gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Lina “Festa”: Penyanyi Virtual yang Berhasil Go International sejak Usia 12 Tahun Sampai Menang Lomba SM Entertainment

Written by Zefanya Pardede

Virtual singer atau penyanyi virtual adalah penyanyi yang mengunggah nyanyian dan musik mereka di internet tanpa memperlihatkan wajahnya. Kebanyakan penyanyi virtual menggunakan profil animasi, topeng, dan nama panggung yang menarik.

Di Indonesia sendiri, tidak banyak penyanyi virtual yang terlihat. Lina, atau yang lebih dikenal sebagai Festa oleh para pengikut platformnya, menjadi salah satu dari sebagian penyanyi virtual asal Indonesia yang aktif.

Penyanyi virtual berumur 21 tahun ini memiliki platform yang besar di Soundcloud. Sejak usia 12 tahun, Lina berhasil membangun profil penyanyi virtual yang mendatangkan ribuan pengikut. Ia juga sudah berkolaborasi dengan berbagai berbagai penyanyi virtual mancanegara di usia tersebut.

Sebagai penyanyi virtual, Lina juga memiliki sederet pencapaian yang ia miliki sedari awal masa remaja, seperti menciptakan ajang lomba yang diikuti ratusan peserta dari seluruh dunia, memenangkan lomba SM Entertainment, hingga menjadi mixing engineer.

Baca juga: Adilla: Orang Tua Toxic Membuatku Mengidap Anorexia Nervosa

Lahirnya Sosok Penyanyi Virtual “Festa”

Sejak kecil, Lina sudah dikenal sebagai penanyi berbakat. Ia hobi mengikuti lomba-lomba menyanyi dan kegiatan paduan suara di sekolah.

Di usia 12 tahun, Lina membuka akun Instagram pertamanya. Awalnya akun tersebut hanyalah fanpage untuk anime kesukaannya. Terkadang, ia mengikuti berbagai challenge menyanyi yang diadakan oleh fanpage-fanpage lainnya.

“Dulu suka ikut singing challenge, biasanya challenge-nya nyanyi soundtrack anime. Fanpage lain yang suka membuat challenge seperti ini, terus aku ikut.”

Dalam challenge-challenge tersebut, Lina tidak menunjukkan wajahnya. Ia hanya menampilkan foto karakter anime favoritnya dan menambahkan suara nyanyiannya. Lama-kelamaan, dirinya lebih sering mengunggah cuplikan-cuplikan kecil berisi suara merdunya dengan tampilan video yang sama.

Lina pun menemukan berbagai teman online yang juga suka menyanyi seperti dirinya. Mereka berbagi lagu dan musik kesukaan di groupchat Instagram yang dibuat secara ramai-ramai. Ia kerap dipanggil Festa karena username-nya kala itu @mermaidfesta (tidak lagi aktif).

“Aku nggak pernah kasih tahu nama asliku, jadi mereka panggil aku Festa karena username aku,” jelasnya.

Orang-orang kaget setelah mendapati bahwa penyanyi yang mereka kenal sebagai Festa ini hanyalah gadis usia 12 tahun. Di usianya yang masih sangat muda, kemampuan Lina tergolong senior.

Lina pun menemukan Smule, aplikasi karaoke global yang mengizinkan para penggunanya untuk berkolaborasi, berbagi, dan berduet dengan orang lain dari belahan dunia manapun. Popularitas Lina di Smule meningkat dengan pesat karena suaranya. Jumlah orang yang mengirimkan request untuk duet, berkolaborasi, dan berteman kian meningkat setiap harinya.

Dari situ, perjalanan Lina sebagai penyanyi virtual pun dimulai.

Baca juga: Lidya Martha Hasibuan: Ketika ‘Kerja Keras Bagai Kuda’ Membuatnya Kehilangan Masa Remaja

Dari Menjadi Peserta Lomba hingga Pencipta Ajang Lomba Global

Lina mengubah fanpage-nya menjadi akun untuk mengunggah berbagai cover lagu yang dibuatnya dan berhasil mengumpulkan beribu-ribu pengikut dalam kurang dari setengah tahun. Lina tetap menggunakan nama Festa.

Di usia 13 tahun, Lina mulai mengikuti lomba-lomba online yang ada di internet. 

“Akun-akun penyanyi virtual yang besar biasanya suka mengadakan lomba-lomba online. Lombanya bisa diikuti oleh siapa saja dari negara mana pun, yang penting bisa nyanyi,” ucap Lina.

Lina mengatakan bahwa ia berhasil memenangnkan sejumlah lomba dan cukup bangga dengan pencapaian tersebut. Akan tetapi, menang lomba bukan hal yang ia cari ketika mengikuti lomba-lomba ini.

“Aku ikut lomba untuk cari teman dan networking dengan penyanyi virtual lainnya. Aku berhasil mendapat banyak teman virtual dari negara-negara lain, kayak Jepang, Amerika, negara di Eropa, Australia, dan Afrika,” katanya. “Pertemanan dengan mereka hal yang paling aku cherish.”

Koneksi-koneksi tersebut membuatnya mampu mengikuti kolaborasi-kolaborasi yang lebih besar.

“Penyanyi-penyanyi virtual yang besar biasanya suka bikin tim khusus penyanyi yang rutin upload cover secara profesional. Aku bersyukur banget karena waktu itu diundang temanku untuk bergabung timnya,” cerita Lina.

Popularitas dan kemampuan Lina mendorong Lina untuk menciptakan ajang lomba menyanyi virtualnya sendiri. Dengan bantuan beberapa rekan penyanyi lainnya, “LL Voice Match by Festa” pun lahir.

Lomba tersebut berhasil menarik lebih dari 300 peserta dari seluruh dunia, sebuah pencapaian yang lebih dari bayangan Lina.

“Kurang lebih ada 359 orang yang daftar waktu itu, aku pun kaget. Dari 359 peserta, kami filter jadi 150 saja.”

Ia kembali mengejutkan orang-orang dengan usianya yang masih muda saat merancang perlombaan tersebut.

“Waktu aku bikin LL Voice Match, aku masih 14 tahun. Wajar, sih, kalau banyak peserta dan orang-orang dari komunitas lain yang kaget.” 

Perlombaan berjalan dengan lancar hingga akhir. Akan tetapi, “LL Voice Match by Festa” menjadi aktivitas terakhirnya sebelum Lina meninggalkan dunia menyanyi virtual selama empat tahun.

Baca juga: Salma Kyana: Ketika Vitiligo Tidak Menjadi Penghalang untuk Menjadi Puteri Indonesia DKI Jakarta Favorit 2023

Sempat Hiatus dan Comeback dengan Menang Lomba SM Entertainment

Pada 2017, Lina memutuskan untuk memberhentikan segala aktivitasnya sebagai penyanyi virtual untuk sementara waktu. Ini dilakukan karena masa SMA yang lumayan membuat Lina sibuk.

“Pas 2017, aku masuk SMA. Kegiatanku makin sibuk, ada sekolah, ekstrakurikuler, terus aku ikut les belajar juga. Aku nggak bisa kalau harus handle nyanyi sebagai Festa juga.”

Lina bercerita bahwa selama hiatus, ia sempat takut kehilangan platformnya.

“Aku bangun sosok Festa dari umur 12 tahun, terus aku lepas tiba-tiba. Itu pastinya bikin aku takut kehilangan teman-teman penyanyiku dan following yang aku bangun. Tapi aku tahu sekolah lebih penting,” kata Lina.

Hiatus juga membuatnya takut kehilangan kemampuan menyanyi yang selama ini ia asah. Ternyata, Lina bukan satu-satunya yang takut akan hal ini. Pengikutnya juga ragu bahwa Lina mampu kembali dengan kualitas yang sama.

Selama empat tahun, semua platform Lina benar-benar sunyi. Tidak ada konten yang diunggah, pengikutnya pun berkurang.

“Aku mikir, gimana caranya supaya bisa balik dengan wow sekaligus mengembalikan followers-ku.”

Jawaban tersebut datang akhirnya pada 2021 ketika Lina mengejutkan komunitas-komunitas penyanyi virtual dengan sebuah video yang dibuat Lina untuk mengikuti lomba menyanyi resmi dari SM Entertainment.

“Saat aku upload videonya, seketika orang-orang langsung banyak yang komen dan teman-teman lamaku juga banyak yang DM-in. Aku sengaja post video itu secara tiba-tiba, tanpa angin tanpa hujan. Syukurlah, efeknya sesuai yang diinginkan,” bicara Lina.

Dalam lomba video tersebut, Lina membawakan “Bungee” oleh Baekhyun EXO. Meskipun sederhana, hanya berupa video pendek yang menunjukkan tangan Lina saat bermain instrumen sambil diiringi suara nyanyiannya, Lina berhasil menjadi salah satu pemenang.

SM Entertainment mengirimkan bingkisan berupa merch khusus dari Korea Selatan kepada Lina.

Kemenangan ini menunjukkan para pengikutnya bahwa ia sama sekali tidak kehilangan kemampuannya selama hiatus. Lina justru menjadi penyanyi yang semakin bagus.

“Sejak itu, aku mulai upload cover lagi dan ikut banyak kolaborasi internasional. Festa is back!” serunya.

Baca juga: Wendy Chu: Rasisme, Penyesuaian, dan Lika-liku Melanjutkan Kehidupan di Negara Lain Sebagai Imigran AS Asal Indonesia

Sekarang Menjadi Mixing Engineer

Selain penyanyi virtual, Lina kini juga seorang mixing engineer yang membantu aransemen-arasemen musik milik penyanyi-penyanyi lainnya.

“Sebagai mixing engineer, aku bertugas untuk menggabungkan semua elemen vokal, musik, dan audio lain untuk membentuk sebuah track yang utuh,” jelas Lina. “Mixing engineer beda sama produser, aku cuma membuat track sesuai dengan ide awal.”

Menjadi mixing engineer tidak mudah bagi Lina. Banyak sekali hal teknis yang harus dikuasai dan kreativitas yang digunakan untuk memastikan bahwa lagu terdengar sempurna.

Bagi Lina, tantangan-tantangan tersebut normal dan bisa dilewati walau membutuhkan waktu.

“Susah, sih, untuk menguasai kemampuan mixing yang sempurna. Aku sendiri masih banyak belajar. Tapi aku yakin semua kesusahan pasti bisa bikin aku jadi mixing engineer yang kompeten.

Kini, Lina sedang mengerjakan beberapa project besar.

“Aku lagi mix untuk lomba sing off yang diadakan secara virtual dari Paris, terus nanti aku akan ikut nyanyi sekaligus mix untuk sebuah kolaborasi yang diadakan seorang penyanyi dari Italia,” ucapnya.

Lina berharap bahwa di masa depan, ia bisa menjadikan mixing engineer profesi utamanya yang menghasilkan pendapatan tetap dari pekerjaan tersebut.

“Aku pengen jadiin profesi ini sebagai pekerjaan full-time. Untuk sekarang, aku masih freelance, itu pun belum semua project aku jalankan. Semoga di masa depan aku jadi mixing engineer hebat.”

Begitulah cerita Lina sebagai penyanyi virtual Indonesia yang mampu bersinar di kancah internasional.

Baca juga kisah-kisah perempuan inspiratif lainnya di sini!

Mau kenalan dengan cewek-cewek hebat? Yuk, bergabung ke Girls Beyond Circle sekarang!