gagal menampilkan data

Article

Ternyata Melebihi Prancis, Ini Alasan Biaya Pendidikan Indonesia Mahal!

Written by Adila Putri Anisya

Banyak yang mengeluh tentang biaya pendidikan Indonesia mahal. Padahal, anggaran pendidikan tahun 2024 ini naik 20%, dari APBN yang mencapai Rp660,8 triliun. Namun, mengapa biaya sekolah tetap meningkat?

Baru-baru ini, terjadi kegemparan terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dikarenakan ketetapan Permendikbud-Ristek Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT). 

Menurut detikEdu, aturan tersebut menjadi dasar peningkatan APBN bagi PTN dan PTN Badan Hukum (PTN-BH).  Hal ini menyebabkan beberapa PTN seperti UNY, UNSOED, UB, dan ITS menaikkan biaya UKT-nya. 

Namun, yang pada akhirnya menurut laporan, kenaikan UKT 2024/2025 ini dibatalkan setelah Nadim (Menteri Pendidikan) bertemu Jokowi, Presiden Indonesia. Meski demikian, beberapa PTN tetap menaikkan UKT karena beberapa faktor.

Tidak hanya biaya perkuliahan, tetapi pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA swasta juga sangat mahal, sehingga banyak yang mengeluhkan tentang tingginya biaya pendidikan mahal di Indonesia.

Menurut kalkulasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, rata-rata biaya pendidikan di Indonesia per siswa per tahun mencapai Rp6,3 juta untuk SD, Rp8,7 juta untuk SMP, dan Rp11,9 untuk SMA, dan Rp24,3 juta untuk kuliah.

Jadi sebenarnya, apa yang menyebabkan mahalnya biaya pendidikan di negara ini?

Baca juga: Top 7 Kampus Swasta Termahal di Indonesia 2024, Ada yang Capai 171 Juta!

3 Alasan Biaya Pendidikan Indonesia Mahal

pendidikan indonesia mahal
Sumber foto: Pexels

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa faktor yang menyebabkan mahalnya pendidikan di Indonesia, antara lain:

Adanya Praktik Liberalisasi Pendidikan

Menurut pakar pendidikan, Indra Charismiadji, melalui Media Indonesia, biaya pendidikan Indonesia mahal karena adanya praktik liberalisasi pendidikan. 

Liberalisasi pendidikan mengarah pada pengurangan peran negara dalam pendidikan dan meningkatkan peran swasta serta bisnis. 

Meningkatnya peran swasta membuat biaya penyelenggaraan pendidikan juga meningkat. 

Perguruan tinggi harus membiayai sendiri operasionalnya, seperti gaji guru, biaya infrastruktur, dan biaya lainnya, yang kemudian ditanggung oleh siswa melalui biaya kuliah yang lebih tinggi.

Dalam sistem liberalisasi, pendidikan diperlakukan sebagai barang komoditas yang harus dibeli dengan harga yang ditentukan oleh pasar, seakan-akan pemerintah berdagang dengan rakyatnya. 

Hal ini berarti, biaya pendidikan ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran, bukan berdasarkan kebutuhan sosial atau aksesibilitas untuk semua lapisan masyarakat.

20% Dana Pendidikan di Kementerian Pendidikan Digunakan untuk Urusan Lain

Indra Charismiadji mengemukakan bahwa tidak semua dana 20%  tersebut sepenuhnya digunakan untuk kepentingan pendidikan. 

Sebagian besar dana pendidikan malah dialokasikan untuk administrasi dan teknis di kementerian lain yang tidak terkait langsung dengan peningkatan kualitas pendidikan.

Menurut laman CNBC Indonesia, Sekretaris Jenderal Kemendikbud-Ristek, Suharti, mengatakan bahwa terdapat 22 K/L lain yang menggunakan anggaran pendidikan, mulai dari Kemenkeu, Kementerian ESDM, Kementan, sampai BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang mendapatkan alokasi anggaran fungsi pendidikan.

Penggunaan anggaran yang tidak tepat sasaran ini, menyebabkan ketidaksesuaian antara alokasi dana dan tujuan utama pendidikan, yaitu peningkatan kualitas pendidikan, penyediaan fasilitas, dan akses pendidikan yang lebih luas untuk semua lapisan masyarakat. 

Hal ini juga menyebabkan ketidakefisienan dan kurangnya dana yang tersedia untuk program-program langsung yang mendukung siswa dan mahasiswa.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan dana pendidikan untuk mengurangi biaya pendidikan indonesia mahal.

Pemerintah perlu memastikan bahwa anggaran pendidikan benar-benar digunakan untuk kepentingan pendidikan dengan memperbaiki sistem pengelolaan dan memastikan adanya transparansi serta akuntabilitas yang lebih baik.

