gagal menampilkan data

Article

Romantis atau Manipulatif? Yuk, Kenalan dengan Love Bombing!

Written by Angela Ranitta

Memiliki pasangan yang romantis tentunya menjadi idaman semua orang. Siapa, sih yang nggak pengen punya pasangan yang selalu meluangkan waktu, memberi hadiah, dan menghujaninya dengan pujian? Hal-hal tersebut memang umum kita lakukan untuk menunjukkan rasa sayang terhadap seseorang. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, kamu perlu waspada. Bisa jadi pasanganmu sedang melakukan love bombing terhadapmu.

Baca juga: “I Can Fix Him”: Sindrom Pahlawan ala “F4 Thailand” yang Bikin Kamu Terjebak Toxic Relationship

Apa Itu Love Bombing?

Love bombing adalah tindakan menunjukkan kasih sayang secara berlebihan terhadap pasangan. Tindakan love bombing dapat dilakukan secara fisik maupun verbal. Misalnya, memberikan hadiah atau pujian, serta menunjukkan kemesraan di depan orang lain. 

Lalu, bagaimana caranya membedakan love bombing dengan ekspresi kasih sayang yang wajar? Berikut adalah sejumlah hal yang perlu kamu waspadai sebagai tanda-tanda seseorang melakukan love bombing:

Memberikan Hadiah

Giving gifts merupakan satu dari lima bahasa cinta ala Gary Chapman. Nggak sedikit orang yang menunjukkan perhatiannya dengan memberikan hadiah. Namun, pelaku love bombing biasanya akan memberi hadiah secara berlebihan. Misalnya, baru kenal seminggu tapi pasanganmu sudah membelikanmu perhiasan mahal. Padahal arah hubungan kalian masih belum jelas. Nah, perilaku ini perlu dicurigai, girls. Bisa jadi pasanganmu sedang melakukan love bombing.

Memberikan Pujian

Sama seperti giving gifts, words of affirmation adalah salah satu jenis bahasa cinta menurut Gary Chapman. Seseorang menunjukkan rasa sayangnya secara verbal dengan memberikan pujian, penyemangat, dan sebagainya. Nah, gimana caranya kamu membedakan words of affirmation yang wajar dengan love bombing? Sama seperti sebelumnya, pelaku love bombing cenderung memberi pujian secara berlebihan. Mereka menunjukkan sikap seolah-olah mereka sangat memujamu. Kadang-kadang, pujian ini diberikan ketika hubungan masih berada pada tahap awal.

Nggak Berhenti Menghubungi Kamu

Seorang pelaku love bombing umumnya akan menunjukkan perhatian dengan cara menghubungimu terus-menerus. Mereka bisa mengajak kamu chatting atau teleponan sampai berjam-jam lamanya. Mereka juga cenderung fast response ketika kamu kirimi pesan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa pelaku selalu ada dan punya waktu buatmu. 

Memperkenalkanmu terhadap Orang Terdekat

Pelaku love bombing akan membuat korban merasa istimewa. Misalnya, memperkenalkanmu kepada keluarga mereka di saat hubungan masih berada di tahap awal. Mereka mungkin akan mengajakmu ke acara-acara penting, seperti pernikahan teman atau kerabat, reuni, nongkrong dengan circle mereka, dan sebagainya. Mereka akan memperkenalkanmu terhadap orang-orang terdekatnya dalam waktu yang sangat cepat. Hal ini dilakukan untuk memberi kesan bahwa mereka serius menjalin relasi denganmu. 

Terburu-buru Mengajak Berkomitmen

Love bombing juga identik dengan terburu-buru mengajakmu berkomitmen. Mereka mungkin akan mengatakan,”Aku tahu kita baru mulai pacaran, tapi aku ingin hubungan ini serius.” Mereka juga mungkin akan mengungkapkan telah memiliki bayangan untuk menikah denganmu. Seringkali “keseriusan” ini ditunjukkan saat usia hubungan masih sangat belia. Bahkan nggak sedikit pelaku love bombing yang menuntutmu berkomitmen saat masih berada di tahap PDKT.

Tidak Menghargai Boundaries

Nah, ini, nih salah satu red flag pelaku love bombing. Walau terkesan romantis dan perhatian, mereka biasanya nggak menghargai boundaries pasangannya. Misalnya, mereka menyentuhmu atau menggunakan barang-barangmu tanpa consent. Mereka juga menuntut akses terhadap aplikasi chatting atau media sosialmu. Jika kamu menolak, biasanya pelaku akan melayangkan berbagai tuduhan kepadamu. “Kenapa kok nggak boleh? Kamu nggak percaya sama aku? Atau jangan-jangan ada yang kamu sembunyikan?”

Selain pelanggaran privasi, pelaku love bombing biasanya menuntut untuk selalu diperhatikan olehmu. Nggak jarang mereka marah ketika kamu nggak fast response dalam membalas pesan. Atau ketika kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan orang lain, meskipun itu adalah keluarga atau sahabatmu. 

