gagal menampilkan data

Article

Review Film Conclave yang Ramai Dibahas Setelah Kepergian Paus Fransiskus

Written by Adila Putri Anisya

Kepergian Paus Fransiskus pada 21 April meninggalkan duka yang mendalam, enggak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga hampir seluruh dunia. 

Sosoknya yang penuh dengan nilai kemanusiaan dan kebaikan membuat banyak orang merasa kehilangan. Namun, di balik kesedihan itu, ada satu hal yang menjadi sorotan: film Conclave

Belakangan ini, film tersebut ramai dibicarakan karena berkaitan tentang pemilihan paus baru. Bahkan jumlah penontonnya melonjak hingga 283%. 

Penasaran dengan cerita di balik film ini dan mengapa menjadi sorotan? Yuk, simak review-nya!

Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun, Ini Kandidat Penerusnya! 

Film Conclave Tentang Apa?

Film Conclave Tentang Apa?
Sumber foto: IMDb

Conclave (2024) adalah sebuah film thriller politik yang disutradarai oleh Edward Berger dan ditulis oleh Peter Straughan. 

Berdasarkan novel bestseller karya Robert Harris pada tahun 2016, film ini mengangkat cerita tentang proses pemilihan paus baru setelah kematian mendadak sang paus yang sedang menjabat. 

Kardinal Thomas Lawrence (diperankan oleh Ralph Fiennes), diberikan tugas untuk memimpin jalannya konklaf, sebuah pertemuan rahasia yang menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik. 

Saat para kardinal dikurung dalam Vatikan, ketegangan mulai muncul. Dalam waktu 72 jam, konflik, persaingan, dan agenda tersembunyi antar kardinal terungkap, mengancam kestabilan Gereja itu sendiri.

Selama proses pemilihan, Kardinal Lawrence menemukan berbagai skandal dan misteri yang melibatkan kandidat-kandidat utama. 

Konflik semakin memuncak dengan kedatangan seorang kardinal misterius, Vincent Benitez, yang menambah ketegangan. 

Ada pula spekulasi tentang kemungkinan pemilihan paus Afrika pertama dalam sejarah, yang semakin menambah drama di dalam konklaf ini.

Baca juga: 6 Rekomendasi Film Thriller Psikologis di Netflix, Penuh Plot Twist!  

Kenapa Film Conclave Menjadi Viral?

Kenapa Film Conclave Menjadi Viral?
Sumber foto: IMDb

Momen kematian Paus Fransiskus menjadi faktor utama yang membuat Conclave langsung naik daun. 

Begitu kabar kepergiannya diumumkan, perhatian dunia beralih ke proses pemilihan paus yang baru, proses yang juga diangkat dalam film ini. 

Secara langsung, film ini memberi kita “bocoran” eksklusif ke dalam dunia Vatikan yang penuh misteri dan rahasia tentang bagaimana pemilihan paus.

Bukan cuma soal agama, tapi juga politik, ambisi, dan permainan kekuasaan yang cukup intens.

Seperti yang telah disebut di awal, tayangan Conclave meroket hingga 283% pada hari setelah kematian Paus Fransiskus, dengan jumlah menit tontonan melonjak dari 1,8 juta menjadi 6,9 juta hanya dalam sehari. 

Review Film Conclave: Drama Pemilihan Paus yang Tegang dan Penuh Intrik

Review Film Conclave: Drama Pemilihan Paus yang Tegang dan Penuh Intrik

Sumber foto: Living Church

Kalau kamu suka film yang intens, penuh ketegangan, tapi juga mengajak mikir, Conclave wajib masuk watchlist. 

Film ini membawa penonton menyelam ke dalam dunia kekuasaan, ambisi, dan rahasia besar di balik dinding megah Vatikan. Dan ya, semuanya dibalut dengan gaya storytelling yang rapi dan elegan.

Ketika Pemilihan Paus Jadi Arena Politik

Cerita dibuka dengan wafatnya seorang paus, dan tugas berat pun jatuh ke pundak Kardinal Thomas Lawrence (diperankan Ralph Fiennes) untuk memimpin proses pemilihan paus baru, alias konklaf. 

Kedengarannya sakral, tapi ternyata di balik ritual religius ini, ada drama yang lebih panas dari serial politik manapun.

Bayangkan sekelompok kardinal dari seluruh dunia, masing-masing datang dengan agenda dan pandangan sendiri, berkumpul di satu ruangan terkunci selama berhari-hari. 

Ada yang ambisius, ada yang idealis, ada pula yang menyimpan rahasia besar. Ketegangan pun pelan-pelan terbangun, enggak cuma soal siapa yang akan terpilih, tapi juga tentang siapa sebenarnya yang bisa dipercaya.

Ralph Fiennes Bikin Merinding

Ralph Fiennes tampil luar biasa sebagai Kardinal Lawrence. Gestur, tatapan mata, dan cara dia menyampaikan dialog, semuanya terasa hidup dan dalam. 

Karakternya enggak cuma pintar dan saleh, tapi juga punya konflik batin yang bikin kita ikut simpati.

Stanley Tucci, John Lithgow, dan Isabella Rossellini juga enggak kalah keren aktingnya. Mereka berhasil bikin karakter para kardinal terasa manusiawi, kadang bijak, kadang culas, kadang malah lucu tanpa disengaja.

Visual dan Suasana: Megah tapi Mencekam

Satu hal yang langsung mencuri perhatian dari awal adalah suasana visualnya. 

Syuting di lokasi yang terasa megah tapi dibikin begitu sempit dan penuh tekanan. 

Rasanya seperti ikut terkurung bareng para kardinal. Musiknya juga mendukung, sunyi tapi bikin dada sesak.

Kesimpulan

Meskipun Conclave enggak punya adegan adegan yang “heboh”, justru itulah yang bikin film ini terasa realistis dan dekat. 

Ceritanya pelan tapi tegang, seperti lagi nonton permainan catur yang setiap langkahnya bisa jadi penentu akhir. 

Dialognya tajam, dan interaksi antar karakternya seru untuk diikuti, bikin kita penasaran terus dari awal sampai akhir.

Tapi memang, buat yang kurang suka film dengan pace lambat dan banyak obrolan serius, mungkin bakal merasa film ini agak “berat”. 

Tapi buat yang suka drama psikologis, apalagi yang bahas politik dan agama, ini bisa jadi tontonan yang seru.

Bukan cuma viral karena momen rilisnya bertepatan dengan kabar duka Paus di dunia nyata, tapi Conclave memang film yang matang secara cerita dan produksi. 

Baca juga: 7 Film Barat Seru di Netflix yang Jarang Diketahui, Tapi Wajib Ditonton! 

So, kamu tertarik nonton film Conclave? Yuk, gabung Girls Beyond Circle untuk dapatkan info tren film lainnya!

Comments

(0 comments)

user

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond