Belajar dari Naomi Daviola, Ikuti Tips Bertahan Hidup saat Tersesat di Gunung
Dunia pendakian sedang ramai membicarakan kisah Naomi Daviola, siswa SMK asal Semarang yang berhasil bertahan hidup setelah tersesat di Gunung Slamet.
Gadis 17 tahun ini menghabiskan 2 malam 3 hari sendirian di alam liar sejak Sabtu (5/10), hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan lemas pada Selasa (8/10). Dengan bekal roti dan air sungai, Naomi mampu bertahan dalam kondisi sulit.
Kisah ini mengundang salut dari netizen, dan menjadi pengingat penting bagi para pendaki pemula, apa hal yang harus dilakukan saat tersesat di gunung? Berikut tipsnya!
Baca juga: Awas Ketipu, Cek 5 Tips Memilih Open Trip Ini Agar Tidak Rugi!
Jangan Panik, Hindari Terus Berjalan Jauh
Saat kamu menyadari tersesat di gunung, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah jangan panik. Kepanikan hanya akan memperburuk situasi dan membuatmu sulit berpikir jernih.
Tenangkan diri sejenak, tarik napas dalam-dalam, dan coba evaluasi situasi di sekitarmu. Memahami keadaan dengan tenang sangat penting untuk bisa mengambil langkah yang tepat.
Setelah tenang, hal berikutnya yang perlu dihindari adalah terus berjalan tanpa arah yang jelas. Ketika tersesat, seringkali naluri kita mendorong untuk segera bergerak dan mencari jalan keluar, tapi ini bisa berbahaya.
Berjalan tanpa tujuan bisa membuatmu semakin jauh dari jalur atau lokasi yang bisa ditemukan oleh tim penyelamat.
Sebaliknya, tetaplah di tempat yang aman dan mudah terlihat, sambil mengandalkan tanda-tanda alam atau menunggu pertolongan.
Lihat Sekitar: Cari Titik Point Terdekat yang Mudah Dikenali
Setelah memastikan dirimu tetap tenang, pertolongan pertama tersesat di gunung adalah dengan memperhatikan sekelilingmu secara detail.
Cobalah cari titik yang menonjol dan mudah dikenali, seperti pohon besar, batu yang mencolok, atau objek alam yang berbeda dari area sekitarnya.
Titik-titik ini bisa menjadi penanda alami yang sangat membantu untuk tetap terarah dan menjadi rujukan jika kamu harus bergerak sedikit.
Kamu juga bisa meletakkan peralatan mendaki di tempat tersebut untuk menghemat tenaga dan menjaga agar barangmu tidak terlalu berat dibawa ke mana-mana.
Jika kamu membawa kompas (yang sangat disarankan), ini saat yang tepat untuk menggunakannya dalam menentukan arah yang mungkin merupakan jalur pendakian.
Baca juga: 5 Rekomendasi Camping Ground Bogor, Suguhkan Pemandangan Negeri di Atas Awan Sekaligus City Light!
Gunakan Kompas: Jalan 25 Meter dari Titik Berdiri
Saat tersesat di gunung, kompas/GPS menjadi salah satu alat paling penting yang bisa membantumu menemukan arah.
Cobalah gunakan kompas untuk berjalan 25 meter ke arah utara dari titik awal kamu berdiri. Jika setelah 25 meter kamu tidak menemukan jalur yang familiar, kembali lah ke titik awal tersebut. Lakukan hal yang sama dengan berjalan ke arah barat, timur, dan selatan, masing-masing sejauh 25 meter.
Metode ini membantumu menjelajahi area sekitar tanpa tersesat lebih jauh, sekaligus meningkatkan peluang menemukan jalur pendakian yang benar. Inilah sebabnya penting untuk selalu memperhatikan keadaan alam di sekitarmu saat mendaki dan membawa peralatan dasar seperti kompas
Lantas, jika tidak membawa kompas bagaimana? Kamu bisa memanfaatkan tanda-tanda alam, misalnya bintang dengan cahaya paling terang artinya tanda ke arah utara, atau pepohonan yang ditumbuhi lumut adalah tanda arah timur.
Carilah Tempat Terbuka dan Lahan yang Datar
Jika hari mulai gelap dan kamu masih belum menemukan jalan keluar, carilah tempat terbuka dengan lahan yang datar untuk beristirahat.
Menurut tips dari seorang pendaki senior yang dikutip oleh Kompas.com, lahan yang terbuka adalah tempat yang ideal untuk berhenti dan menyiapkan diri bermalam.
Di tempat tersebut, kamu bisa menyusun batu atau kayu membentuk tanda atau namamu agar lebih mudah terlihat jika ada tim SAR yang mencari dari udara.
Tindakan ini bisa meningkatkan peluangmu ditemukan lebih cepat dan memastikan keselamatanmu saat kondisi semakin sulit di malam hari. Tetaplah waspada dan pastikan lokasi ini aman dari potensi bahaya alam.
Kelola Bekal yang Dibawa
Tak kalah penting, saat tersesat di gunung, kamu wajib mengelola perbekalan dengan baik. Pasalnya, kita tidak tahu berapa lama akan berada di sana, jadi sangat penting untuk memastikan bekal yang dibawa cukup untuk bertahan setidaknya selama tiga hari.
Jika keadaan memaksa, dan kamu terjebak lebih lama dari itu, cobalah mencari daun muda yang dikenal mudah dicerna sebagai alternatif makanan.
Hindari memakan buah sembarangan tanpa pengetahuan yang cukup, karena beberapa di antaranya bisa beracun dan berbahaya bagi kesehatanmu.
Selain itu, jika persediaan air sudah menipis, perhatikan sekelilingmu untuk mencari sumber air, seperti sungai. Jika ada sungai di dekatmu, ambillah air dari sana. Jika tidak ada, kamu juga bisa memanfaatkan air embun yang mungkin ada di dedaunan saat pagi hari.
Baca juga: Liburan ke 6 Tempat Camping Terdekat dan Hits di Bogor Ini, Sejuk!
Jangan lupa untuk selalu berdoa dan pantang menyerah saat tersesat di gunung. Percayalah, tim SAR akan segera datang mencarimu, karena ada prosedur khusus di mana pencarian dilakukan ketika pendaki tidak kembali ke basecamp tepat waktu.
Sebelum memulai pendakian, pastikan fisikmu sehat dan kamu sudah menguasai ilmu-ilmu dasar survival. Ini akan sangat berguna jika situasi tak terduga seperti tersesat terjadi padamu. Selalu siapkan diri, tetap waspada, dan yang terpenting, stay safe!
—
Mau tahu insight berguna lainnya? Yuk, join komunitas Girls Beyond Circle!
Cover: Pexels