gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Slow Living Adalah Gaya Hidup untuk Gen Z? Simak Faktanya!

Written by Septia Sapoetri

Sering menjadi perbincangan di media sosial, tentu istilah slow living sudah tidak asing lagi bukan? Slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada konsep sederhana dan santai.

Slow living mengajak kita untuk sedikit melambatkan laju kecepatan hidup kita, menikmati proses demi proses, dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan yang kita jalani. Kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang slow living? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini!

Baca juga: Work-life Harmony, Samakah dengan Work-life Balance? Simak Mana yang Lebih Menguntungkan

Asal Mula Slow Living

Dalam sejarah, slow living adalah bagian dari slow food,  sebuah gerakan yang lahir sebagai respon maraknya makanan cepat saji di Italia 1986. Slow food menekankan pada konsumsi makanan sehat, berkelanjutan, dan penuh kesadaran. Gerakan ini juga melahirkan gerakan ‘lambat’ lainnya, salah satunya adalah slow living. Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan slow living?

Apa itu Slow Living?

slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Dilansir dari slow living ldn, slow living adalah sebuah pola pikir atau mindset di mana kamu mengatur gaya hidupmu lebih santai agar kamu bisa memaknai dan menghargai setiap prosesnya. Maksudnya, kamu melakukan segala sesuatu pekerjaanmu dengan kecepatan yang tepat, tidak terburu-buru atau berusaha untuk mempercepat prosesnya.

Pada konsep slow living, lebih baik mengerjakan pekerjaan satu per satu dengan langkah yang tepat dan ritme yang tidak terburu-buru dibanding menyelesaikan segala pekerjaan dalam satu waktu dan melewatkan detail serta proses selama pengerjaannya.

Dengan slow living yang mengajak kita untuk mengerjakan pekerjaan satu per satu, membantu kita untuk menyadari keadaan saat ini dan membuat hidup lebih terarah.

Slow living disebut-sebut sebagai gaya hidup yang tepat untuk Gen Z. Mengapa demikian?

Slow Living dan Gen Z

Disebutkan beberapa media, Gen Z adalah generasi yang lahir di antara tahun 1997 dan 2012. Mereka lahir dan tumbuh di dunia yang sudah mulai mengenal teknologi digital dengan kecepatan informasi yang luar biasa. Singkatnya, mereka hidup di era serba cepat.

Dengan kondisi tersebut, slow living menghadirkan alternatif bagi Gen Z dengan memperlambat  kecepatan hidupnya untuk mengurangi stres dan mulai memaknai kehidupannya. Slow living adalah pilihan yang tepat untuk mendukung mereka memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya dan menjaga kesehatan mental. 

Manfaat Slow Living: Apa yang Bisa Didapatkan?

manfaat slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Mengurangi Stres dan Kecemasan

Berbicara tentang apa yang bisa didapatkan dari slow living, jawaban pertamanya jelas untuk mengurangi stres dan kecemasan. Mengapa bisa?

Slow living memberikan kita waktu untuk bernapas dan beristirahat. Mengerjakan sesuatu dalam waktu bersamaan dan dengan waktu yang cepat cenderung membuat seseorang lebih stres.

Meningkatkan Kesehatan Mental

Slow living membuat kita sadar dan fokus dengan masa kini. Menikmati setiap prosesnya artinya kita menghargai apa yang sedang kita kerjakan. Kesadaran ini bisa membantu kita untuk melakukan refleksi dan meningkatkan kesehatan mental.

Meningkatkan Kualitas Hubungan

Slow living adalah konsep menyeluruh untuk menjalani hidup, tidak hanya tentang kecepatan pekerjaan. Slow living membuat kita memiliki banyak waktu untuk membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitar dan menciptakan hubungan yang bermakna.

Menemukan Kebahagiaan dalam Hal Sederhana

Dengan menerapkan slow living, kita bisa menyadari bahwa hal-hal sederhana, seperti menikmati segelas kopi di sore hari sambil berjalan kaki adalah hal yang membahagiakan.

Meningkatkan Produktivitas

Slow living bukan berarti hidup bermalas-malasan atau hidup dengan santai dan cuek dengan sekitarnya. Slow living mengajak kita untuk melakukan pekerjaan dengan kecepatan yang tepat dan menyelesaikannya satu per satu. Dengan begitu, slow living bisa meningkatkan produktivitas sekaligus efektivitas dalam melakukan sebuah pekerjaan.

Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Produktivitas dan Motivasi dalam Bekerja

5 Kunci Slow Living

kunci menerapkan slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Mindfulness

Kunci utama dari slow living adalah mindfulness atau kesadaran penuh. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan harus dengan kesadaran penuh dan dinikmati prosesnya, bukan dengan tergesa-gesa dan hanya ‘yang penting dikerjakan dan selesai’.

Kesederhanaan

Slow living sejalan dengan prinsip hidup minimalis, di mana seseorang akan fokus pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan, bukan hanya diinginkan. Penggunaan transportasi umum dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan juga bagian dari slow living. Kamu tidak hanya memberikan manfaat untuk diri sendiri, tetapi juga untuk alam.

Hubungan dengan Alam

Ketenangan yang bisa didapatkan dari alam bisa membantu mengembalikan energi dan menjauhkan kita dengan dunia modern yang serba cepat. Dalam hal ini, alam dapat menjadi pengingat kita untuk tetap menjalankan hidup yang sederhana dan perlahan.

