8 Wisata Desa Adat di Indonesia yang Masih Otentik!
Wisata desa adat di Indonesia bisa menjadi tujuan liburan yang unik dan menarik saat ini. Desa adat adalah tempat tinggal di mana penghuninya masih menerapkan adat dan budaya yang kental, berbeda dengan masyarakat kota yang sudah modern.
Bangunan dan tata letak desa adat memiliki arsitektur tradisional yang mencerminkan kearifan lokal, serta lingkungan yang asri dan alami, memberikan pengalaman berbeda dari kehidupan kota.
Mengunjungi desa adat memungkinkan kita belajar tentang sejarah, budaya, dan tradisi masyarakat setempat, memberikan pengalaman edukatif yang memperkaya pengetahuan tentang keberagaman budaya di Indonesia.
Biasanya, saat berkunjung ke desa adat, ada pemandu yang membantu menelusuri dan memperkenalkan desa tersebut. Di desa, biasanya mereka menjual berbagai barang khas yang bisa dibeli oleh pengunjung.
Jika kamu tertarik, berikut ini rekomendasi desa adat di Indonesia yang masih otentik dan menarik untuk dikunjungi!
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Bogor yang Lagi Hits 2024 untuk Nge-date!
Desa Wae Rebo Nusa Tenggara Timur
Desa Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur adalah sebuah wisata desa adat di Indonesia terletak di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut.
Dikelilingi oleh pegunungan dan hutan tropis lebat, desa ini terkenal dengan keindahan alamnya dan rumah adat berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang.
Wae Rebo mendapat penghargaan dari UNESCO pada tahun 2012 sebagai bagian dari Asia-Pacific Awards for Heritage Conservation, menjadikannya tujuan favorit bagi para pecinta ekowisata.
Aktivitas yang bisa dilakukan di Wae Rebo antara lain, menikmati keindahan alam, berinteraksi dengan penduduk lokal, belajar tentang budaya dan tradisi mereka, serta menikmati kopi khas Flores yang ditanam di desa ini.
Wisatawan harus mendaki untuk ke desa ini, yang merupakan pengalaman tersendiri karena jalurnya yang menantang dan pemandangan yang menakjubkan sepanjang perjalanan.
- Biaya masuk: Rp225 ribu/orang (belum termasuk biaya menginap, pemandu wisata, dan sewa kendaraan, dll).
- Waktu berkunjung: Setiap hari (24 jam).
Desa Bena Nusa Tenggara Timur
Desa Bena di Flores adalah sebuah perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Wisata desa adat di Indonesia ini dikenal karena mempertahankan tradisi dan budaya leluhur, serta lokasinya yang menakjubkan di puncak bukit dengan latar belakang Gunung Inerie.
Masyarakat Bena masih mempercayai dan memuja gunung sebagai tempat tinggal para dewa, dengan Dewa Yeta yang dipercaya melindungi kampung mereka.
Arsitektur tradisionalnya sangat unik, rumah-rumah yang disusun dalam bentuk huruf U, dan dihuni oleh sembilan suku yang berbeda.
Setiap suku menempati tingkatan ketinggian yang berbeda, menambah keunikan tata letak desa ini.
Selain mengunjungi rumah-rumah tradisional dan berinteraksi dengan penduduk setempat, kamu juga bisa menyaksikan proses menenun kain tradisional.
Para perempuan di desa ini sering menenun kain yang kemudian dijual kepada wisatawan sebagai oleh-oleh.
Selain itu, kopi Arabika khas Desa Bena juga menjadi daya tarik tersendiri, dengan cita rasa yang khas karena ditanam di lereng gunung.
- Biaya masuk: Rp25 ribu (belum termasuk menginap, biaya makan, kain tenun, dll).
- Waktu berkunjung: Setiap hari (08.00-17.00).
Desa Seribu Rumah Gadang Sumatera Barat
Desa Seribu Rumah Gadang adalah sebuah kawasan di Solok Selatan, Sumatera Barat, yang terkenal dengan keberadaan banyak rumah tradisional Minangkabau, yang disebut Rumah Gadang.
Nama ‘Seribu Rumah Gadang’ sebenarnya tidak mengacu pada jumlah rumah yang sebenarnya ada di sana, melainkan julukan untuk menyebut keberagaman rumah gadang yang ada di kawasan tersebut.
Pengunjung dapat melihat berbagai rumah gadang yang khas dengan atap bagonjong yang menjulang tinggi.
Berbagai model rumah gadang yang berbeda, masing-masing mencerminkan identitas suku pemiliknya seperti Malayu, Durian, Bariang, dan lainnya.
Salah satu ikon di Seribu Rumah Gadang yang perlu kamu kunjungi adalah Rumah Gajah Maram yang masih terlihat elok meski sudah ratusan tahun.
Perlu kendaraan untuk masuk wisata desa adat di Indonesia ini karena tidak ada tour guide.
- Biaya masuk: Gratis. (Homestay Rp200 ribu/malam).
- Waktu berkunjung: Senin-Kamis (09.30-17.30) dan Sabtu-Minggu (09.30-17.30) Jumat libur.
Kampung Naga Tasikmalaya
Kampung Naga di Tasikmalaya menawarkan pengalaman unik dalam menjelajahi kehidupan tradisional Sunda.
Desa ini terkenal dengan rumah-rumah tradisionalnya yang menggunakan bambu dan atap alang-alang, serta suasana alam yang indah di lembah dengan sungai dan sawah di sekitarnya.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan yang tenang, udara segar, dan berbagai kegiatan seperti mengunjungi masjid dan Bumi Ageung yang menjadi pusat kegiatan adat.
Aktivitas yang bisa dilakukan di wisata desa adat di Indonesia ini adalah berjalan-jalan menelusuri kampung, mengunjungi sungai Ciwulan, dan menyaksikan upacara adat seperti Menyepi atau Hajat Sasih.
Wisatawan juga dapat membeli oleh-oleh khas seperti anyaman bambu atau kerajinan tangan lainnya yang dibuat oleh penduduk lokal.
Jangan kaget jika kamu tidak menemukan lampu di sana. Kampung Naga tidak dialiri listrik, menurut tradisi, lampu dapat berdampak buruk bagi kehidupan mereka.
- Biaya masuk: Bayar sukarela. Pemandu wisata Rp150 ribu.
- Waktu berkunjung: Setiap hari (08.00-17.30).
Baca juga: 6 Restoran dengan Bangunan Kolonial Tercantik di Jakarta, Wajib Dikunjungi!
Desa Ammatoa Kajang Sulawesi Selatan
Desa Ammatoa Kajang di Sulawesi Selatan adalah destinasi unik yang menawarkan pengalaman budaya yang otentik.
Pengunjung harus menggunakan baju serba hitam dan tanpa beralaskan kaki, karena masyarakat di sini percaya bahwa penggunaan baju hitam menyimbolkan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan.
Pengunjung juga dapat menjelajahi desa ini untuk belajar tentang kehidupan tradisional Suku Kajang, termasuk melihat rumah adat mereka yang menghadap ke barat serta berpartisipasi dalam kegiatan seperti melihat proses penenunan atau mengunjungi hutan yang terjaga.
Penting untuk mempersiapkan diri dengan baik jika ke desa ini karena akses menuju desa memerlukan perjalanan yang cukup panjang dan jalan yang berbatu.
Sama seperti kampung Naga, desa Ammatoa juga hidup tanpa adanya listrik dan kendaraan.
- Biaya masuk: Rp10 ribu.
- Waktu berkunjung: Setiap hari (08.00-17.30).
Desa Sade Lombok Tengah
Desa Sade merupakan salah satu Desa Wisata yang terkenal di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Desa ini menawarkan pengalaman yang kaya akan budaya dan tradisi Suku Sasak, yang merupakan penduduk asli Pulau Lombok.
Di sana, kamu dapat melihat rumah-rumah adat tradisional mereka, yang terbuat dari anyaman bambu dengan atap alang-alang kering dan berfoto di tempat ikoniknya yaitu pohon cinta.
Selain melihat keseharian Suku Sasak, wisatawan juga dapat menyaksikan proses menenun kain tradisional yang menjadi keahlian khas desa ini.
Adapun atraksi budaya seperti tarian Peresean, yang merupakan tari perang tradisional, juga sering kali ditampilkan untuk pengunjung.
Sebagai tips, wisatawan diharapkan untuk menghormati aturan lokal, seperti berpakaian sopan dengan menutupi lutut dan tidak membuat keributan agar tidak mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk.
- Biaya masuk: Gratis (bayar sukarela).
- Waktu berkunjung: Setiap hari.
Desa Baduy Lebak Banten
Desa Wisata Saba Budaya Baduy di Lebak, Banten menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan keindahan alam dengan kelestarian budaya Suku Baduy.
Aktivitas yang dapat dilakukan di desa ini meliputi berjalan-jalan menikmati pemandangan alam yang indah, mengunjungi kerajinan tangan seperti anyaman bambu dan produk alami seperti madu dan gula aren, serta berinteraksi dengan penduduk setempat untuk memahami lebih dalam tentang kebudayaan dan kehidupan mereka.
Bagi kamu yang ke desa adat suku baduy, disarankan untuk mematuhi aturan dan norma adat yang berlaku, seperti menghormati larangan penggunaan alat elektronik dan menghindari pengambilan foto tanpa izin.
Pengunjung juga disarankan untuk membawa uang tunai secukupnya karena fasilitas perbankan di desa ini terbatas.
- Biaya masuk: Rp5 ribu (belum termasuk parkir, dll).
- Waktu berkunjung: Setiap hari (24 jam).
Desa Madobag Kepulauan Mentawai Sumatera Barat
Desa Madobag di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, merupakan destinasi wisata yang menawarkan kombinasi unik antara keindahan alam dan kebudayaan Mentawai.
Salah satu daya tarik utama di desa ini adalah Air Terjun Kulukubuk, dengan air terjun tinggi sekitar 30 meter yang masih alami.
Di desa tersebut, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti trekking ke Air Terjun Kulukubuk, menikmati keindahan alam sambil berenang di lubuk air terjun yang sejuk, serta menyaksikan berbagai spesies flora dan fauna endemik Mentawai di sepanjang perjalanan.
Tips untuk mengunjungi Desa Madobag sebaiknya persiapkan perlengkapan trekking yang sesuai dengan medan yang licin dan berbatu, serta memperhatikan waktu terbaik untuk kunjungan, biasanya saat cuaca cerah untuk menikmati keindahan alamnya.
- Biaya masuk: Tidak disebutkan.
- Waktu berkunjung: Setiap hari.
Desa wisata adat adalah sebuah desa yang dikembangkan sebagai destinasi wisata untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya, tradisi, dan kehidupan masyarakat lokal kepada pengunjung. Biasanya, desa ini mempertahankan keaslian adat istiadat serta arsitektur tradisionalnya.
Bagi kamu yang mau ke desa adat, kamu bisa mengunjunginya secara mandiri, namun ada juga sebagai destinasi dari open trip.
So, apakah kamu tertarik ke salah satu wisata desa adat di Indonesia di atas? Dapatkan lebih banyak rekomendasinya, dengan gabung Girls Beyond Circle!
Baca juga: 5 Kuta Beach Club Bali 2024 dengan Harga Terjangkau
Sumber foto: encrypted-tbn2.gstatic.com
Comments
(0 comments)