gagal menampilkan data

Article

Kenali 7 Unsur Intrinsik Cerpen yang Wajib Dipahami Agar Cerita Menarik [+Contohnya]

Written by Adila Putri Anisya

Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang sering kita temukan, baik di soal bahasa Indonesia, buku majalah, hingga media sosial. Sebagai orang awam yang hanya membaca, terkadang kita tak menyadari bahwa ada unsur instrinsik cerpen yang membuat cerita tersebut menarik dan bermakna.

Unsur instrinsik membantu penulis menggambarkan karakter dalam cerita, memgembangkan konflik, menciptakan ketegangan, dan ketertarikan kepada pembaca.

Lalu, apa saja sih unsur-unsur intrinsik cerpen? Simak informasi selengkapnya berikut ini!

Baca juga: 4 Rekomendasi Novel Romance, Dijamin Bikin Salting!

PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK CERPEN

Pernahkah kamu membaca sebuah cerpen, kemudian tokoh, setting, dan alurnya membuat kamu terkesan? Jika pernah, itu artinya penulis sudah berhasil menciptakan unsur-unsur dalam cerpen.

Jadi, apa itu unsur intrinsik dalam cerpen? Unsur intrinsik cerpen adalah  elemen-elemen yang membangun cerita dari dalam. Setiap unsur tersebut saling terkait dan bekerja sama untuk membentuk keseluruhan cerita. 

Kehadiran cerita cerpen dan unsur intrinsik di dalamnya sangat mempengaruhi interpretasi dan pengalaman pembaca terhadap cerpen. Jadi, sebisa mungkin penulis harus memasuki unsur-unsur tersebut agar menjadi cerpen yang kuat, memikat dan memberikan pengalaman kepada pembaca.

Baca juga: TERBARU! 7 Rekomendasi Buku Maudy Ayunda yang Bahas tentang Personal Growth

7 UNSUR INTRINSIK CERPEN 

Jika kamu ingin membuat suatu cerpen, penting bagi kamu untuk mengetahui tujuh unsur intrinsik yang wajib dalam cerpen. Berikut adalah penjelasannya. 

TEMA

Sebelum membuat cerpen, kita perlu menentukan tema terlebih dahulu. Tema merupakan ide pokok yang ingin disampaikan oleh penulis dalam sebuah cerita. Beberapa contoh tema antara lain, komedi, persahabatan, percintaan, keluarga, dan lain sebagainya.

TOKOH DAN PENOKOHAN

Apa jadinya jika cerpen tak ada tokoh yang diceritakan? Penentuan tokoh dalam cerpen merupakan unsur yang paling penting. Berdasarkan kepentingannya, tokoh terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

  • Tokoh utama: memegang peran sentral dalam cerita. Kebanyakan peristiwa berpusat di tokoh utama.
  • Tokoh tambahan: karakter pendukung untuk melengkapi tokoh utama. Kehadirannya tidak memiliki dampak sebesar tokoh utama.

Sementara itu, penokohan adalah watak atau karakter si tokoh dalam cerita tersebut. Beberapa contoh jenis penokohan antara lain, protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran. Ada pun dua jenis penokohan yaitu penokohan langsung dan tidak langsung.

  • Contoh penokohan langsung: “Dia adalah pria yang sederhana, rendah hati, dan suka menolong orang lain”
  • Contoh penokohan tidak langsung: “Ketika melihat seekor kucing, ia tersenyum lebar, tak ragu membagi makanannya kepada kucing”

ALUR CERITA

Alur cerita dalam unsur intrinsik cerpen merujuk pada urutan peristiwa atau kejadian yang membentuk struktur dasar cerita. Alur ini mencakup alur maju, alur mundur, atau maju-mundur.

  • Alur maju: alur yang diceritakan disajikan sesuai dengan urutan waktu, dari awal hingga akhir.
  • Alur mundur: alur yang disajikan dimulai dari akhir cerita, lalu ke awal cerita.
  • Alur maju-mundur: alur gabungan dari maju dan mundur. Menceritakan masa lalu dan masa kini dalam satu peristiwa.

LATAR

Latar cerita mempengaruhi perkembangan cerita. Ini merujuk pada tempat, waktu dan suasana.

  • Latar tempat: mengacu pada tempat di mana cerita berlangsung (kota, desa, bangunan, atau ruangan)
  • Latar waktu: menunjukan kapan cerita berlangsung (masa lalu, sekarang atau masa depan) atau bisa juga menyangkut musim, hari, atau waktu spesifik lainnya.
  • Latar suasana: menggambarkan suasana dalam cerpen.

SUDUT PANDANG

Pemilihan sudut pandang, dapat mempengaruhi cara informasi diberikan. Ada pun tiga sudut pandang yang perlu dipahami.

  • Orang pertama: orang pertama biasanya menggunakan kata “aku” atau “kita”
  • Orang kedua: narator berbicara kepada tokoh utama menggunakan kata ganti “kamu” ini memberikan efek kepada pembaca seolah mereka menjadi bagian dalam cerita.
  • Orang ketiga: narator tidak terlibat dalam cerita. Contoh: “Dia sedang membaca buku favoritnya”.

GAYA BAHASA

Setiap cerpen pasti memiliki gaya bahasanya sendiri dalam mengekspresikan ide, suasana, dan makna dalam ceritanya. Gaya bahasa biasanya ditentukan berdasarkan tema. 

AMANAT

Unsur intrinsik cerpen yang terakhir adalah amanat, yakni sebuah pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerita. Setiap cerpen pasti memiliki pesan di baliknya, sehingga cerita tersebut memberikan “pembelajaran” yang berharga kepada pembaca.

Baca juga: Profesi Masa Kini yang Cocok Buat Kamu yang Suka Menulis

MENELUSURI UNSUR INTRINSIK CERPEN DAN CONTOHNYA

Sumber cerita: Detikcom

“Roro Jonggrang”

Dahulu, terdapat kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat merasa sejahtera di bawah kerajaan tersebut.

Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.

Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.

Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi permaisurinya.

Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan 1.000 candi dan 2 sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.

Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.

Pesan moral yang bisa dipetik adalah tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, janganlah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.

Unsur intrinsik cerpen “Roro Jonggrang”:

  • Tema: magis dan mitos
  • Tokoh: Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso
  • Penokohan: Roro Jonggrang (wanita kuat, cerdas, dan berani), Bandung Bondowoso (lelaki kuat, ambisius, dan penuh cinta)
  • Alur cerita: maju
  • Latar: kerajaan Prambanan
  • Sudut pandang: orang pertama 
  • Gaya bahasa: klasik
  • Amanat: Untuk mencapai sesuatu yang besar membutuhkan sebuah proses, tak bisa diraih dengan instan. Pentingnya hormat terhadap takdir dan konsekuensi dari tindakan yang berlawanan dengan takdir.

Unsur intrinsik sangat dibutuhkan dalam pembuatan cerita pendek. Unsur intrinsik cerpen mencakup elemen-elemen dasar yang membentuk struktur dan substansi cerita, memberikan kehidupan pada narasi, dan memengaruhi cara cerita diterima oleh pembaca. Dengan membaca uraian diatas, semoga kamu dapat memahami unsur cerpen dan membuat cerpen terbaik!

Yuk, diskusi bareng tentang unsur-unsur cerpen bersama komunitas Girls Beyond Circle. Klik di sini untuk bergabung!

Baca juga: Rekomendasi Novel yang Angkat Tema Feminisme

Sumber foto: Pexels

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond