Asal-Usul Lomba 17 Agustus di Indonesia dan Maknanya Menurut Sejarah
Setiap tahunnya, perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus selalu dimeriahkan dengan berbagai lomba yang unik dan seru. Namun, tahukah kamu bagaimana asal-usul lomba 17 Agustus yang kini menjadi tradisi tak terpisahkan dari perayaan kemerdekaan?
Suatu penyelenggaraan mungkin tidak akan ada tanpa ada sejarahnya, termasuk perlombaan HUT RI ini. Dengan mengetahui bagaimana perlombaan terbentuk dan kenapa diadakan tradisi ini, mungkin akan menambah pengetahuan sejarah Tanah Air tercinta ini.
Yuk, langsung saja simak bagaimana sejarah lomba 17 Agustus dan makna-maknanya berikut ini.
Baca juga: 10 Ide Lomba 17 Agustus Paling Seru, Anti Ribet dan Anti Mainstream!
Asal-Usul Lomba 17 Agustus
Setiap tanggal 17 Agustus, sebagian masyarakat Indonesia dipenuhi semangat kebersamaan dengan berbagai lomba yang meriah. Dari balap karung hingga panjat pinang, semua orang ikut merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan gembira. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana asal-usul lomba 17 Agustus?
Awal Mula Perayaan Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perayaan Hari Kemerdekaan awalnya berlangsung dengan cara yang lebih formal dan khidmat. Pada masa revolusi, acara peringatan biasanya hanya diisi dengan pidato dari Presiden Sukarno. Namun, perubahan mulai terjadi seiring waktu, terutama setelah ibu kota negara dipindahkan kembali dari Yogyakarta ke Jakarta.
Lahirnya Tradisi Lomba
Tahun 1950 menjadi momen penting dalam sejarah perayaan 17 Agustus. Masyarakat yang gembira atas kemerdekaan mulai menginisiasi berbagai lomba sebagai cara merayakan hari istimewa ini.
Menurut sejarawan dan budayawan JJ Rizal, tradisi lomba ini berasal dari keinginan masyarakat untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang lebih santai dan penuh kegembiraan. Dari kampung-kampung di Jakarta, tradisi ini dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Antusiasme Bung Karno Sambut Lomba 17 Agustus
Salah satu orang yang paling antusias dengan lomba 17 Agustus ini adalah presiden pertama Indonesia, Soekarno. Beliau tidak hanya mendukung, tetapi juga ikut mempersiapkan hadiah, seperti buku-buku yang ditandatangani untuk lomba menyampul buku tingkat nasional. Keterlibatan Bung Karno menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi bangsa yang baru merdeka.
Asal-Usul Beberapa Lomba Tradisional
Beberapa lomba yang kini menjadi ikon perayaan 17 Agustus, seperti panjat pinang, ternyata sudah ada sejak lama sebelum masa kemerdekaan.
Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma, Heri Priyatmoko, menyebutkan bahwa panjat pinang sudah menjadi bagian dari acara meriah seperti pernikahan Mangkunegara VII (1885-1944).
Lomba tersebut kemudian diadopsi untuk merayakan kemerdekaan sebagai simbol kemenangan dan kebahagiaan.
Kini, berbagai lomba seperti balap karung, makan kerupuk, dan tarik tambang menjadi ciri khas perayaan 17 Agustus.
Setiap lomba bukan hanya sekedar permainan, tetapi juga menggambarkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 10 November: Menelusuri Sejarah & Maknanya!
5 Makna Lomba 17 Agustus
Semakin berkembangnya zaman, teknologi, dan manusia, sekarang ini ada banyak sekali jenis lomba yang diadakan. Namun, lomba-lomba ikonik, seperti panjat pinang, balap karung, hingga panjat pinang, mungkin menjadi perlombaan yang tidak pernah dilewatkan.
Ternyata, ada makna khusus, lho, dibalik lomba-lomba tersebut, berikut asal-usul lomba 17 Agustus di setiap jenis lomba!
Lomba Panjat Pinang: Bentuk Perjuangan untuk Meraih Sesuatu
Asal-Usul lomba panjat pinang yakni bermula pada masa penjajahan Belanda, di mana rakyat Indonesia menghadapi kesulitan besar untuk mendapatkan bahan pokok, dan lomba ini mencerminkan perjuangan tersebut.
Batang pohon pinang yang dilumuri oli menggambarkan betapa sulitnya usaha untuk meraih sesuatu, dengan hadiah-hadiah di puncaknya sebagai simbol barang berharga yang diperebutkan dengan keras.
Permainan tradisional ini sudah ada sejak lama dan dilakukan secara berkelompok, menekankan pentingnya kebersamaan dan gotong royong. Lomba panjat pinang tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga pengingat akan perjuangan dan persatuan dalam merayakan kemerdekaan.
Lomba Makan Kerupuk: Makanan Sederhana di Masa Sulit
Asal-usul lomba 17 Agustus lomba makan kerupuk ini dikenal sejak tahun 1950-an, awal mula lomba 17 Agustus ini muncul sebagai bentuk pengingat akan masa-masa sulit ketika kerupuk menjadi makanan pokok bagi masyarakat yang ekonominya belum stabil.
Pada masa itu, kerupuk merupakan makanan sederhana yang sering dimakan bersama nasi oleh orang-orang dari lapisan sosial bawah. Oleh karena itu, lomba makan kerupuk menjadi simbol kesederhanaan dan kesetaraan, mengingatkan kita akan masa krisis ekonomi dan bagaimana masyarakat menghadapi tantangan dengan cara-cara yang kreatif.
Dalam lomba ini, peserta ditantang untuk makan kerupuk yang digantung tanpa menggunakan tangan. Selain seru dan penuh tantangan, lomba ini melambangkan semangat gotong royong dan ketahanan masyarakat Indonesia.
Lomba Tarik Tambang: Mengingatkan Pentingnya Persatuan & Kerjasama
Lomba tarik tambang adalah permainan yang menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dan persatuan.
Dalam lomba ini, beberapa tim akan saling tarik menarik tali untuk menang. Ini lebih dari sekadar kekuatan fisik; keberhasilan tim bergantung pada seberapa baik mereka bekerja sama dan merencanakan strategi.
Di Indonesia, permainan ini mulai dikenal pada masa penjajahan Belanda dan menjadi salah satu hiburan masyarakat saat itu.
Saat ini, lomba tarik tambang sering diadakan dalam perayaan HUT RI, melambangkan semangat gotong royong dan kebersamaan.
Selain memberikan kesenangan, lomba ini mengingatkan kita tentang pentingnya persatuan dan kerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan.
Lomba Bakiak: Menggambarkan Semangat & Kekompakan
Lomba bakiak adalah salah satu permainan tradisional yang sering digelar untuk merayakan Hari Kemerdekaan.
Dalam lomba ini, peserta dibagi dalam kelompok dan mengenakan sandal panjang dari kayu, yang disebut bakiak. Permainan ini menuntut kerjasama dan kekompakan dari setiap anggota tim.
Lebih dari sekadar hiburan, lomba bakiak menggambarkan semangat gotong royong dan kekompakan. Sebagai lomba beregu, bakiak mengajarkan pentingnya bersatu dan bekerja sama, yang juga mencerminkan nilai-nilai perjuangan untuk meraih kemerdekaan.
Lomba Balap Karung: Berawal dari Pakaian Karung Goni
Asal-usul lomba 17 Agustus balap karung pertama kali diadakan di Kebayoran Baru dan awalnya hanya diikuti oleh anak-anak. Namun, kini lomba ini melibatkan semua usia, termasuk orang dewasa.
Tradisi ini mengingatkan kita pada masa penjajahan Jepang, ketika karung goni digunakan sebagai pakaian sehari-hari karena keterbatasan bahan.
Dengan balap karung, peserta harus berlomba dalam karung goni, yang menjadi simbol perjuangan dan kesederhanaan masa lalu. Selain sebagai bentuk perayaan kemerdekaan dan bebas dari penjajahan, lomba balap karung juga menguji keseimbangan dan kebugaran peserta.
Perlombaan ini selalu berhasil menghibur penonton dengan aksi lucu saat peserta terjatuh. Melalui lomba ini, dengan segala kelucuan dan tantangannya, adalah cara yang menyenangkan untuk mengenang sejarah dan merayakan kemerdekaan Indonesia.
Itulah asal-usul lomba 17 Agustus lengkap dengan lima jenis lomba beserta maknanya. Jadi, setiap kali kita merayakan Hari Kemerdekaan dengan berbagai perlombaan, kita tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga menghargai sejarah dan semangat persatuan bangsa.
Dapatkan informasi menarik lainnya seputar 17 Agustus dengan bergabung ke Girls Beyond Circle.
Baca juga: Selain HUT TNI, Tanggal 5 Oktober Hari Apa Saja?
Sumber foto: Pexels
Comments
(0 comments)