Baca juga: Mengenal Battered Woman Syndrome yang Bikin Korban KDRT “Bucin” sama Pelaku

Love Bombing, Gerbang Menuju Toxic Relationship

Love bombing seringkali dijadikan sebagai tahap awal dalam sebuah siklus kekerasan. Berbeda dengan trik manipulasi lainnya, love bombing cenderung lebih implisit sehingga nggak menimbulkan kecurigaan pada diri korban. Korban beranggapan bahwa pasangannya hanya bersikap romantis kepadanya. 

Selain itu, love bombing memberikan kesan bahwa pelaku benar-benar bucin dan serius menjalin hubungan dengan korban. Tindakan ini membuat korban merasa aman dan nyaman bersama pelaku. Selain itu, pelaku juga lebih mudah mendapatkan kepercayaan korban.

Ketika hubungan tersebut telah memasuki fase kekerasan yang selanjutnya, umumnya korban merasa kebingungan. “Masa iya, sih pasanganku tega melakukan ini padaku?” Nggak jarang mereka mengambil kesimpulan bahwa pelaku mungkin hanya kelepasan. Bahkan nggak sedikit korban yang menginterpretasikan tindak kekerasan pelaku sebagai bentuk perhatian terhadapnya. 

Love bombing juga bisa bikin kamu merasa nggak enak untuk memutuskan hubungan dengan pelaku kekerasan. Sebab, pelaku telah memberikan banyak hadiah, menunjukkan sikap romantis, serta berkorban bagimu. Hal ini bikin kamu merasa jahat apabila kamu hendak meninggalkan mereka. Akibatnya, kamu pun semakin sulit untuk keluar dari sebuah toxic relationship.

Baca juga: Sulit Lepas dari Toxic Relationship, Bisa Jadi Kamu Terjebak Trauma Bonding

Menghindari Love Bombing

Siapa saja bisa terlena oleh bujuk rayu pelaku love bombing. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang rentan mengalami love bombing. Berikut adalah hal-hal yang bikin kamu rentan jadi korban:

  • Memiliki kepercayaan diri yang rendah
  • Memiliki trauma masa kecil atau dari hubungan sebelumnya
  • Dididik dengan keras oleh orang tua yang jarang mengekspresikan rasa sayang
  • Mengalami kesulitan finansial yang bikin kamu jarang mendapat hadiah dari keluarga maupun melakukan self reward 
  • Memiliki kepribadian people pleaser yang bikin kamu sulit bilang nggak ke orang lain

Baca juga: Terlalu Bergantung pada Laki-laki, Bisa Jadi Kamu Punya Cinderella Complex

Meski begitu, bukan berarti kamu nggak bisa mencegah dirimu jadi korban love bombing. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari love bombing, yaitu:

Menghargai Diri Sendiri

Mulailah menerima dan mencintai dirimu sendiri apa adanya. Ketika kamu bisa menghargai diri sendiri, maka kamu nggak lagi menggantungkan kepercayaan dirimu terhadap cara orang menilai dan memperlakukanmu. Ingatlah, bahwa cinta dari orang lain nggak akan pernah bisa menggantikan cinta untuk diri sendiri. Selama kamu belum menghargai diri sendiri, kamu nggak akan pernah merasa cukup dengan kasih sayang dari orang lain.

Menerapkan Boundaries dengan Tegas

Salah satu alasan seseorang menjadi korban love bombing adalah kesulitan menerapkan boundaries. Hal ini seringkali bikin kamu nggak enakan terhadap orang lain. Karenanya, belajarlah untuk lebih tegap dalam menerapkan batasan dengan orang lain. 

Membangun Support System

Salah satu ciri pelaku love bombing adalah kurang menghargai boundaries. Maka dari itu, kamu perlu membangun support system yang bisa melindungi kamu dari para pelaku love bombing. Kamu bisa datang ke mereka ketika pelaku love bombing terus-menerus mengejarmu. Selain memberikan ruang aman, support system juga dapat menolongmu untuk mengakses layanan bantuan yang kamu butuhkan.

Berkonsultasi dengan Psikolog

Jika kamu memiliki trauma masa kecil atau pernah menjadi korban toxic relationship, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan tenaga profesional. Trauma yang nggak pulih justru membuatmu semakin rentan menjadi korban untuk kedua kalinya. Sebab, pelaku love bombing akan membuatmu merasa bahwa akhirnya ada orang yang tulus mencintaimu. 

Baca juga: Ke Mana Korban Harus Melapor? Layanan Bantuan Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) yang Bisa Dihubungi

Memiliki pasangan yang romantis memang idaman banget. Namun, jangan sampai kamu mengorbankan dirimu sendiri hanya untuk mengejar goal punya pasangan super bucin. Kamu berharga dengan atau tanpa mereka. Stay safe, girls!

Kalau kamu butuh safe space buat ngobrol seputar relationship, yuk gabung dengan Girls Beyond Circle! Klik di sini untuk bergabung, ya!

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond