
Kenali 4 Fase Menstruasi pada Perempuan Agar Lebih Paham dengan Tubuhmu Sendiri
Banyak yang belum tahu, menstruasi itu enggak cuma soal mengeluarkan darah saja, tapi ternyata ada beberapa fase yang terjadi sebelum dan sesudahnya.
Setiap fase punya perubahan hormon dan efek yang berbeda di tubuh kita. Kadang, tanpa sadar, fase-fase ini juga bisa bikin mood kita naik turun.
Yuk, kita kenalan lebih dekat sama fase-fase menstruasi supaya makin paham apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita!
Baca juga: Haidmu Gak Teratur? Kenali Tanda Siklus Menstruasi Normal dan Abnormal
4 Fase Menstruasi Perempuan
Masing-masing fase punya peran dan pengaruh berbeda terhadap tubuh perempuan, mulai dari perubahan hormon sampai kondisi fisik dan emosional.
Dilansir dari Healthline, biar makin paham apa yang terjadi di dalam tubuh kita, yuk kenalan satu per satu sama keempat fase menstruasi!
1. Fase Menstruasi (Hari ke 1-5/7)
Ini adalah fase yang paling familiar, dimulai saat darah menstruasi keluar. Biasanya berlangsung 3–7 hari, dan terjadi karena sel telur dari siklus sebelumnya enggak dibuahi. Akibatnya, lapisan dinding rahim yang sudah menebal akhirnya luruh dan keluar dari tubuh melalui vagina.
Di fase ini, kadar hormon estrogen dan progesteron menurun drastis. Enggak heran kalau banyak perempuan merasa lemas, moody, atau mengalami nyeri perut (cramps) dan sakit pinggang.
2. Fase Folikuler (Hari ke 1-14)
Fase ini dimulai bersamaan dengan hari pertama menstruasi dan berlangsung sampai masa ovulasi. Di fase ini, otak memerintahkan tubuh untuk memproduksi hormon yang merangsang pertumbuhan kantung-kantung kecil di ovarium yang disebut folikel.
Setiap folikel berisi satu sel telur, tapi biasanya hanya satu yang akan berkembang menjadi matang.
Selama fase ini, hormon estrogen mulai meningkat dan membuat dinding rahim menebal kembali untuk mempersiapkan kemungkinan kehamilan.
Fase folikular ini bisa berlangsung sekitar 11–27 hari, tergantung siklus masing-masing perempuan.
3. Fase Ovulasi (Sekitar Hari ke-14)
Nah, ini dia fase penting buat kamu yang sedang merencanakan kehamilan. Di fase ovulasi, sel telur matang dilepaskan dari ovarium dan siap dibuahi. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dalam siklus 28 hari.
Masa ovulasi ini cuma berlangsung singkat, sekitar 24 jam, tapi karena sperma bisa bertahan beberapa hari di dalam tubuh, peluang hamil bisa dimulai dari beberapa hari sebelum ovulasi.
Tanda kamu sedang ovulasi bisa berupa suhu tubuh basal yang sedikit naik atau lendir serviks yang lebih licin dan bening, mirip putih telur mentah.
4. Fase Luteal (Hari ke 15-28)
Setelah ovulasi, sisa folikel yang telah melepaskan sel telur berubah menjadi korpus luteum, yaitu struktur sementara yang menghasilkan hormon progesteron.
Hormon ini berfungsi mempertahankan ketebalan dinding rahim agar siap menerima sel telur yang sudah dibuahi.
Kalau terjadi kehamilan, tubuh akan mulai memproduksi hormon hCG (yang terdeteksi lewat tes kehamilan) untuk menjaga korpus luteum tetap aktif.
Tapi kalau enggak ada pembuahan, kadar hormon progesteron akan menurun, korpus luteum mengecil, dan tubuh akan kembali masuk ke fase menstruasi.
Di fase ini, banyak perempuan mengalami gejala PMS seperti perut kembung, nyeri payudara, mood swing, atau ngidam makanan manis. Fase luteal berlangsung sekitar 11–17 hari.
Baca juga: Ciri-ciri Nyeri Haid Berbahaya dan Perlu Diwaspadai Perempuan!
Bagaimana Cara Melacak Fase yang Sedang Dialami?
Melacak fase dalam siklus menstruasi sebenarnya enggak serumit yang dibayangkan, kok. Kamu bisa mulai dari hal yang paling sederhana: catat tanggal mulai dan selesai menstruasi setiap bulan. Dari situ, kamu bisa tahu panjang siklus kamu dan memperkirakan kapan fase-fase berikutnya terjadi.
Misalnya, kalau siklus kamu teratur sekitar 28 hari, biasanya ovulasi terjadi di sekitar hari ke-14. Tapi tiap tubuh bisa beda-beda, jadi penting banget untuk memperhatikan juga sinyal dari tubuh sendiri.
Coba perhatikan hal-hal ini:
- Perubahan lendir serviks: Saat mendekati ovulasi, lendir cenderung jadi lebih bening, licin, dan elastis kayak putih telur.
- Suhu tubuh basal (BBT): Setelah ovulasi, suhu tubuh kamu biasanya naik sedikit. Bisa diukur setiap pagi sebelum bangun pakai termometer khusus.
- Perubahan mood atau fisik: Misalnya payudara terasa lebih sensitif, gampang lelah, atau mood naik-turun, ini bisa jadi petunjuk kamu sedang ada di fase luteal atau menjelang menstruasi.
- Gunakan aplikasi kalender menstruasi: Sekarang sudah banyak aplikasi seperti Clover, Flo, atau Period Calendar yang bisa bantu kamu catat siklus dan gejala tiap hari.
Dengan rutin mencatat dan memperhatikan sinyal dari tubuh, lama-lama kamu akan terbiasa mengenali pola sendiri. Jadi, kamu bisa lebih siap menghadapi perubahan mood, energi, atau bahkan merencanakan kehamilan (kalau memang itu tujuannya).
Apa yang Menjadi Tanda Bahaya pada Fase Menstruasi?
Meskipun perubahan dalam siklus menstruasi itu wajar, ada beberapa hal yang sebaiknya nggak kamu anggap sepele.
Kalau tubuh mulai ngasih sinyal yang nggak biasa, penting banget untuk lebih peka dan jangan ragu konsultasi ke dokter. Nah, berikut ini beberapa tanda yang perlu kamu waspadai menurut Better Health:
- Darah menstruasi terlalu banyak: Kalau kamu harus ganti pembalut tiap 1–2 jam karena udah penuh banget, atau bahkan sampai tembus dan bikin aktivitas terganggu, itu bisa jadi tanda perdarahan berlebihan (menorrhagia).
- Durasi menstruasi terlalu panjang: Normalnya, menstruasi berlangsung 3–7 hari. Kalau kamu sering mengalami haid lebih dari 8 hari, coba mulai catat dan konsultasikan, apalagi kalau disertai rasa lemas atau pusing.
- Jarak antar menstruasi terlalu pendek atau terlalu lama: Siklus normal biasanya 21–35 hari. Tapi kalau haid datang lebih sering dari 21 hari, atau justru nggak muncul selama 2–3 bulan tanpa sebab jelas, itu juga patut diperhatikan.
- Nyeri yang sangat mengganggu aktivitas: Kram ringan saat haid itu normal, tapi kalau sakitnya sampai bikin kamu nggak bisa beraktivitas, susah tidur, atau harus terus minum obat pereda nyeri, sebaiknya segera periksa ke dokter.
- Perdarahan di luar waktu menstruasi: Kalau kamu mengalami bercak darah atau bahkan perdarahan cukup banyak di antara jadwal haid, apalagi setelah berhubungan seksual, ini bisa jadi tanda ada gangguan hormon atau masalah di organ reproduksi.
Intinya, tubuh selalu punya cara untuk ngasih sinyal kalau ada yang nggak beres. Jadi, jangan abaikan dan jangan takut buat cek ke dokter. Lebih cepat tahu, lebih cepat juga ditangani! Kamu juga jadi bisa lebih tenang dan paham sama siklus tubuhmu sendiri.
Baca juga: 5 Aplikasi Kalender Menstruasi Akurat dan Paling Recommended
Itu dia penjelasan singkat tentang fase-fase menstruasi yang penting banget untuk dipahami. Dengan tahu polanya dan tanda bahayanya, kamu bisa lebih siap jaga kesehatan tubuh sendiri!
—
Gabung discord Girls Beyond Circle untuk dapatkan informasi menarik lainnya!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)