gagal menampilkan data

Article

6 Hal yang Bikin Film Pengepungan di Bukit Duri Karya Joko Anwar Jadi Sorotan!

Written by Adila Putri Anisya

Joko Anwar kembali hadir dengan karya terbarunya berjudul Pengepungan di Bukit Duri, yang dijadwalkan tayang pada 17 April 2025. Film ini menjadi film ke-11 dalam perjalanan kariernya di dunia perfilman. 

Dikenal sebagai sineas yang jago menciptakan atmosfer horor yang mencekam, kali ini Joko menghadirkan sesuatu yang berbeda lewat genre aksi-thriller.

Perubahan genre ini tentu bikin banyak orang penasaran. Seperti apa cerita di balik film ini, dan apa saja hal menarik yang jadi sorotan? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Baca juga: Selain Memacu Adrenalin, 5 Rekomendasi Film Action Terbaik Ini juga Menginspirasi 

Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri 

Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri
Sumber foto: Instagram.com/comeandseepictures 

Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar belakang Indonesia di tahun 2027 yang sedang terhimpit oleh masalah diskriminasi dan ketegangan sosial. 

Cerita dimulai ketika Edwin (Morgan Oey), seorang guru muda, mendapat tugas mengajar di SMA Duri, sebuah sekolah yang dikenal dengan siswanya yang brutal dan sulit dikendalikan.

Tapi, alasan Edwin lebih dari sekadar mengajar. Ia datang untuk menepati janji terakhir kepada kakaknya yang meninggal dunia, yaitu menemukan keponakannya yang hilang.

Namun, situasi di SMA Duri semakin memburuk. Ketika kerusuhan besar melanda kota, para siswa yang sudah penuh amarah berubah menjadi ancaman mematikan. 

Edwin, bersama dengan para guru lainnya termasuk Diana (Hana Malasan), terjebak di dalam sekolah dan harus berjuang untuk bertahan hidup. 

Ketegangan terus meningkat ketika para siswa mulai menyerang siapa saja yang ada di dalam gedung, dan Edwin harus berhadapan dengan tindak kekerasan yang enggak terhindarkan.

Film ini mengajak penonton untuk merenung dan membuka ruang diskusi tentang ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. 

Joko Anwar menegaskan bahwa Pengepungan di Bukit Duri adalah gambaran bahwa kita hidup di tengah ketegangan sosial yang bisa pecah kapan saja, seperti kaca yang tipis. 

Film Joko Anwar yang Pertama Kali Berkolaborasi Internasional

Film Joko Anwar yang Pertama Kali Berkolaborasi Internasional
Sumber foto: IMDb

Pengepungan di Bukit Duri menandai momen penting dalam karier Joko Anwar, karena ini adalah film pertamanya yang berkolaborasi secara internasional, khususnya dengan studio besar Hollywood.

Film ini merupakan hasil kerja sama antara Come and See Pictures, rumah produksi milik Joko Anwar, dengan Amazon MGM Studios, salah satu studio besar asal Amerika.

Kolaborasi ini bukan hanya penting bagi Joko Anwar, tetapi juga bagi industri film Asia Tenggara, karena menjadi kerja sama pertama antara Amazon MGM Studios dan rumah produksi dari kawasan tersebut untuk produksi film bioskop.

Meski Joko Anwar sudah dikenal di kancah internasional melalui keikutsertaan film-filmnya di berbagai festival film, Pengepungan di Bukit Duri adalah proyek pertamanya yang melibatkan kolaborasi produksi secara resmi dengan studio Hollywood. 

Ini membuka peluang besar bagi industri film Indonesia untuk lebih diakui di dunia internasional, dan memberi Joko kesempatan untuk bekerja dengan tim produksi berkelas dunia.