Kualitas > Kuantitas

Slow living adalah tentang bagaimana menjalankan hidup yang lebih baik, bukan hidup lebih cepat. Slow living mengutamakan kualitas, sehingga setiap pekerjaan harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan dinikmati prosesnya agar hasilnya dapat maksimal.

Rutinitas Harian

Menerapkan slow living artinya memiliki rutinitas yang teratur. Supaya ritme ‘lambat’ yang sudah dibangun bisa tetap terjaga, dibutuhkan keinginan yang kuat dan konsisten dalam menjalankannya.

Bagaimana Cara Menerapkan Slow Living?

Mulai dari Pagi Hari

slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Untuk menerapkan slow living, kamu perlu bangun sedikit lebih awal. Ingat, slow living adalah tentang menjalankan aktivitas dengan tidak terburu-buru. Jadi, tahap ini sangat penting agar kamu tidak tergesa-gesa saat bersiap untuk pergi beraktivitas.

Ketika bangun, kamu juga tidak harus langsung bersiap-siap. Kamu bisa membaca berita terlebih dahulu atau meminum secangkir teh hangat. Santai saja dan jangan terburu-buru~

Fokus dan Kurangi Multitasking

slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Cara untuk slow living selanjutnya dapat dilakukan dengan fokus pada satu pekerjaan, bukan melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu atau multitasking. Dengan menyelesaikan pekerjaan satu per satu, kamu bisa lebih tenang dan menikmati prosesnya. Berbeda dengan menyelesaikan banyak pekerjaan secara bersamaan, yang cenderung membuat seseorang tertekan. 

Batasi Penggunaan Teknologi

slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Kecepatan yang dihadirkan dalam teknologi digital dapat menganggu ritme ‘lambat’ yang kamu miliki. Bisa saja, kamu tanpa sadar terus-menerus melihat media sosial untuk mengetahui kabar terbaru yang bahkan selalu terbarui setiap detiknya. Hal ini bisa membuat kamu tidak fokus dengan apa yang terjadi saat ini di sekitar kamu.

Untuk itu, penggunaan teknologi harus dibatasi, bukan tidak digunakan sama sekali, ya. Tetap menggunakan, tetapi lebih bijak dalam penggunaannya.

Fokus pada Hubungan

slow living adalah
Sumber foto: Pexels 

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, slow living adalah konsep menyeluruh untuk menjalani hidup, tidak hanya tentang kecepatan untuk mengerjakan sesuatu. Slow living juga mengajarkan kita untuk sadar akan waktu yang kita miliki dan menikmati setiap momen dan waktu tersebut, termasuk dalam menjalin hubungan.

Oleh karena itu, cobalah untuk meluangkan waktu mengobrol bersama keluarga dan teman-teman kamu. Nikmati kebersamaan dengan mereka dan abadikan momennya!

Praktik Mindfulness & Menikmati Proses

slow living adalah
Sumber foto: Pexels

Dalam penerapan slow living sehari-hari, kamu harus untuk menikmati setiap proses dari kegiatan yang kamu lakukan. Misalnya, ketika kamu sedang makan, maka kamu menikmati makanan tersebut, bersyukur atas makanan enak hari ini, dan fokus untuk menghabiskannya.

Contoh lainnya, ketika kamu sedang melakukan perjalanan, kamu tidak perlu terburu-buru karena ada banyak hal menarik sepanjang perjalanan. Kamu bisa menikmati dan mengabadikan momen tersebut baik dalam kamera maupun ingatan.

Tantangan Menerapkan Slow Living

Tentunya, di era yang serba cepat ini, menjalankan hidup dengan konsep slow living menjadi kontradiktif yang memicu perdebatan dan akhirnya menjadi tantangan untuk terus melanjutkan gaya hidup ‘lambat ini’.

Adanya tekanan sosial dan anggapan bahwa slow living adalah hidup malas dengan gaya atau hidup santai yang tidak berambisi dapat membuat kita merasa kesulitan. Untuk itu, kamu perlu mencoba untuk berkomunikasi dan membuktikan sendiri bahwa slow living tetap bisa produktif tanpa harus melakukan pekerjaan dengan cepat.

Apakah Gen Z Harus Menerapkan Gaya Hidup Slow Living?

Slow living adalah gaya hidup yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat jangka panjang. Dengan prinsip mindfulness dan menikmati segala proses, membantu mengurangi stres dan tekanan. Begitu juga dengan prinsip kesederhanaannya yang  mendukung kelestarian lingkungan.

Tetapi, dengan manfaatnya tersebut, apakah slow living harus diterapkan oleh semua Gen Z? Tentu, tidak. Bisa jadi, lingkungan sekitarnya memang memaksanya—menjadi faktor di luar kendali yang menyebabkan dia tidak bisa menerapkan slow living karena dituntut harus melakukan semua hal serba cepat. Bisa jadi juga, sudah menjadi kepribadiannya untuk melakukan segala sesuatu dengan sat set. Pada intinya, setiap orang bebas untuk menentukan bagaimana ia menjalankan hidupnya dengan nyaman.

Namun, jika kamu ada waktu dan kesempatan, tidak ada salahnya untuk mencoba gaya hidup yang ini. Mungkin saja, slow living adalah jawaban dari solusi rasa cemas dan stres yang kamu rasakan.

Kamu tertarik dengan informasi tentang gaya hidup Gen Z? Cus, langsung aja gabung bersama komunitas Girls Beyond Circle!

Baca juga: Viral di Medsos! Ini Arti Tone Deaf dan Contohnya, Apakah Kamu Termasuk?

Sumber: Pexels