gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Kenali Platonic Relationship yang Mungkin Kamu Alami, Bisa Romantis?

Written by Aurelia Lois

Platonic relationship adalah ajaran dari filsuf Plato (zaman Yunani kuno) yang memandang hubungan semacam ini sebagai bentuk tertinggi dari cinta, di mana kedua individu terlibat dalam persahabatan yang kuat dan tanpa kepentingan seksual. 

Dalam masyarakat modern, platonic relationship adalah wujud kontras dari hubungan romantis, di mana koneksi emosional dan dukungan saling memberikan fondasi yang kokoh.

Berikut ini, Girls Beyond akan membahas lebih dalam tentang platonic relationship dan romantic relationship. Simak, yuk!

Beda Platonic Relationship dan Romantic Relationship

Platonic relationship adalah hubungan yang terjalin tanpa adanya ketertarikan seksual satu sama lain, namun diperkuat dengan adanya hubungan emosional yang mendalam atau sudah lama dibangun. 

Tak beda dengan istilah familiar seperti platonic love dan platonic friendship, platonic love adalah hubungan yang penuh dengan kasih sayang antara sesama manusia dan tidak tertarik pada keintiman seksual.

Mulai dari masa Renaisans hingga akhir abad ke-19, istilah platonic love kadang-kadang digunakan sebagai pengganti yang lebih halus untuk menyebut cinta sesama jenis. 

Hal ini merujuk pada sikap yang lebih toleran terhadap jenis cinta tersebut yang dapat dilihat dalam karya-karya Plato dan penulis Yunani lainnya.

Istilah platonic relationship tidak jarang memunculkan pertanyaan dalam benak, termasuk perbedaannya dengan romantic relationship atau hubungan romantis.

Kedua hubungan ini melibatkan rasa persahabatan yang dalam, atau bisa jadi rasa cinta. Meski begitu, perbedaan platonic dan romantic dapat dilihat dari hasrat keintiman. 

Romantic relationship mengarah pada keintiman fisik, berbanding terbalik dengan yang terjadi pada platonic relationship

Platonic relationship adalah memang tentang persahabatan. Meskipun ketiadaan hubungan seksual adalah yang mencirikan jenis hubungan ini, tidak menjamin bahwa individu dalam hubungan tersebut tidak tertarik satu sama lain atau tidak bisa mulai merasa tertarik satu sama lain.

Apakah Platonic Relationship Dapat Berubah ke Romantic Relationship?

Platonic relationship dapat berkembang menjadi hubungan romantis. Perubahan platonic ke romantic tidak jarang terjadi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut, di antaranya:

  • Koneksi emosional yang dalam:

Berjalannya waktu, kepercayaan satu sama lain akan membangkitkan dan berkembang menjadi ikatan emosional yang kuat. Bisa jadi, ini adalah titik awal dari perubahan perasaan menuju ke hubungan romantis.

  • Berbagi pengalaman:

Menjalani banyak pengalaman hidup bersama-sama membuat kamu dan dia memiliki koneksi yang semakin mendalam dan menumbuhkan elemen romantis pada hubungan.

  • Daya tarik fisik:

Ungkapan dari mata turun ke hati memang tidak salah. Sama halnya dengan hubungan platonic yang mulanya mengabaikan daya tarik fisik, maka pada perjalanannya akan semakin terlihat jelas seiring dengan semakin kuatnya hubungan.

  • Fase hidup:

Seiring berjalannya waktu, intensi seseorang dalam suatu hubungan dapat berubah. Saat individu tersebut semakin dewasa dan bertumbuh, perubahan platonic ke romantic sangat bisa terjadi.

Baca juga: Normalkah Cut Off Dalam Hubungan? Ini Sisi Baik dan Buruknya!

Cara Menghadapi Perubahan Hubungan dari Platonic ke Romantic

Perubahan dalam hubungan sejatinya membuat kita gusar sekaligus excited. Terlebih, jika kamu dan dia punya hubungan yang cukup lama. 

Perbedaan platonic dan romantic ini pun memunculkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan untuk membuat hubungan ini semakin terarah. 

