Horor Psikologis
Halo para pecinta film horor! Sudah siapkah kamu dihantui oleh kengerian baru dari Korea Selatan? Mulai 17 Oktober 2025, sebuah film horor supernatural The Cursed: Insatiable Desires resmi tayang di bioskop Indonesia, seperti CGV, Cinepolis, dan Cinema XXI.
Bukan tentang hantu gentayangan biasa, mereka membawa kisah horor psikologis! Lupakan sejenak jumpscare murahan, karena The Cursed memaksa kamu merenungkan, “Seberapa jauh kamu akan melangkah demi meraih ambisi terbesarmu?”
Kalau kamu penasaran dengan film horor Korea ini, simak review-nya dulu, yuk!
Baca juga: Kronologi Asli dari Film Korea ‘Good News’ yang Tayang di Netflix
Pasar Gaib “Gwisi”: Tempat Jual Beli Jiwa dan Keinginan
Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata “pasar”? Tempat bertransaksi barang kebutuhan sehari-hari? Dalam film ini, “pasar” memiliki makna yang jauh lebih mengerikan.
The Cursed: Insatiable Desires yang disutradarai oleh Hong Won Ki, berpusat pada konsep pasar hantu misterius yang disebut “Gwisi”.
Pasar Gwisi hanya muncul saat “jendela rubah” terbuka, menjadi tempat di mana orang-orang yang putus asa bisa menukarkan apapun demi mendapatkan hal yang mereka idam-idamkan: uang, penampilan menawan, nilai sempurna, popularitas, hingga kesuksesan anak.
Bunyinya mungkin seperti dongeng ajaib, namun setiap transaksi di Gwisi datang dengan harga yang sangat mengerikan, yaitu kutukan yang enggak hanya menghancurkan diri mereka sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar mereka.
Ide pasar hantu ini memberi The Cursed sentuhan yang segar dan berbeda dari film horor Korea kebanyakan. Film ini dengan cerdas mengawali kengeriannya dari sebuah desa terpencil, di mana seorang pria tua nekat menebang pohon keramat pelindung desa. Tindakan ini lantas memicu serangkaian peristiwa supernatural yang membawa para karakternya ke pintu gerbang pasar Gwisi.
Kisah-Kisah yang Saling Terikat: Ambisi dan Obsesi
Kekuatan utama film ini terletak pada narasi bergaya omnibus atau antologi yang terjalin erat. Kamu akan disuguhkan beberapa alur cerita paralel yang tampaknya terpisah, namun semuanya bermuara pada satu sumber, yakni kutukan dari pasar Gwisi.
Beberapa karakter sentral yang kisahnya akan membuatmu merinding antara lain:
- Dong Sik: Seorang detektif senior yang keras kepala. Bersama detektif rookie Yoon Gun, ia terperangkap dalam penyelidikan kasus penculikan misterius yang ternyata terhubung dengan pasar hantu. Kehadiran detektif ini membawa elemen thriller ke dalam balutan horor okultisme.
- Chae Won: Seorang perempuan yang sangat terobsesi dengan penampilannya. Dalam masyarakat yang mendewakan kecantikan, obsesi ini mendorongnya untuk membuat perjanjian gelap demi penampilan sempurna.
- Hee Jin: Seorang ibu ambisius yang rela melakukan apa saja demi masa depan putrinya, bahkan membuat perjanjian dengan roh agar sang anak bisa masuk sekolah kedokteran bergengsi. Kisah Hee Jin menyoroti tekanan sosial yang nyata dalam masyarakat Korea.
- Park Soo Moo: Seorang shaman atau dukun yang memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia Gwisi, yang perannya penting dalam mengungkap misteri di balik kutukan ini.
Melalui kisah-kisah mereka, film menunjukkan transformasi mental dan penderitaan psikologis yang dialami oleh mereka yang terlibat dalam barter supernatural. Film ini brutal dalam menampilkan konsekuensi sadis dari keserakahan manusia.
Dilansir dari ulasan penonton di platform Naver, film ini mendapat sambutan cukup baik dengan rating 8.21/10. Pujian utama datang untuk penampilan para aktornya yang dianggap berhasil membawakan kedalaman emosional di tengah kekacauan supernatural yang terjadi.
Tak Hanya Bercerita tentang Hantu, Kaitkan Horor Psikologis dan Kritik Sosial
Apa yang membuat The Cursed: Insatiable Desires wajib kamu tonton? Film ini enggak mengandalkan jumpscare klise semata. Sebaliknya, film ini mengutamakan horor psikologis dan okultisme, menunjukkan adegan-adegan yang brutal dan sadistis sebagai representasi penderitaan yang disebabkan oleh keinginan mematikan.
Film ini menawarkan pengalaman horor yang slow-burning, berfokus pada pembangunan atmosfer mencekam dan konsekuensi dari keinginan manusia yang tak terkendali.
Di balik adegan-adegan menyeramkan, tersimpan kritik sosial yang tajam terhadap masyarakat modern:
- Obsesi Kecantikan: Kisah Chae Won secara eksplisit mengkritik standar kecantikan yang enggak realistis dan tekanan untuk selalu tampil sempurna.
- Tekanan Sosial: Kisah Hee Jin menyoroti bagaimana ambisi orang tua dan tekanan untuk sukses dalam pendidikan dapat mendorong seseorang melakukan pengorbanan moral yang mengerikan.
- Kesuksesan Instan: Film ini membahas bahaya keserakahan dan obsesi di era modern, di mana orang-orang ingin meraih kekayaan atau ketenaran secara instan, meskipun harus menempuh jalan pintas supernatural.
Baca juga: Review Film No Other Choice Karya Park Chan Wook
Bertabur Bintang K-Pop di Layar Lebar
Salah satu daya tarik terbesar film ini, terutama bagi penggemar K-Pop, adalah kehadiran dua idola ternama yang melakukan debut layar lebar mereka!
- Solar (MAMAMOO): Penyanyi utama dari girl group populer MAMAMOO ini melakoni peran film pertamanya sebagai karakter bernama Mi Yeon.
- Sumin (STAYC): Anggota girl group STAYC, Sumin, juga turut menampilkan bakat aktingnya di film ini sebagai karakter Su Min.
Kehadiran Solar dan Sumin menambah semarak jajaran pemain yang sudah diisi oleh aktor-aktor veteran dan terkenal, seperti Yoo Jae Myung (Dong Sik) dan Moon Chae Won (Chae Won), serta aktor pendukung kuat seperti Seo Young Hee dan Cha Sun Woo.
Garapan Sinematik yang Memukau
Secara produksi, film ini dipuji karena kualitas sinematografi dan desain produksi yang artistik.
Dilaporkan bahwa film ini berhasil menyuguhkan efek praktikal yang realistis, yang memperkuat dampak horor tanpa terasa berlebihan atau murahan.
Sutradara Hong Won Ki, yang dikenal memiliki mata tajam untuk detail, bersama penulis skenario Yoo Young Seon, sukses memadukan elemen folklore Korea dengan tema horor yang fresh.
Mereka menciptakan pasar hantu yang berakar pada mitos tradisional namun berbicara tentang ketakutan modern saat ini, yaitu rasa lapar yang enggak terpuaskan untuk memiliki lebih.
Kendati demikian, beberapa kritikus dan penonton mencatat bahwa plot film ini terasa terlalu ambisius dengan terlalu banyak karakter dan subplot, yang mungkin membuat alur cerita terasa sedikit terburu-buru dan terputus-putus di beberapa bagian.
Namun, performa akting yang kuat, khususnya dari Solar dan Cha Sun Woo, berhasil menjadi jangkar emosional di tengah kekacauan cerita, membuat film ini tetap menarik untuk diikuti.
—
Jadi, apakah kamu tertarik menontonnya?
Baca juga: Bikin Deg-degan! Ini Fakta Menarik ‘Ghost Train’ Film Horor Asal Korea
Gabung discord Girls Beyond Circle untuk diskusi seputar film dan series seru lainnya!