
6 Tempat Wisata Halal Recommended di Bali untuk Wisatawan Muslim
Bali memang dikenal dengan keindahan alamnya, mulai dari pantai-pantai eksotis, air terjun yang menyejukkan, hingga pegunungan yang cantik.
Namun, tidak semua destinasi di pulau ini bisa dinikmati oleh wisatawan muslim karena tidak semua tempat menawarkan fasilitas yang sesuai dengan prinsip halal.
Tapi jangan khawatir, bagi kamu yang ingin menikmati liburan halal di Bali, ada beberapa pilihan tempat wisata yang bisa jadi alternatif.
Lantas, wisata halal di Bali ada apa saja? Yuk, simak rekomendasinya!
Baca juga: 6+ Wisata Anti Mainstream Bali, Ada di Ubud, Seminyak, Kintamani, hingga Kuta!
Desa Candi Kuning Bedugul
Desa Candi Kuning yang terletak di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, merupakan wisata halal di Bali yang penuh sejarah.
Selain menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, desa ini juga mengundang pengunjung untuk memahami bagaimana budaya, agama, dan tradisi yang ada di Bali.
Bicara tentang objek wisata, Desa Candi Kuning memiliki sejumlah tempat yang tak boleh dilewatkan. Salah satunya adalah Pura Ulun Danu Beratan, pura yang sangat ikonik di Bali, yang berdiri anggun di tepi Danau Beratan.
Danau yang luas dengan pemandangan alam yang menyejukkan hati tersebut juga menawarkan berbagai aktivitas outdoor yang menyegarkan.
Selain itu, Kebun Raya Bali yang terletak di sini juga merupakan tempat yang patut dikunjungi, di sana ada koleksi flora lokal dan internasional yang menarik untuk dipelajari.
Bagi wisatawan Muslim, kamu bisa salat di Masjid Besar Al-Hidayah yang menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, serta sejumlah mushola yang tersebar di berbagai tempat, memudahkan pengunjung Muslim untuk menjalankan kewajiban agama mereka.
Kampung Gelgel
Terletak di Kecamatan Klungkung, Kampung Gelgel merupakan salah satu wisata halal di Bali bermodel perkampungan Muslim tertua di Bali.
Sejarah Kampung Gelgel sangat erat kaitannya dengan masuknya Islam ke pulau ini pada abad ke-14, ketika Raja Gelgel I, Dalem Ketut Ngelesir, mengundang 40 prajurit Muslim dari Majapahit untuk mengawal kepulangannya setelah menghadiri pertemuan raja-raja Nusantara di Jawa.
Setelah itu, para prajurit ini memutuskan untuk menetap dan membangun komunitas di Gelgel, yang akhirnya menjadi cikal bakal masyarakat Muslim di Bali.
Di sini kamu bisa melihat Masjid Nurul Huda, yang dibangun oleh para prajurit, menjadi simbol penyebaran Islam di Bali yang saat ini dikenal sebagai masjid tertua di pulau ini.
Selain menjadi tempat tinggal, Kampung Gelgel kini juga menjadi tujuan wisata religi.
Para pengunjung dapat belajar tentang sejarah Islam di Bali, mulai dari asal usul komunitas Muslim hingga tradisi budaya yang berkembang di sana.
Salah satu tradisi unik yang bisa ditemukan adalah Ngaminang, yang merupakan versi Islam dari tradisi lokal Megibung, yang menunjukkan bagaimana budaya Islam dan Hindu bisa saling menyatu.
Wali Pitu
Wali Pitu, termasuk salah satu tujuh tokoh yang sangat penting dalam membawa ajaran Islam ke pulau ini.
Seperti Walisongo di Pulau Jawa, wisata di Bali halal ini pun memainkan peran utama dalam pertumbuhan komunitas Muslim di Bali, yang kini mencapai sekitar 500.000 orang.
Keberadaan mereka diperkirakan mulai pada abad ke-16, saat Raja Gelgel pertama, Dalem Ketut Ngelesir, membawa dua orang Muslim, Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil, dari Majapahit.
Mereka berperan sebagai abdi dalem dan menjadi pionir dalam penyebaran Islam di Bali.
Saat ini, Makam-makam para Wali Pitu menjadi salah satu tujuan wisata religi yang banyak dikunjungi oleh umat Islam yang datang untuk berziarah.
Beberapa makam yang terkenal antara lain Makam Wali Seseh Mengwi yang terletak di Pantai Seseh, Makam Wali Bukit Bedugul yang terkenal karena tidak terpengaruh letusan Gunung Agung pada tahun 1963, serta Makam Wali Karang Rupit yang berasal dari Tiongkok dan merupakan murid Sunan Gunung Jati.
Baca juga: Top 7 Restoran Sushi di Bali yang Bikin Nagih, Ada yang Murah!
Makam Siti Khodijah Denpasar
Di Bali, ada satu tempat tempat ziarah penuh sejarah, yaitu Makam Siti Khadijah, atau yang lebih dikenal dengan Makam Raden Ayu Siti Khotijah.
Makam ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, baik untuk berziarah maupun mencari berkah.
Raden Ayu Siti Khotijah, yang merupakan putri dari Raja Pemecutan bernama Gusti Ayu Made Rai, memiliki kisah hidup yang penuh tragis.
Setelah menikah dengan putra Raja Bangkalan, ia memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Siti Khotijah.
Namun, kisah hidupnya berakhir secara tragis ketika ia dibunuh oleh punggawa kerajaan saat sedang melaksanakan salat Maghrib.
Konon, saat diserang, cahaya biru terang memancar di sekelilingnya, menambah kesan mistis pada cerita hidupnya.
Setelah meninggal, Siti Khotijah dimakamkan dengan tombak yang tertancap di punggungnya, yang kemudian tumbuh menjadi pohon besar di area makam.
Makam Siti Khotijah menjadi salah satu destinasi wisata halal yang banyak dikunjungi oleh umat Islam yang ingin berziarah dan berdoa.
Selain itu, di sekitar kawasan makam, ada buku-buku sejarah yang menceritakan kisah hidup Siti Khotijah, kamu bisa membacanya untuk tahu lebih banyak kisah menarik tentang Siti Khadijah.
Desa Pegayaman
Desa Pegayaman dikenal sebagai kampung Islam tertua di Bali, wisata halal di Bali ini memiliki Masjid Jamik Safinatussalam sebagai pusat ibadah warga sini.
Sebagian besar penduduk Desa Pegayaman beragama Islam. Uniknya, tempat ini terletak di daerah yang dikelilingi kebun cengkeh dan kopi, sehingga jika kamu ke sini akan terasa nuansa alam yang asri dan menenangkan.
Masyarakat Muslim di desa ini tidak hanya merayakan hari raya Islam, tetapi juga ikut terlibat dalam perayaan hari raya Hindu seperti Nyepi dan Galungan, membuat warga di sini disebut memiliki toleransi yang tinggi.
Bagi pecinta kuliner, tradisi “megibung” di desa ini menjadi salah satu yang khas.
Saat bulan Ramadhan, masyarakat mengadakan acara berbuka puasa bersama yang sarat dengan semangat kebersamaan.
Hidangan-hidangan lokal yang disajikan pun kaya dan pastinya memiliki keunikan sendiri.
Pura Langgar Bangli
Salah satu wisata halal di Bali untuk wisatawan muslim adalah Pura Langgar yang terletak di Desa Bunutin, Kabupaten Bangli.
Pura ini tidak hanya menjadi simbol spiritual bagi umat Hindu, tetapi juga menjadi tempat ibadah bagi umat Islam. Banyak yang bilang tempat ini jadi contoh nyata dari akulturasi antara Hindu dan Islam.
Di dalam kawasan pura ini terdapat sebuah langgar, yaitu tempat ibadah kecil bagi umat Islam.
Pura Langgar bahkan memperhatikan aturan halal dalam sesajen yang dipersembahkan, menggunakan ayam atau itik sebagai pengganti daging babi, serta mengadakan ritual tahunan seperti Titi Mamah, yang mirip dengan kurban pada Hari Raya Idul Adha.
Bagi pengunjung Muslim, Pura Langgar menyediakan fasilitas seperti tempat wudhu dan area sholat.
Sejarah Pura Langgar sendiri cukup panjang, diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 dan terkait erat dengan perkembangan komunitas Muslim di Bali.
Meskipun Islam tidak berkembang pesat di Bangli seperti di daerah lain di Bali, keberadaan Pura Langgar membuktikan bahwa komunitas Muslim sudah ada sejak lama, bahkan memiliki hubungan sejarah dengan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur.
Baca juga: 7 Kuliner Viral yang Halal di Bali, Bikin Ngiler!
Kalau mau tau lebih banyak wisata halal di Bali kamu bisa bergabung ke komunitas Girls Beyond Circle!
Cover: Desa Candikuning