Berikut adalah beberapa cara menghadapi perubahan platonic ke romantic yang dapat kamu lakukan:

  • Bersikap terbuka: 

Berbicara secara jujur dengan teman tentang perasaan kamu menjadi penting jika hubungan mulai berubah menjadi romantis. Dialog yang transparan membantu kedua belah pihak memahami posisi kalian masing-masing.

  • Kesepakatan bersama: 

Penting bagi kedua belah pihak merasa nyaman dengan ide untuk mengubah hubungan dari platonic menjadi romantis. Jika salah satu pihak tidak setuju, hal itu bisa menimbulkan ketegangan atau bahkan mengakhiri hubungan.

  • Transisi yang bertahap: 

Memperlambat proses perubahan memastikan kamu tidak terburu-buru atau membuat keputusan impulsif yang dapat membahayakan hubungan.

  • Pandangan dari teman mutual:

Terkadang, sudut pandang dari pihak luar, seperti terapis atau teman mutual, bisa memberikan ide berharga tentang perubahan dinamika yang terjadi.

  • Bersiap untuk perubahan yang mungkin akan terjadi: 

Sadari bahwa memasukkan unsur romantis akan mengubah sifat hubungan kamu dan dirinya. Kamu akan dihadapkan pada tantangan, kegembiraan, dan dinamika baru yang berbeda dari fase platonic sebelumnya.

Baca juga: 7 Rekomendasi Museum Date di Jakarta, Ada Aktivitas Serunya!

Contoh Platonic Relationship

Melansir dari study.com, dalam penelitian tentang pertemanan antara pria dan wanita, ditemukan bahwa hubungan persahabatan tanpa unsur romantis memberikan pemahaman tentang pikiran, tindakan, dan perasaan lawan jenis.

Persahabatan dengan wanita memberikan kesempatan bagi pria untuk berbicara tentang emosi mereka dengan nyaman. Bagi wanita, pertemanan dengan pria lebih mudah daripada hubungan romantis, tapi tetap memberikan dukungan dan komunikasi tentang kehidupan sehari-hari.

Manfaat dari persahabatan tanpa unsur romantis tidak hanya terjadi dalam pertemanan antara pria dan wanita. Misalnya, pada hubungan sahabat di mana dua orang menjadi pendukung utama satu sama lain dalam hidup. 

Contoh platonic relationship semacam itu bisa antara dua orang dengan jenis kelamin yang sama atau berbeda, dengan dasar hubungan yang didasarkan pada saling dukung, komunikasi, dan pengalaman bersama.

Contoh platonic relationship dalam kehidupan sehari-hari di antaranya:

  • Womance atau Bromance

Familiar dengan sebutan ini? Womance dan Bromance adalah istilah yang melekat pada hubungan pertemanan yang erat antara perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki. 

Istilah ini merujuk pada istilah populer BFF (Best Friend Forever). Hubungan ini melibatkan kasih sayang mendalam tanpa adanya rasa jatuh cinta atau ketertarikan seksual.

  • Colleagues dan Co-workers

Kolega atau teman kerja juga bisa jadi individu dalam hubungan platonic. Para rekan kerja atau kolega ini sangat dekat, sampai-sampai mereka dapat mengandalkan satu sama lain dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan dengan pasangan romantis, tanpa melibatkan unsur hubungan romantis.

Ini terbangun karena banyaknya aktivitas kerja bersama seperti menghadiri konferensi yang sama, makan siang bersama, bekerja dalam satu tim yang sama, termasuk mengandalkan satu sama lain dalam pekerjaan. 

Itulah penjelasan mengenai platonic relationship yang bisa kamu ketahui. Ingin informasi lengkap lainnya? Yuk, gabung di komunitas Girls Beyond Circle!

Baca juga: Tips untuk Meninggalkan Toxic Relationship, Jangan Mau Terjebak Terus!

Sumber foto: Pexels/@Maksim Goncharenok

Kenalin, namaku Aurelia Lois, penulis artikel ini. Let’s connect on Instagram!