7 Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Kerja Remote
Sistem kerja jarak jauh (remote working) diperkirakan akan menjadi tren di dunia kerja selama beberapa tahun ke depan. Sejatinya, remote working bukanlah sistem yang baru muncul belakangan ini. Namun, pandemi COVID-19 yang telah melanda selama lebih dari dua tahun terakhir menjadi salah satu faktor yang mempopulerkan sistem kerja ini.
Sistem remote working sangat digandrungi, terutama oleh pekerja-pekerja muda. Ada beberapa alasan yang membuat remote working dianggap lebih menguntungkan daripada bekerja dengan sistem work from office (WFO). Remote working dinilai menawarkan fleksibilitas yang tinggi bagi para pekerja. Kamu bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja, entah sambil rebahan di rumah atau staycation di Pulau Bali.
Sistem kerja remote juga menawarkan kesempatan kerja yang lebih luas. Kamu bisa mendapatkan tawaran pekerjaan dari perusahaan atau klien yang berasal dari luar negeri. Penghasilannya pun relatif lebih tinggi karena biasanya kamu dibayar dengan mata uang dollar AS. Selain itu, remote working dianggap lebih hemat waktu dan biaya daripada sistem WFO. Kamu nggak perlu pusing menghadapi macetnya jalanan ketika berangkat dan pulang kerja, ataupun mengeluarkan biaya transportasi.
Apakah kamu tertarik untuk bekerja secara remote? Sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan seputar remote working. Apa saja kira-kira?
Baca juga: Pekerjaan yang Diprediksi Punya Prospek Menjanjikan di Tahun 2023
Fasilitas Kerja yang Mendukung
Hal paling penting yang harus kamu siapkan untuk remote working adalah fasilitas kerja yang mendukung. Berbeda dengan sistem WFO, seringkali kamu nggak perlu mempersiapkan terlalu banyak sarana dan prasarana kerja karena sudah disediakan oleh perusahaan. Contoh fasilitas kerja yang perlu kamu siapkan sebelum remote working adalah gadget yang memadai dan koneksi internet yang stabil.
Kamu juga perlu menyiapkan berbagai tools atau software pendukung sistem kerja jarak jauh. Beberapa tools yang kerap digunakan pelaku remote working, yaitu Google Suite, Slack, Discord, Notion, Trello, Miro, dan aplikasi telekonferensi (Google Meet, Zoom, Microsoft Teams, Skype, dll.). Adapun tools lain yang disesuaikan dengan profesi atau bidang kerjamu. Misalnya, jika kamu bekerja sebagai content writer, maka kamu perlu menguasai tools SEMrush, Google Trends, Keywordtool, Grammarly, dan Google Analytics.
Baca juga: Susah Cari Kerja? Jangan-jangan Kamu Alami Skills Gap
Lingkungan Kerja yang Kondusif
Selain fasilitas, hal yang nggak kalah penting untuk kamu siapkan sebelum remote working adalah lingkungan kerja yang kondusif. Bekerja secara remote artinya kamu perlu menciptakan sendiri lingkungan kerja yang nyaman buatmu.
Jika kamu bekerja di rumah, maka kamu perlu menciptakan working space yang mendukung. Misalnya, merapikan meja kerja, memastikan ruang kerjamu memiliki sirkulasi udara yang lancar dan pencahayaan cukup, menggunakan diffuser atau lilin aromaterapi, dan sebagainya. Seandainya kamu tinggal di lingkungan yang berisik, kamu bisa menggunakan noise-cancelling headphones selama bekerja. Ketika nggak lagi mengikuti meeting, kamu bisa menyetel lagu-lagu yang meredam kebisingan di sekitarmu sekaligus membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.
Kamu juga bisa bekerja di kafe, perpustakaan umum, atau co-working space sesekali. Hal ini agar kamu nggak merasa jenuh karena selalu bekerja di tempat yang sama setiap harinya.
Baca juga: Butuh Tempat Buat Nugas? Yuk, Berkunjung ke Perpustakaan Keren Ini!
Manajemen Waktu dan Sikap Disiplin
Remote working kerap memiliki jam kerja yang fleksibel. Apalagi kalau kamu bekerja dengan skema freelance atau berbasis kontrak (contract-based). Itulah sebabnya bekerja secara remote memerlukan kedisiplinan yang sangat tinggi. Jangan sampai kamu terlena dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh sistem remote working, sehingga performa kerjamu buruk atau gaya hidupmu berantakan.
Ada berbagai macam strategi yang bisa kamu gunakan untuk mengelola waktu selama remote working. Misalnya, menggunakan Google Calendar atau Notion untuk mencatat agenda harianmu. Kamu bisa bekerja menggunakan metode Pomodoro, yaitu mengambil jeda selama 5 menit setelah 25 menit bekerja. Setelah 4 siklus alias 100 menit bekerja, kamu bisa mengambil jeda waktu yang lebih panjang untuk beristirahat, yaitu selama 15-30 menit.
Selain metode Pomodoro, kamu juga bisa menggunakan metode Ivy Lee. Caranya, buatlah to-do list yang berisi daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan dalam sehari. Usahakan jumlahnya nggak lebih dari 6, serta urutkan sesuai skala prioritasnya. Selanjutnya, jangan memulai pekerjaan baru ketika pekerjaan yang kamu lakukan belum selesai. Apabila ada pekerjaan yang belum kamu selesaikan pada hari ini, maka masukkanlah ke dalam to-do list untuk esok hari.
Baca juga: Tips agar Tetap Sehat dan Produktif Kejar Target Kerjaan di Akhir Tahun
Kemampuan Berkomunikasi Jarak Jauh
Dalam sistem WFO, kamu bisa langsung datang ke ruang atau meja rekan kerja atau atasanmu untuk berkoordinasi. Diskusi juga dilakukan secara langsung alias tatap muka. Hal ini tentunya nggak berlaku dalam sistem remote working. Karenanya, kamu perlu menguasai kemampuan berkomunikasi jarak jauh.
Hal ini nggak cuma soal menguasai tools komunikasi, seperti WhatsApp, Discord, Slack, dan aplikasi telekonferensi. Kamu juga perlu belajar memahami serta menerapkan boundaries dengan rekan kerja, employer, maupun klienmu. Meski kamu punya jam kerja yang fleksibel, tetapi jangan hubungi mereka pada jam-jam yang pada umumnya termasuk dalam waktu istirahat, misalnya di bawah jam 9 pagi atau di atas jam 8 malam.
Baca juga: Waspadalah! Ini 10 Red Flags Pertanda Kamu Terjebak di Lingkungan Kerja yang Toxic
Kemampuan Berbahasa Asing
Seperti yang sudah disebutkan, sistem remote working memberikan kamu kesempatan kerja yang lebih luas. Bukan tidak mungkin kamu mendapatkan pekerjaan dari perusahaan atau klien mancanegara. Namun, perbedaan bahasa kerap menjadi kendala bagi kamu yang ingin bekerja dengan warga negara asing. Itulah sebabnya penting bagimu untuk memiliki kemampuan berbahasa asing.
Tentunya, bahasa asing yang paling sering digunakan dalam remote working adalah Bahasa Inggris. Bahasa asing lainnya yang paling banyak digunakan di dunia, antara lain Bahasa Mandarin, Bahasa India, Bahasa Spanyol, Bahasa Arab Standar, dan masih banyak lagi. Kamu bisa mempelajari bahasa asing melalui lembaga kursus. Namun, kamu juga bisa belajar secara otodidak melalui internet dan berbagai aplikasi belajar bahasa, seperti Duolingo, Memrise, Mango, Mondly, dan Babbel.
Baca juga: Sukses Bersaing di Dunia Kerja Tahun 2023, Inilah 8 Digital Skills yang Wajib Kamu Kuasai
Personal Branding di Media Sosial
Dalam sistem WFO, wawancara kandidat umumnya dilakukan secara langsung. Namun, dalam sistem remote working, seringkali kamu nggak perlu melalui wawancara, terlebih jika kamu bekerja secara freelance atau berbasis kontrak. Lalu, gimana caranya recruiter atau klien mengukur kualitasmu sebagai seorang pekerja?
Itulah sebabnya personal branding melalui media sosial sangatlah penting bagi seorang pekerja remote. Aktifkan akun LinkedIn-mu dan sering-sering mengunggah postingan yang berkaitan dengan profesi atau keterampilan yang kamu kuasai. Kamu juga bisa melakukan personal branding melalui media sosial lainnya, seperti Instagram, Twitter, atau Facebook.
Jika kamu bekerja di bidang kreatif, tentunya kamu membutuhkan portofolio. Melalui portofolio tersebut, kamu bisa menampilkan karya-karyamu sebelumnya kepada calon recruiter atau klien. Kamu bisa membuat portofolio secara gratis melalui Canva, Copyfolio, Flipsnack, Clippings.me, atau Behance. Kamu juga bisa membuat portofolio di Pinterest atau Instagram.
Baca juga: Tips Menulis Cover Letter Bagi Fresh Graduate
Situs Job Seeking Terpercaya
Umumnya, lowongan kerja remote ditawarkan secara online melalui media sosial maupun situs pencarian kerja (job seeking). Namun, kamu perlu berhati-hati karena hal ini kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang nggak bertanggung jawab. Banyak penipuan online yang menggunakan modus loker remote palsu bertebaran di dunia maya.
Maka dari itu, sebaiknya kamu mencari lowongan remote working melalui situs atau platform job seeking yang terpercaya. Contohnya, We Work Remotely, FlexJobs, Working Nomads, Jobspresso, Fiverr, Glints, LinkedIn, dan masih banyak lagi. Biasanya, loker yang diunggah di sana telah dikurasi oleh pengelola situs, sehingga dapat dipastikan kebenarannya.
Baca juga: 10 Situs Terbaik dan Terpercaya untuk Cari Kerja Remote
Kamu juga perlu mengenali sejumlah ciri-ciri loker palsu. Misalnya, kriteria lamaran yang terlalu mudah atau umum, proses rekrutmen yang terkesan buru-buru, memungut biaya dari kandidat, meminta data pribadi yang nggak ada kaitannya dengan proses rekrutmen atau pekerjaan yang dilamar, dan sebagainya.
Baca juga: Kenali 10 Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu di Bawah Ini
Nah, itulah 7 hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memulai kerja jarak jauh atau remote working. Meski remote working menawarkan segudang fleksibilitas yang belum tentu kamu temui dalam sistem kerja konvensional, bukan berarti kamu bisa seenaknya, ya. Kamu tetap harus bisa mempertahankan profesionalisme serta etos kerja yang baik dalam sistem remote working. Tetap semangat dan semoga berhasil, ya, girls!
Kalau kamu pengen sharing tips-tips bermanfaat seputar remote working, karier, dan pengembangan diri, yuk gabung ke Girls Beyond Circle! Girls Beyond Circle adalah ruang aman buat para cewek-cewek keren yang pengen level up bareng. Klik di sini untuk bergabung, ya!