gagal menampilkan data

Article

Rahasia di Balik Konten Viral, Salah Satunya dengan Obrolan yang Relatable!

Written by Adila Putri Anisya

Berencana jadi content creator? Pasti, kamu sering dibuat bertanya-tanya: kenapa satu konten bisa mendadak viral, sementara konten lain tenggelam begitu saja? 

Rahasianya ternyata bukan hanya soal keberuntungan, tapi ada faktor psikologi dan trik sederhana di baliknya. Salah satu rahasia terbesar adalah konten yang terasa seperti obrolan santai yang relatable, seperti kita sedang ngobrol dengan sahabat.

Konten yang viral seringkali adalah konten yang berhasil memicu emosi kuat dan, yang paling penting, konten yang mudah dipahami. Simpel, cepat dicerna, dan langsung kena di hati.

Nah, kalau kamu penasaran lebih dalam tentang rahasia di balik konten viral, keep scrolling!

Baca juga: 5 Buku Content Creator 101 Agar Kamu Dikenal, Didengar, & Berdampak! 

Psikologi Sederhana di Balik Konten “Viral”

Psikologi Sederhana di Balik Konten "Viral"
Sumber foto: Freepik

Kenapa orang mau susah-susah menekan tombol share? Intinya, kita ingin berbagi apa yang membuat kita merasa sesuatu. Inilah beberapa pemicu utamanya:

1. Pemicu Emosi yang Kuat

Menurut Adicator.com, konten viral adalah mesin emosi. Emosi yang kuat, entah itu positif atau negatif, adalah bahan bakar utama sharing.

  • Kebahagiaan & Kekaguman: Konten lucu, inspiratif, atau yang membuat kita kagum sering dibagikan untuk menyebarkan perasaan positif. Kita ingin teman-teman kita ikut tersenyum.
  • Emosi Negatif (Anger & Outrage): Konten yang memicu kemarahan atau rasa frustrasi, terutama soal isu sosial, juga sangat cepat menyebar. Tujuannya: menyuarakan pendapat atau mencari dukungan.
  • Empati & Kasih Sayang: Kisah-kisah perjuangan, kebaikan, atau harapan akan membangkitkan empati, membuat kita terdorong untuk membagikannya sebagai bentuk dukungan atau solidaritas.

Intinya, jika konten kamu membuat seseorang merasakan sesuatu yang kuat, kemungkinan besar konten itu akan di-share.

2. Kekuatan Kesederhanaan (Simple Content Wins!)

Siapa yang mau menghabiskan waktu 15 menit untuk mencerna ide yang rumit saat scroll media sosial? Jawabannya, sudah pasti sangat jarang!

  • Mudah Dipahami: Menurut KNKV Group, otak manusia menyukai hal yang mudah. Konten yang langsung jelas, bukan bertele-tele, dan menggunakan bahasa sehari-hari (bukan jargon) lebih mudah diterima. 
  • Visual yang Menarik: Gambar, infografis, atau video pendek lebih disukai. Video di bawah 60 detik, misalnya, terbukti punya Return on Investment (ROI) tertinggi. Visual memudahkan orang mengingat dan memahami pesan kamu. 
  • Pesan Singkat & Mengena: Pikirkan slogan legendaris seperti “Just Do It” dari Nike. Pesannya sederhana, kuat, dan langsung bisa diulang. Semakin sederhana pesannya, semakin besar dampaknya.

3. Koneksi Diri (Relatability)

Ini adalah rahasia yang paling penting: Konten viral harus terasa relatable. 

Konten yang relatable adalah konten yang membuat audiens bergumam, “Ini gue banget!” atau “Aduh, persis kayak yang gue alami!” Obrolan sehari-hari, struggle kecil yang universal, atau meme tentang situasi kerja yang konyol, semua ini menciptakan koneksi instan.

Ketika seseorang merasa konten itu pribadi atau sangat relevan dengan hidup mereka, mereka enggak hanya akan menyukai, tetapi juga membagikannya. Mengapa? Karena dengan men-share konten itu, mereka sedang menunjukkan kepada lingkaran sosial mereka tentang siapa diri mereka dan apa yang mereka rasakan. Relatability membangun autentisitas dan kepercayaan.

Baca juga: Cuma Bikin Konten, Kamu Bisa Jadi GB Next Gen Creator dan Menangi Hadiah Senilai Total Rp30 Juta!

Apa yang Harus Dilakukan Agar Konten Viral?

Rahasia di Balik Konten Viral, Salah Satunya dengan Obrolan yang Relatable!
Sumber foto: Freepik

Mengubah obrolan harian menjadi konten yang kuat memang membutuhkan sedikit chemistry kreatif. Ini tentang mengolah pengalaman sederhana, menjadikannya cerita yang memicu emosi, dan menyajikannya dengan cara yang paling sederhana dan memancing rasa penasaran (curiosity gap).

1. Pancing Rasa Penasaran

Judul atau teaser yang menggoda, yang enggak memberikan semua jawaban, akan membuat orang ingin mengklik dan membaca. Misalnya: “5 Hal yang Gue Pelajari dari Obrolan di Coffee Shop, Nomor 3 Bikin Kaget!” 

2. Bercerita (Storytelling)

Jangan hanya menyajikan fakta, tapi sampaikanlah dalam bentuk cerita. Cerita membuat orang berinvestasi secara emosional, membangun kepercayaan, dan membuat pesan kamu lebih mudah diingat. 

3. Jadilah Diri Sendiri

Audiens menyukai autentisitas. Konten yang terasa genuine dan enggak dibuat-buat, seperti obrolan dengan teman lama, akan selalu terasa lebih relatable dan mudah dipercaya.

Yuk, Ikut Kelasnya: ‘Creative Chemistry: How to Make Creative Conversation into a Powerful Content’

Penasaran bagaimana para kreator ulung bisa mengubah hal sesederhana obrolan menjadi konten yang viral dan powerful? Semua rahasia ini akan dibongkar tuntas dalam event LAST CAMPUS REVEAL! Girls Beyond Academy Goes To Campus 2025 di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Di kampus penutup ini, Girls Beyond Academy akan membahas secara spesifik topik yang sangat relevan: “Creative Chemistry: How to Make Creative Conversation into a Powerful Content “

Kamu akan belajar:

  • Cara mengolah obrolan jadi ide konten yang engaging
  • Teknik creative conversation biar konten kamu lebih hidup & relatable. 
  • Insight real dari para kreator tentang membangun konten yang kuat dari hal-hal sederhana.

Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari mentor & kreator,

Sesi ini akan tersedia: 

  • Eksklusif offline untuk mahasiswa UMN. 
  • Tersedia juga online via Zoom buat kamu di luar kampus!

Amankan slotmu sekarang dengan daftar di sini: bit.ly/GBAcademy2025-Online 

Baca juga: Ikut GB Academy Goes to Campus 2025 dan Jadi GB Next Gen Creators!

Gabung ke discord Girls Beyond Circle agar kamu enggak ketinggalan informasi seputar GB Academy Goes to Campus! 

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond