5 Novel Berlatar Sejarah Indonesia yang Kelam hingga Penuh Haru
Siapa bilang novel sejarah itu membosankan? Justru, ada banyak sekali novel berlatar sejarah Indonesia yang sarat dengan cerita seru dan menggugah hati.
Jika buku sejarah memberi kita informasi tentang bagaimana peristiwa terjadi, novel berlatar sejarah membawa kita lebih dekat, memperlihatkan sudut pandang unik dari tokoh-tokoh yang mengalami langsung peristiwa-peristiwa tersebut.
Melalui kisah-kisah ini, kita bisa lebih meresapi perjuangan mereka di masa lalu yang penuh dengan lika-liku kehidupan.
Yuk, intip lima rekomendasi novel sejarah Indonesia yang wajib kamu baca!
Baca juga: 7+ Rekomendasi Novel Romantis Ringan Terbaik 2024, Gen Z Wajib Baca!
Laut Bercerita
Laut Bercerita karya Leila S. Chudori terinspirasi dari kisah nyata membawa kita ke masa pra-reformasi 1998, sebuah periode kelam dalam sejarah Indonesia.
Novel sejarah Laut Bercerita mengisahkan perjuangan Biru Laut, aktivis mahasiswa yang bersama rekan-rekannya berusaha menggulingkan pemerintahan Orde Baru yang saat itu telah menguasai Indonesia selama 3 dekade.
Perjuangan mereka berujung pada penyiksaan oleh pemerintah yang berusaha mempertahankan kekuasaannya.
Dibagi menjadi dua bagian, novel ini menampilkan sudut pandang Biru Laut dan adiknya, Asmara, yang bersama-sama menggambarkan keberanian para aktivis melawan ketidakadilan.
Laut Bercerita telah meraih penghargaan seperti “Book of The Year” dan S.E.A Write Award, serta diadaptasi menjadi film pendek yang menggugah emosi penonton.
Cantik itu Luka
Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan adalah sebuah novel yang memukau dengan latar sejarah kolonialisme Indonesia. Kisah ini mengikuti kehidupan Dewi Ayu, seorang perempuan yang tumbuh di Kota Halimunda dan menjadi pelacur terkenal di kalangan tentara Belanda dan Jepang karena kecantikannya.
Novel sejarah ini membawa pembaca melalui empat periode sejarah, masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, kemerdekaan, dan pasca-kemerdekaan.
Menggabungkan unsur sejarah, romansa, dan realisme magis, novel ini tidak hanya menampilkan kecantikan Dewi Ayu, tetapi juga menunjukkan bagaimana pesonanya menjadi sumber penderitaan dan kutukan bagi dirinya serta keturunannya.
Cantik Itu Luka mengingatkan kita bahwa kecantikan bisa menjadi awal dari malapetaka, menegaskan bahwa karma itu nyata.
Baca juga: 5 Film Kemerdekaan Indonesia Terbaik yang Patut Ditonton, Bangkitkan Rasa Nasionalisme!
Amba
Amba karya Laksmi Pamuntjak adalah novel yang memadukan elemen fiksi, sejarah, dan mitologi untuk mengisahkan tragedi G30S PKI.
Berlatar antara tahun 1956, 1965, hingga tahun 2006, novel sejarah ini mengikuti perjalanan Amba, putri sulung dari keluarga pembaca kitab-kitab tua Jawa, yang mencari kekasihnya, Bhisma, seorang dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur.
Bhisma ditangkap oleh pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru, tetapi meski kamp tahanan politik sudah dibubarkan, Bhisma tak kunjung kembali.
Dengan alur maju-mundur, novel ini membawa pembaca melalui peristiwa-peristiwa penting di masa lalu hingga ke masa kini, disajikan dari sudut pandang orang ketiga.
Konflik romansa yang terjalin di dalamnya semakin menarik dengan latar sejarah dan budaya yang kaya.
Amba telah meraih penghargaan seperti Kusala Sastra Khatulistiwa Nominee for Prosa (shortlist) tahun 2013 dan LiBeraturpreis 2016.
Para reviewer memuji novel ini karena latarnya yang mendalam dan pendekatan romansa yang berbeda, yang membuat pembaca terus berpikir dan merenung.
Majapahit: Sandyakala Rajasawangsa
Ingin tahu bagaimana cikal bakal Kerajaan Majapahit terbentuk? Mungkin kamu pernah mendengar nama Majapahit di sekolah, tapi di novel Majapahit ini, kamu akan merasakan langsung bagaimana kerajaan-kerajaan Nusantara berkembang dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Novel karya Langit Kresna Hariadi ini dimulai pada masa akhir Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan Raja Kertanegara. Cerita mengajak kita menjelajahi peristiwa-peristiwa penting yang menyebabkan kejatuhan Singasari dan kelahiran Majapahit.
Raden Wijaya, seorang pemuda berbakat dalam olah kanuragan dan kepemimpinan, menjadi tokoh utama yang diharapkan meneruskan tahta Singasari dan memainkan peran kunci dalam pembentukan Majapahit.
Novel ini menggabungkan fakta sejarah dengan elemen fiksi, memberikan pengalaman membaca yang unik. Kamu akan merasakan kegembiraan dan ketegangan para prajurit serta tokoh-tokoh penting lainnya dalam perjalanan menuju pembentukan Majapahit.
Baca juga: Asal-Usul Lomba 17 Agustus di Indonesia dan Maknanya Menurut Sejarah
Rasina
Rasina oleh Iksaka Banu, mengangkat cerita sejarah Indonesia tentang pembebasan budak perempuan pada era VOC, tepatnya pada tahun 1621, ketika VOC berusaha menguasai perdagangan di Banda, Maluku.
Di tengah upaya tersebut, Rasina, seorang budak bisu, menjadi korban pembantaian massal oleh Jan Pieterszoon Coen.
Sebagai pelayan rumah tangga, Rasina mengalami berbagai cobaan dan menjadi saksi dari banyak peristiwa mengejutkan yang mengancam nyawanya.
Novel ini dikenal karena detail sejarahnya yang mendalam, termasuk penggunaan bahasa yang sesuai dengan masa itu seperti menghindari penggunaan kata “Anda” yang belum dikenal pada waktu itu. Detail-detail ini membuat pembaca merasa lebih terhubung dengan periode sejarah tersebut.
Meskipun novel sejarah ini hampir mencapai 600 halaman, pembaca akan tetap tertarik berkat narasi yang kaya dan detail, yang memungkinkan visualisasi yang jelas di dalam pikiran.
Namun, beberapa kritik mencatat bahwa tokoh utama, Rasina, tidak terlalu menonjol dan sudut pandangnya agak terbatas. Meski begitu, Rasina tetap menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan menggugah tentang masa kolonial Belanda.
So, mana novel sejarah yang penasaran untuk kamu baca? Yuk, join Girls Beyond Circle untuk dapatkan rekomendasi novel lainnya!
Baca juga: 6 Buku Tentang Self Love Terbaik: Panduan Menuju Diri yang Lebih Bahagia
Sumber foto: Pexels
Comments
(0 comments)