Faktor Umum Berdasarkan Kebijakan Institusi Pendidikan

Selain karena dua alasan di atas, adapun faktor umum yang mendorong biaya pendidikan Indonesia mahal, di antaranya yaitu:

  • Fasilitas Tempat Pendidikan: Sekolah swasta biasanya memiliki fasilitas berkualitas yang menunjang berbagai aspek pendidikan, seperti laboratorium, perpustakaan, dan alat teknologi lainnya, yang mana diteruskan kepada siswa melalui biaya.
  • Perbaikan Fasilitas Pendidikan: Sekolah atau universitas yang melakukan perbaikan fasilitas kemungkinan juga akan menambahkan biaya kepada siswa/mahasiswanya. Fasilitas atau gedung yang baru ini dibangun untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar.
  • Kualitas Pengajaran: Banyak sekali sebutan sekolah/kampus “top” menjual kualitas pengajaran mereka kepada masyarakat. Salah satu alasan biaya pendidikan Indonesia mahal adalah karena institusi tersebut berusaha merekrut dan mempertahankan guru atau dosen berkualitas dengan gaji yang tinggi, yang pada gilirannya berdampak pada biaya pendidikan.
  • Kebijakan, Regulasi, dan Pajak: Ketiga aspek ini memiliki peran signifikan dalam meningkatkan biaya pendidikan di institusi pendidikan. Sebagai contoh, proses akreditasi dan sertifikasi seringkali memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit. Selain itu, berlakunya pajak di Indonesia juga berdampak pada pengeluaran biaya sekolah.

Baca juga: 6 Pilihan Universitas Swasta Termurah di Jakarta, Kualitas Tetap Terjamin!

Indonesia Negara ke-13 dengan Biaya Pendidikan Termahal, Bagaimana Negara Lain?

pendidikan indonesia mahal
Sumber foto: Pexels

Berdasarkan data dari CNBC Indonesia melalui survei HSBC, Indonesia berada di posisi ke-13 sebagai negara dengan biaya pendidikan termahal, dengan total biaya pendidikan dari PAUD hingga sarjana mencapai Rp269 juta. 

Jumlah ini menempatkan Indonesia di urutan ketiga setelah Singapura dan Malaysia di ASEAN.

Lebih mengejutkan, biaya pendidikan Indonesia mahal dibandingkan dengan beberapa negara lain contohnya Prancis, yang memiliki total biaya pendidikan sekitar Rp237 juta.

Berikut adalah urutan negara dengan biaya pendidikan termahal berdasarkan data tersebut:

  1. Hong Kong: Rp1,8 miliar
  2. Uni Emirat Arab (UEA): Rp1,4 miliar
  3. Singapura: Rp1 miliar

Sedangkan, berikut adalah beberapa negara dengan biaya kuliah terendah, termasuk biaya kuliah dan biaya hidup, berdasarkan data dari CNBC Indonesia Research, yang ditulis pada 19 Mei 2024:

  • Jerman: Menawarkan pendidikan gratis untuk mahasiswa sarjana di universitas negeri dengan biaya semester sekitar 250 euro. Biaya hidup diperkirakan sekitar 850 euro per bulan.
  • Norwegia: Sebagian besar universitas di Norwegia tidak mengenakan biaya kuliah untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana, baik domestik maupun internasional. Biaya hidup juga didukung oleh dana dari Kementerian Pendidikan dan Penelitian.
  • Meksiko: Biaya kuliah di Meksiko bervariasi, dengan biaya tahunan antara US$378 hingga US$16.353 tergantung pada universitasnya. Biaya hidup diperkirakan sekitar US$400 hingga US$500 per bulan.
  • Prancis: Biaya pendidikan tinggi di Prancis relatif rendah, sekitar US$315 per tahun. Pemerintah Prancis turut mendukung biaya pendidikan untuk memastikan akses yang lebih merata.
  • Turki: Universitas negeri di Turki menawarkan biaya kuliah yang terjangkau, berkisar antara 100 hingga 4.000 EUR per tahun akademik. Biaya hidup bulanan diperkirakan antara 400 hingga 650 EUR, tergantung pada lokasi dan gaya hidup mahasiswa. Tetapi, biaya universitas swastanya lebih mahal, yakni lebih dari 20.000 EUR per tahun.

Itulah beberapa alasan biaya pendidikan Indonesia mahal. Mulai dari adanya praktik liberalisasi, ketidaksesuaian antara alokasi dana dan tujuan utama pendidikan, hingga faktor kebijakan institusi pendidikan itu sendiri. 

Semua faktor ini saling terkait dan saling mempengaruhi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Gimana menurutmu?

Dapatkan informasi lebih banyak seputar dunia pendidikan dengan bergabung komunitas Girls Beyond Circle!

Baca juga: 14 Universitas Swasta yang Menerima KJMU, Ada Incaranmu?

Sumber foto: Pexels

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond