gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Mengenal Karakter Gen Z: Benarkah Generasi Manja?

Written by Adila Putri Anisya

Mengenal karakter gen Z memang menjadi pembahasan yang menarik akhir-akhir ini. Banyak yang menganggap kalau gen Z memiliki pribadi yang “manja” karena tumbuh dalam era teknologi digital. Namun, apakah benar begitu?

Seperti yang diketahui, Gen  Z merupakan generasi yang lahir tahun 1995 – 2010. Saat ini, terhitung hingga 2023, gen Z memiliki rentang usia 14-27 tahun.

Meski setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda, ada loh penelitian yang menunjukan bahwa suatu generasi memiliki karakteristik tertentu. Nah, pada pembahasan kali ini, yuk kenali bagaimana karakter gen Z beserta kelebihan dan kekurangannya!

Baca juga: 15 Bahasa Slang Gen Z yang Sering Muncul di Media Sosial, Kamu Sudah Tahu?

MENGENAL KARAKTER GEN Z MENURUT MCKINSEY 

Perbedaan karakter antara setiap generasi dapat dijelaskan oleh sejumlah faktor, baik pengalaman, nilai, hingga teknologi yang telah membentuk karakteristik generasi tersebut. 

Menurut studi yang dilakukan oleh MCKinsey (2018) perilaku gen Z dikelompokkan ke dalam 4 komponen besar yang berlandas bahwa gen Z adalah generasi yang mencari akan suatu kebenaran. Lalu, apa karakteristik gen Z?

  1. Gen Z disebut sebagai “The Undefined ID”

Gen Z dikenal sebagai pribadi yang menghargai setiap individu, mereka tidak pernah melabeli suatu pihak hanya karena pemikirannya. Hal ini dipengaruhi karena pencarian jati diri yang membuat Gen Z memiliki pemikiran terbuka dan memahami keunikan setiap individu.

  1. Gen Z disebut sebagai “The Commonaholic”

Tumbuh bersama teknologi, membuat gen Z sangat inklusif dan tertarik dengan berbagai komunitas yang memanfaatkan kecanggihan teknologi. Mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar tentang berbagai budaya, nilai, dan pandangan yang berbeda melalui internet.

  1. Gen Z disebut sebagai “The Dialoguer”

Penyelesaian konflik melalui komunikasi sangat penting bagi gen Z. Menurutnya, perubahan akan datang melalui adanya sebuah dialog. Tak hanya itu, gen Z juga memiliki pemikiran yang terbuka kepada setiap individu. Ini didasari karena gen Z gemar berinteraksi dengan individu maupun kelompok yang beragam.

  1. Gen Z disebut sebagai “The Realistic” 

Gen Z memiliki pemikiran yang realistis ketika mengambil keputusan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. gen Z cenderung mandiri dalam mencari informasi, sehingga mereka senang untuk memegang kendali atas keputusannya sendiri. 

Contohnya, dalam konteks pekerjaan, gen Z menyadari bahwa memiliki stabilitas dalam finansial untuk masa depan sangat penting dibandingkan gen Y dan baby boomer yang cenderung idealis.

Baca juga: Alasan Gen Z Mau Childfree, Ternyata Karena Banyak Tantangan Sosial

APA KELEBIHAN DARI GEN Z?

Setiap generasi memiliki kelebihannya masing-masing, begitu juga dengan gen Z. Yuk, mengenal generasi Z dengan kelebihan-kelebihannya!

KREATIF

Kemajuan teknologi menjadi salah satu alasan mengapa gen Z disebut sebagai generasi yang kreatif. Jika kamu lihat media sosial sekarang, ada banyak sekali hal-hal kreatif yang “baru” dilakukan oleh gen Z setiap harinya.

Hal ini pun dibuktikan oleh Harris Poll (2020) ada sebanyak 63% gen Z tertarik untuk melakukan berbagai hal kreatif setiap harinya. Kreatif tersebut dibentuk dari keaktifan gen Z dalam komunitas dan media sosial.

BERDEDIKASI

Gen Z memiliki dedikasi yang tinggi, terutama dalam pekerjaannya. Mereka kuat dalam meniti karier dan selalu berupaya untuk berkontribusi dengan baik untuk organisasinya. Pemikiran kreatifnya, sejalan dengan kultur kerja yang inovatif dan berbasis kewirausahaan. Namun, mereka tetap menerapkan “work-life-balance”. 

EMPATI YANG TINGGI

Lagi-lagi kemajuan teknologi memberikan dampak positif pada gen Z. Media sosial berpengaruh sangat besar pada orang yang membutuhkan. Contohnya, aplikasi X memungkinkan seseorang untuk bebagai informasi tentang kampanye donasi secara cepat dan luas. Dengan hanya mem-posting gambar dan video, kamu bisa ikut berdonasi ke pihak tersebut.

Baca juga: 7 Tanda Seseorang Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi, Apakah Kamu Termasuk?

APA KEKURANGAN DARI GEN Z?

Setelah mengenal karakter gen Z dengan kelebihannya, tentu ada kekurangan yang dimiliki oleh generasi ini, seperti:

KETERGANTUNGAN TERHADAP TEKNOLOGI

Tumbuh bersama teknologi, membuat gen Z jadi ketergantungan. Setiap harinya, gen Z tidak bisa lepas dari teknologi, khususnya internet. Media sosial bahkan seperti “nyawa” bagi mereka untuk berbagi dan menerima informasi.

Menurut survey, gen Z menghabiskan lebih dari 6 jam sehari dalam menggunakan ponselnya. Jauh lebih sering menggunakan media sosial dibanding generasi sebelumnya.

KETIDAKSTABILAN EMOSI

Ketidakstabilan emosi, seperti mudah stres seringkali dialami gen Z. Dalam hal pekerjaan, gen Z cenderung tidak percaya diri untuk memasuki dunia kerja karena tuntutan bekerja dalam waktu yang panjang.

Adapun tiga hambatan emosional yang dialami gen Z, yaitu kecemasan (34%) kekurangan motivasi (20%) dan perasaan rendah diri (17%). Meski begitu, mereka memiliki optimisme dalam keberhasilan di masa depan, hal ini dikarenakan prinsip “stabilitas finansial” yang membuat mereka terus bekerja untuk kesuksesan.

MENYUKAI HAL-HAL YANG INSTAN

Pernyataan gen Z sebagai generasi yang “manja”, sebenarnya bermula dari sini. gen Z dikenal menyukai hal-hal yang instan, sehingga kurang menghargai proses.

Contohnya, dalam pekerjaan, mereka lebih suka “work smart” daripada “work hard”. Jika gen X berprinsip “live to work”, maka Gen Z memilih “work-life-balance” atau pekerjaan dan kehidupan yang seimbang.

Mengenal karakter gen Z sangat menarik bukan? Perlu diingat bahwa tidak semua individu dalam suatu generasi memiliki karakteristik yang sama, dan variasi individu dalam setiap generasi tetap ada.

Bagaimana menurutmu? Apakah karakter gen Z di atas relatable untuk kalian pada gen Z?

Perluas koneksi dan wawasanmu dengan bergabung komunitas Girls Beyond Circle! Ada banyak acara seru yang relate banget untuk gen Z!

Baca juga: Susah Mencari Work-Life Balance? Cobain Work-Life Integration!

Sumber foto: Pexels