Baca juga: 10+ Film yang Harus Ditonton Sekali Seumur Hidup 

Naskah Film Sudah Ditulis Sejak 17 Tahun Lalu

Naskah Film Sudah Ditulis Sejak 17 Tahun Lalu
Sumber foto: Instagram.com/comeandseepictures 

Proses pembuatan Pengepungan di Bukit Duri enggak terjadi dalam 1-2 tahun. Naskah film ini mulai ditulis oleh Joko Anwar sejak tahun 2007, namun riset awalnya sudah dimulai jauh lebih lama, yaitu pada 2002. 

Joko menjalani proses riset yang sangat mendalam, termasuk wawancara dengan remaja-remaja yang dianggap bermasalah oleh masyarakat, serta dengan para pendidik dan tokoh yang memiliki wawasan tentang isu kekerasan di kalangan remaja. 

Semua itu dilakukan untuk memastikan bahwa cerita yang diangkat bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menyentuh isu sosial yang nyata dan relevan.

Penyusunan naskah yang memakan waktu bertahun-tahun ini memperlihatkan betapa seriusnya Joko dalam menggali tema yang diangkat. 

Ia ingin film ini enggak hanya menceritakan sebuah cerita menegangkan, tetapi juga menyampaikan pesan sosial tentang kehidupan remaja dan dampak dari kekerasan yang sering kali diabaikan. 

Dengan latar belakang riset yang matang, Pengepungan di Bukit Duri hadir sebagai sebuah karya yang penuh pemikiran, bukan sekadar tontonan semata.

Syuting Dilakukan di Bangunan Bersejarah Bandung

Syuting Dilakukan di Bangunan Bersejarah Bandung
Sumber foto: IMDb

Syuting Pengepungan di Bukit Duri dilakukan di sebuah bangunan bersejarah di Bandung yang dikenal dengan nama Laswi Heritage. 

Lokasi ini dipilih untuk menjadi setting SMA Bukit Duri dalam film tersebut, karena suasana dan karakter bangunannya sangat mendukung atmosfer kelam dan penuh ketegangan yang dibutuhkan oleh cerita. 

Dengan latar belakang di tahun 2027, Laswi Heritage berhasil menciptakan suasana yang tepat untuk menggambarkan sekolah yang penuh konflik dan kekerasan.

Laswi Heritage sendiri adalah bangunan bersejarah yang kini sering digunakan sebagai lokasi syuting dan berbagai event, berkat nilai sejarah dan arsitektur unik yang dimilikinya. 

Untuk Pengepungan di Bukit Duri, kru film harus membangun set sekolah dari nol, yang memakan waktu sekitar dua bulan agar bisa sesuai dengan visi Joko Anwar. 

Proses ini memastikan bahwa setiap detail di set tersebut menciptakan atmosfer yang mendalam dan mendukung tema sosial yang ingin diangkat.

Baca juga: 15 Rekomendasi Film Romantis Indonesia dari Akhir Bahagia hingga Tragis, Sudah Nonton? 

Hadirkan Jajaran Artis Indonesia yang Berbakat

Pengepungan di Bukit Duri cast
Sumber foto: Instagram.com/comeandseepictures 

Deretan pemain Pengepungan di Bukit Duri membawa warna tersendiri ke dalam film ini. Karakter-karakter yang mereka perankan punya lapisan emosi dan latar belakang yang kuat, membuat penonton semakin tenggelam dalam kisah. Siapa saja mereka? Yuk, kenalan!

1. Morgan Oey sebagai Edwin

Morgan memerankan Edwin, guru pengganti yang datang ke SMA Duri bukan hanya untuk mengajar, tapi diam-diam punya misi pribadi, yakni mencari keponakannya yang hilang. 

Mantan personel boyband SMASH ini sudah lama menunjukkan kemampuannya di dunia akting, dan lewat film ini, ia tampil lebih matang dengan karakter yang penuh tekanan.

2. Omara N. Esteghlal sebagai Jefri

Jefri adalah siswa SMA Duri yang karakternya susah ditebak, nakal, keras kepala, tapi menyimpan sisi yang lebih dalam. 

Omara dikenal publik lewat perannya di Dilan 1990, dan kini ia kembali tampil dengan peran yang jauh lebih gelap dan emosional. 

3. Hana Malasan sebagai Diana

Sebagai guru senior di SMA Duri, Diana jadi sosok penyeimbang di tengah kekacauan. Hana Malasan, yang sudah sering muncul di film bergenre horor dan thriller, mampu menghadirkan ketegangan lewat ekspresi dan gesturnya yang subtle tapi kuat. Karakternya bukan hanya pendukung, tapi juga penting dalam perjalanan Edwin di film ini.

4. Endy Arfian sebagai Kristo

Endy Arfian berperan sebagai Kristo dalam film Pengepungan di Bukit Duri. Kristo adalah salah satu murid di SMA Duri yang terjebak dalam situasi kekerasan dan ketegangan di sekolah tersebut bersama tokoh utama Edwin dan beberapa guru serta murid lainnya.

5. Satine Zaneta sebagai Doti

Doti adalah teman keponakan Edwin, sosok yang mungkin memegang kunci jawaban atas banyak misteri dalam cerita.

Satine, yang juga dikenal sebagai penyanyi dan aktris muda berbakat, menghadirkan sisi remaja yang rapuh tapi kuat di tengah kerasnya dunia SMA Duri.

6. Farandika sebagai Jay

Jay adalah karakter yang jadi pemicu salah satu konflik besar dalam film. Diperankan oleh Farandika, Jay merepresentasikan remaja yang penuh amarah, luka, dan terjebak dalam sistem yang enggak berpihak padanya.

7. Fatih Unru sebagai Rangga

Rangga adalah ketua geng nakal di sekolah, dan menjadi simbol kekacauan di SMA Duri.

Fatih, yang dikenal sebagai komika dan aktor muda, tampil beda dari biasanya, lebih intens dan brutal, tapi tetap manusiawi.

95% Adegan Aksi Dilakukan oleh Pemain

95% Adegan Aksi Dilakukan oleh Pemain Pengepungan di Bukit Duri
Sumber foto: IMDb

Meski film ini penuh dengan adegan kekerasan dan kerusuhan, Joko menegaskan bahwa aksi dalam film ini bukan dimaksudkan sebagai laga yang biasa kita lihat dalam film-film bertema martial arts. 

Sebaliknya, setiap adegan aksi di Pengepungan di Bukit Duri diolah dengan cara yang lebih dramatis dan realistis, di mana para karakter berjuang untuk bertahan hidup dalam situasi ekstrem.

Dikutip dari KumparanHits,Semua dikoreografikan seolah mereka bertahan hidup. Adegan aksi di film ini adalah bagian dari drama,” ujar Joko. 

Ini membuat setiap gerakan, perkelahian, atau ketegangan yang terjadi di layar terasa lebih emosional. Enggak ada jurus-jurus bela diri atau pertempuran yang biasa ditemukan dalam film laga, melainkan ketegangan yang benar-benar terasa dari usaha bertahan hidup para karakter.

Menariknya, hampir 95% adegan aksi dalam film ini dilakukan oleh para pemain itu sendiri, tanpa banyak efek khusus atau penggunaan stunt double. 

Keputusan ini juga menunjukkan dedikasi para aktor dan kru yang ingin memberikan pengalaman menonton yang lebih autentik.

Baca juga: Film Horor Terbaru! Sinopsis Penjagal Iblis: Dosa Turunan, Kisah Kelam di Balik Ruqyah 

Sudah siap menyaksikan ketegangan dan cerita dari film terbaru Joko Anwar? Pengepungan di Bukit Duri akan tayang di bioskop mulai 17 April 2025!

Gabung Girls Beyond Circle dan dapatkan informasi ter-update lainnya seputar film Indonesia!

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond