Segini Gaji Rerata Lulusan S1-S3 di Indonesia Menurut BPS, di Bawah Rp5 Juta?
Gaji tinggi seharusnya jadi impian bagi siapa saja yang telah menempuh pendidikan tinggi. Tapi sayangnya, realitas di Indonesia berkata lain.
Banyak lulusan S1 hingga S3 justru hanya memperoleh gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Miris, ya?
Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data tentang rata-rata gaji lulusan S1 sampai S3 di Indonesia. Kira-kira, berapa sih?
Baca juga: 10 Top Negara dengan Gaji Tertinggi di Dunia
Gaji Rata-rata Lulusan S1-S3 di Indonesia Menurut BPS
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik, yang dirilis pada Agustus 2024, gaji rata-rata pekerja dengan gelar Diploma IV hingga Doktoral (S3) di Indonesia tercatat sekitar Rp4,96 juta per bulan.
Memang angka tersebut tergolong tinggi, karena per Agustus 2024 angka gaji rata-rata buruh di Indonesia hanyalah senilai Rp3,27 juta. Angka tersebut tercatat naik jika dibandingkan Agustus 2023.
Dikutip dari Karirgram, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi persnya di kantor BPS pada Selasa, (5/11) “Jika dibandingkan antara Agustus 2024 dan Agustus 2023, memang ada kenaikan upah pekerja sebesar 2,81 persen.”
Sehingga dari data BPS, memang gaji lulusan S1-S3 paling tinggi dibandingkan lulusan di bawahnya.
Kenaikan ini mungkin menjadi angin segar, namun tetap mengundang pertanyaan bagi banyak lulusan S1 hingga S3 yang masih merasa penghasilan mereka tidak mencerminkan tingkat pendidikan yang telah diraih.
Gaji Rata-rata Lulusan SD-D3 di Indonesia, Gender Mempengaruhi?
Masih berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik, terlihat jelas perbedaan upah rata-rata untuk berbagai tingkat pendidikan di Indonesia, mulai dari lulusan Sekolah Dasar (SD) hingga Diploma III (D3).
Menurut data ini, lulusan Diploma I, II, dan III memiliki gaji rata-rata sebesar Rp4,25 juta per bulan, sedikit lebih rendah dari lulusan S1, namun tetap lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA.
Lulusan SMA/SMK, yang merupakan mayoritas angkatan kerja di Indonesia, rata-rata memperoleh gaji sekitar Rp3,09 juta per bulan.
Sementara itu, bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), gaji rata-rata turun menjadi Rp2,38 juta, dan bagi mereka yang hanya menyelesaikan pendidikan hingga SD atau bahkan kurang dari itu, gaji rata-rata berada di sekitar Rp2,08 juta per bulan.
Tidak hanya itu, data BPS juga menyoroti adanya kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan di Indonesia. Rata-rata, pekerja laki-laki menerima gaji sekitar Rp3,5 juta per bulan, sedangkan pekerja perempuan rata-rata hanya mendapat Rp2,7 juta per bulan.
Kesenjangan ini menambah kompleksitas dalam tantangan yang dihadapi dalam dunia kerja, di mana tingkat pendidikan maupun gender memengaruhi jumlah pendapatan yang diterima.
Baca juga: 10 Urutan Kota di Indonesia dengan Upah Tertinggi 2024, Jakarta Bukan Nomor 1!
Mengapa Gaji di Indonesia Rendah?
Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa meskipun banyak orang Indonesia yang sudah bekerja keras, gaji yang diterima tetap terasa kecil?
Dikutip dari CNN Indonesia, menurut Kantor Staf Presiden (KSP), salah satu alasan utama adalah tingginya jumlah pekerja di sektor informal, yang memang umumnya memiliki penghasilan yang lebih rendah. Bahkan, gaji rata-rata pekerja di sektor ini hanya sekitar Rp1,7 juta per bulan.
Penyebabnya tidak hanya soal sektor informal, namun juga masalah struktural dalam perekonomian Indonesia. Seperti yang dijelaskan oleh Deputi III KSP Bidang Perekonomian, Edy Priyono, Indonesia mengalami proses deindustrialisasi yang terjadi lebih cepat daripada negara lain.
Artinya, sektor industri yang seharusnya menjadi penggerak ekonomi dan menciptakan lapangan kerja dengan gaji lebih tinggi, justru mengalami penurunan. Sebaliknya, sektor jasa yang berkembang pesat, meskipun semakin dominan, seringkali tidak memberikan kesejahteraan yang signifikan bagi pekerjanya.
Selain itu, meski pemerintah sudah berusaha menciptakan lapangan kerja, kenyataannya jumlah angkatan kerja baru setiap tahun di Indonesia selalu lebih banyak daripada lapangan kerja yang tersedia.
Setiap tahun, Indonesia menambah sekitar 2,5 juta orang ke angkatan kerja, namun lapangan kerja yang tercipta hanya sekitar 2 juta.
Akibatnya, banyak yang terpaksa beralih ke sektor informal, seperti buruh lepas atau pekerja keluarga yang tidak digaji.
Inilah yang kemudian menciptakan kesenjangan pendapatan yang besar, terutama di kalangan pekerja informal yang memiliki penghasilan terbatas.
Meskipun angka pengangguran nasional mungkin terlihat baik-baik saja, kenyataannya dominasi pekerja informal ini menjadi masalah besar dalam hal kesejahteraan masyarakat, karena mayoritas dari mereka hidup dengan pendapatan yang sangat rendah.
Baca juga: 10 Perusahaan Gaji Tinggi untuk Fresh Graduate, Wajib Apply!
Dapatkan informasi ter-update lainnya seputar karier dengan join komunitas Girls Beyond Circle!